Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase 1. Buta Huruf 6 0,01 2. Belum Sekolah 5.126 12,79 3. Tidak Tamat SDSederajat 4.223 10,54 4. Tamat SDSederajat 6.574 16,40 5. Tamat SMPSederajat 779 1,94 6. Tamat SMASederajat 8.913 22,34 7. Tamat Diploma dan Perguruan Tinggi 14.457 36,07 Jumlah 40.078 100 Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan perguruan tinggi yakni sebesar 36,07. Hal tersebut menunjukan bahwa penduduk di wilayah ini memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan. Dengan semakin banyaknya penduduk yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, karena memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Tingkat pendidikan tersebut juga mempengaruhi sikap dan pola pikir penduduk, termasuk inovasi dalam melakukan usaha kerajinan di wilayah tersebut.

D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak

1. Sejarah UMKM Batik

Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari profesi masyarakat sebagai buruh batik di Yogyakarta. Awalnya buruh batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang mencukupi untuk membuat batik, namun pemilik usaha di tempat mereka bekerja sering memberikan pelatihan informal terhadap para buruh batik tersebut. Dari situlah mereka mampu membuat batik dengan berbagai motif. Kemudian, sebagian besar buruh batik tersebut pulang ke kampungnya untuk merintis usaha batiknya sendiri. Dengan bermodalkan pengalaman semasa bekerja pada industri batik di Kota Yogyakarta, ternyata batik yang mereka produksi disukai oleh pasar dan bisa berkembang. Saat ini UMKM Batik di Kecamatan Pandak sudah membudaya dan menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakatnya. Data dari DISPERINDAGKOP Kabupaten Bantul menyebutkan bahwa total UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan Pandak ada sekitar 40 UMKM. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3 tiga kelurahan yakni di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan Kelurahan Gilangharjo.

2. Ciri Khas Batik

Setiap kelurahan mempunyai ciri khas masing-masing, sehingga persaingan batik di wilayah tersebut tidak terlalu ketat. Kelurahan Wijirejo kini sudah menjadi salah satu sentra batik di Yogyakarta. Batik di kelurahan tersebut terkenal dengan teknik cap, perwarnaan sogan hitam, coklat, biru, dan putih, dan motif tradisional, sedangkan Kelurahan Gilangharjo telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai Desa Budaya Batik karena sebagian besar pembatik disana memproduksi batik klasik dan kental akan makna. Batik di wilayah tersebut lebih dikenal