121
dalam  upaya  mencapai  kesajahteraan  dalam  berkeluarga,  memberikan dukungan  agar  dapat  menghayati  perkawinan  secara  Kristiani  dan  membantu
mereka mendidik anak-anak secara Kristiani. Tujuan pokok dari pendampingan keluarga  Katolik  adalah  tercapainya  kesejahteraan  dan  berkembangnya  iman
dalam keluarga yang didampingi. Yang  menjadi  penanggung  jawab    utama  dari  semua  karya
pendampingan pastoral bagi seluruh umat Katolik di paroki adalah para pastor paroki.  Mengingat  tanggung  jawab  mereka  sangat  luas,  para  pastor  paroki
melibatkan  beberapa  tokoh  awam  yang  terhimpun  dalam  wadah  yang  disebut Dewan paroki dan Dewan paroki membentuk sebuah tim kerja pendampingan
keluarga paroki. Diperlukan juga keterlibatan banyak umat yang bersedia untuk ikut  melaksanakan  pendampingan  nyata  bagi  keluarga-keluarga  Katolik  di
paroki, sebab jumlah keluarga Katolik di setiap paroki sangatlah besar. Yang  dapat  dilibatkan  dalam  pendampingan  keluarga  adalah  tokoh
awam  yang  perkawinan  dan  hidup  keluarganya  cukup  baik  dan  bersedia membantu keluarga-keluarga Katolik  yang membutuhkan pertolongan. Hal ini
dilakukan  dengan  berbagai  cara.  Pertama,  mengunjungi  keluarga-keluarga  di tempat  tinggal  mereka.  kedua,  mendampingi  keluarga  lewat  kelompok-
kelompok  kategorial  seperti;  Marriage  Enconter  ME.  Ketiga,  melalui ceramah, diskusi, seminar, rekoleksi, retret dan sebagainya.
122
Skripsi ini berbicara tentang pastoral kunjungan keluarga sebagai jalan membantu umat paroki  dalam mengembangkan iman mereka. Penelitian lebih
menfokuskan pada keluarga-keluarga Katolik  yang mengalami  berbagai  krisis dalam  hidup.  Berdasarkan  hasil  penelitian,  responden  mengalami  berbagai
masalah  dalam  keluarga  dan  pada  umumnya  responden  kurang  mengalami perhatian  ataupun  pendampingan  dari  tim  pastoral  kunjungan  keluarga  yang
secara  khusus  diberikan  tugas  dan  tanggung  jawab  untuk  mendampingi keluarga-keluarga  Katolik.  Banyak  responden  yang  belum  pernah  dikunjungi
ataupun  mendapat  pendampingan  khusus  dari  tim  pastoral  keluarga.  Artinya tim  pastoral  kunjungan  keluarga  belum  maksimal  dalam  melaksanakan
tugasnya  sebagai  pendamping  keluarga  Katolik.  Maka    tim  pastoral    keluarga perlu mendapat pembinaan khusus melalui kegiatan rekoleksi keluarga dengan
harapan mereka sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendamping keluarga Katolik.
2. Rekoleksi  Tim  Pastoral Kunjungan Keluarga
a. Tujuan Kegiatan Rekoleksi Tim Pastoral Kunjungan Keluarga
Tujuan  dari  kegiatan  rekoleksi  tim  pastoral  kunjungan  keluarga pertama-tama hendak membangun kesadaran tim  pastoral  kunjungan keluarga
akan  pentingnya  tugas  dan  tanggung  jawab  mereka  sebagai  pendamping keluarga. Kedua, supaya tim pastoral kunjungan keluarga memiliki iman yang
kokoh  sehingga  dapat  menangkap  dengan  baik  apa  yang  dibutuhkan  umat.
123
Ketiga,  membantu  tim  pastoral  kunjungan  keluarga  agar    semakin  trampil dalam  mendampingi  keluarga  Katolik  sehingga  dalam  kehidupan  sehari-hari
mereka sungguh mengalami Allah yang berbelas kasih. Kegiatan rekoleksi tim pastoral  kunjungan  keluarga  membantu  tim  pastoral  kunjungan  keluarga
menemukan  pendekatan  baru  dalam  berpastoral  teristimewa  dalam mendampingi  keluarga  Katolik  zaman  ini.  Pendekatan    yang  kontekstual  dan
relevan  dengan  situasi  umat  teristimewa  keluarga  Katolik  yang  mengalami krisis dalam hidup agar mereka merasa diperhatikan, diterima, dibantu, dicintai
dan diampuni dengan penuh belas kasih. b.
Waktu, Tempat, dan Peserta Rekoleksi  ini,  pertama-tama  hendak  membantu  menyadarkan  tim
pastoral  kunjungan  keluarga  akan  pentingnya  tugas  dan  tanggung  jawab mereka  dalam  mendampingi  keluarga-keluarga  Katolik.  Tim  pastoral
kunjungan  keluarga  diundang  dalam  kegiatan  rekoleksi  ini  untuk  semakin trampil  dalam  mendampingi  umat    agar  umat  mengalami  belas  kasih  Allah.
