55
Selanjutnya dari tahun 2003-2005 dewan stasi diketuai oleh bapak Thomas Markus Sumarno dengan Pastor Paroki Romo Antonius Jarot Kusno
Priyono, Pr. Romo Fransiskus Xaverius Agus Suryana Gunadi, Pr. Sebagai Romo pembantu. Pada periode ini, pembelian tanah sebelah utara Gereja seluas
1.054 m
2
. Dana berasal dari swadaya umat, dengan bantuan pinjaman dari KAS. Pada masa ini stasi berkembang menjadi 20 Lingkungan. Lingkungan
tersebut yaitu: Lingkungan Blasius, Bartolomeus, Maria Ratu Rosari, Angela Merici, Matias, Maria Martha, Isidorus, Agustinus, Yakobus, Ambrosius,
Markus, Gregorius Agung Sanjaya, Fransiskus Xaverius, Alfonsius, Richardus, Matius, Soegiopranoto, Sanjaya, Barnabas dan Dominikus. Tahun 2006-2008
yang menjadi ketua Dewan Stasi pada periode bapak Antonius Purwono Budi
Santoso, dengan Pastor Kepala Paroki Romo Fransiscus Xaverius Agus Suryana Gunadi, Pr dibantu oleh Romo Agustinus Tejo Kusumantono, Pr.
Periode ini memberi gambaran layak tidaknya Stasi Pringgolayan diajukan menjadi sebuah Paroki Administratif. Ada beberapa peristiwa penting yang
patut dicatat mengiringi langkah persiapan menuju sebuah Paroki Administratif, antara lain: Karina posko Bintaran membuat gedung untuk
kegiatan PIA, shelter multi guna, dan rumah taman serta satu unit tenda ukuran 10 m x 4 m. Stasi berusaha menambah luas tanah disebelah selatan Gereja
seluas 1.078 m
2
. Kemudian membangun pagar Gereja sebelah timur yang roboh akibat gempa dengan pagar besi, umat bergotong royong meratakan
tanah untuk lahan parkiran mobil. Periode ini juga terjadi pemekaran dua Lingkungan yaitu: Lingkungan Ambrosius menjadi Ambrosius dan
56
Bernadetha serta Lingkungan Gregorius Agung Sanjaya menjadi Bunda Theresa dan Gregorius Agung. Secara keseluruhan jumlah Lingkungan di Stasi
sampai saat ini menjadi 22 Lingkungan. Pada akhir periode ini, dibangun ruang pelayanan kesehatan dan ruang Sekretariat Paroki, sebagai persiapan menuju
sebuah Paroki administratif. Tahun 2009-saat ini. Tahap pembentukan panitia ad hoc
pembangunan Pastoran. Tahap ini merupakan tahap awal pembentukan panitia ad hoc pembangunan pastoran yang dipimpin oleh bapak Antonius Purwono
Budi Santoso. Pada tanggal 26 April 2009 pemberkatan batu penjuru oleh Romo Bernardinus Saryanto Wiryaputra, Pr sebagai Romo Vikep DIY. Setelah
selesai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan upacara peletakan batu pertama pembangunan Pastoran. Upacara peletakan batu pertama pembangunan
pastoran dipimpin oleh Vikep DIY Romo Bernardinus Saryanto Wiryaputra, Pr bersama Romo Mikhael Sugito, Pr, Romo Martin Fatin, SVD. Romo Vikep
berkenan menandatangani batu prasasti untuk gedung Pastoran.
3. Situasi Umat Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan
Berdasarkan buku statistik paroki 2015: 1 jumlah umat Katolik Paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan per 31 Desember 2015 3.009
jiwa. Laki-laki sebanyak 1.451 jiwa dan perempuan sebanyak 1.558 jiwa, maka total umat 3.009 jiwa. Jikalau dihitung per kepala keluarga sebanyak 912
KK yang tersebar di 22 Lingkungan dan 5 wilayah. Lingkungan dan wilayah yang dimaksud adalah sebagai berikut: Lingkungan Blasius, lingkungan
57
Bartolomeus, lingkungan Maria Ratu Rosari, lingkungan Angela Merici, lingkungan Matias, lingkungan Maria Martha, lingkungan Agustinus,
lingkungan Isidorus, lingkungan Yakobus, lingkungan Ambrosius, lingkungan Bernadetha, lingkungan Bunda Teresa, lingkungan Gregorius Agung,
lingkungan Markus, lingkungan Alphonsus, lingkungan Fransiskus Xaverius, lingkungan Albertus Soegijapranata, lingkungan Matheus, lingkungan
Richardus Sanjaya, lingkungan Barnabas, lingkungan Dominikus, lingkungan Sanjaya. Dan 5 wilayah sebagai berikut: wilayah Tesalonika Barat, wilayah
Filipi Utara, wilayah Kolose Timur, wilayah Efesus Selatan, dan wilayah Roma Tengah buku pedoman pelaksanaan dewan paroki administratif Santo
Paulus Pringgolayan 2009: 1-3. a.
Mata Pencaharian Umat Mata pencaharian umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan
bervariasi mulai dari buruh, petani, karyawan swasta, pedangan, perawat, dokter, pegawai Negeri, dosen dan pengusaha. Berdasarkan buku profil
paroki administratif Santo Paulus Pringgolaya 2015: 24 mayoritas mata pencarian umat Katolik Pringgolayan adalah pedagang, karyawan swasta
dan pegawai. b.
Kondisi umat Kondisi umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan yang penulis
paparkan di bawah ini berdasarkan buku profil paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan 2015: 24 dan hasil wawancara dengan bapak Ari
58
sebagai pengurus Paroki bagian sekertariat pada tanggal 20 Juni 2016. Segi-segi kondisi umat tersebut sebagai berikut:
1 Segi ekonomi
Kehidupan ekonomi umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan terdiri dari golongan atas, menengah dan bawah. Hal ini terlihat dari
pekerjaan mereka yang bervariasi. Yang termasuk dari golongan atas biasanya mereka yang menjadi pengusaha, dokter dan dosen lalu yang
termasuk dari golongan menengah adalah pegawai negeri sipil, guru, perawat, pedagang, wiraswasta dan karyawan swasta. Sedangkan untuk
golongan bawah adalah petani dan buruh. Perbedaan sosial kehidupan dalam bidang sosial ekonomi itu bukan menjadi penghalang dalam
kebersamaan untuk membangun Gereja. 2
Segi pendidikan Tingkat sosial ekonomi