Kegiatan  rekoleksi  ini  diharapkan  dapat  membantu  tim  pastoral  kunjungan keluarga  menemukan    cara  yang  tepat  dalam  mendampingi  umat  dan  mampu
untuk menangkap dengan baik  apa yang dibutuhkan umat berdasarkan situasi nyata  yang  dialami,  sehingga    keluarga  Katolik  sungguh  merasa  dibantu  dan
menemukan  manfaat  dari  pendampingan  tersebut.  Maka,  setiap  pengurus  tim pastoral  kunjungan  keluarga  paroki  administratif  Santo  Paulus  Pringgolayan
diharapkan untuk ikut terlibat dalam kegiatan rekoleksi ini.
124
Rekoleksi  tim pastoral kunjungan keluarga dilaksanakan satu tahun dua kali. Rekoleksi  yang pertama akan dilaksanakan pada saat libur sekolah bulan
Juli  dan  yang  kedua  pada  bulan  Desember.  Rekoleksi  yang  pertama  diambil bulan  Juli  karena  bertepatan  pada  libur  anak  sekolah,  sehingga  anggota  tim
pastoral  keluarga  masih  memiliki  waktu  senggang  untuk  mengikuti  rekoleksi. Kemudian rekoleksi yang kedua dilaksanakan pada bulan Desember bertepatan
dengan  pesta  Keluarga  Kudus,  dengan  alasan  agar    tim  pastoral  kunjungan keluarga  dapat  meneladani    cara  St.  Yosef  dan  Bunda  Maria  dalam
mendampingi  Yesus.  Berkorban,  setia  dan  tanggung  jawab  sehingga  Yesus dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Berkaitan  dengan  tempat  pelaksanaannya  dapat  ditentukan  secara bersama  dengan  pengurus  kegiatan  rekoleksi  tim  pastoral  kunjungan  keluarga
dan dapat mencari tempat yang nyaman untuk melaksanakannya.
C. Usulan Kegiatan Rekoleksi Tim Pastoral Kunjungan Keluarga
1. Latar Belakang Kegiatan
Gereja  Katolik  terpanggil    untuk  bersama-sama  mencari,  menyapa, mendengarkan  dan  bersehati  dengan  keluarga  yang  sedang  menghadapi
berbagai krisis dalam hidup. Disinilah Gereja hadir untuk menunjukkan wajah Allah yang murah hati dan berbelas kasih, terutama bagi keluarga Katolik yang
berada  dalam  situasi  sulit  1Yoh  4:8.  Amanat  Apostolik  Amoris  Laetitia Sukacita  Cinta  dalam  Keluarga  sebagai  tanggapan  Paus  Fransiskus  terhadap
hasil  Sinode  biasa  bulan  Oktober  tahun  2015  yang  merupakan  kelanjutan
125
Sinode Luar Biasa pada bulan Oktober tahun 2014 menyatakan bahwa keluarga merupakan  tema  sentral  dalam  kehidupan  Gereja.  Paus  Fransiskus  mengajak
supaya  Gereja  menghargai  semua  keluarga  Kristiani  dan  dengan  tulus membuka hati terhadap mereka yang sedang menghadapi berbagai krisis.
Gereja  Katolik  dipanggil  untuk  mewartakan  sukacita  Injil  dengan kesaksian  hidupnya  dan  kepeduliannya  kepada  keluarga-keluarga  lain.
Keluarga  sebagai  “sel  pertama  dan  sangat  penting  bagi  masyarakat” Familiaris  Consortio
42 dan  “sekolah kemanusiaan” Gaudium et Spes 52 menjadi  tempat  pertama  seseorang  belajar  hidup  bersama  orang  lain  serta
menerima  nilai-nilai  luhur  dan  warisan  iman.  Bercermin  dari  hidup  keluarga Kudus  Nazaret,  sebagai  ladang  sukacita  Injil  yang  paling  subur,  tempat  Allah
menabur, menyemai, dan mengembangkan benih-benih sukacita Injil. Keluarga yang  rukun,  bertahan  dalam  tantangan,  saling  mengasihi,  membantu  dan
melengkapi meningkatkan sukacita cinta dalam keluarga. Rekoleksi  ini  diharapkan  membantu  tim  pastoral  kunjungan  keluarga
untuk  semakin  menyadari  tugas  dan  tanggungjawabnya  sekaligus  menjadi pelaksana  pastoral  kunjungan  keluarga    bagi  keluarga-keluarga  Katolik
teristimewa  keluarga  Katolik  yang  membutuhkan  perhatian  khusus  dari  tim pastoral  keluarga    agar  mereka  merasa  diperhatikan  dan  sungguh  mengalami
Allah yang berbelas kasih.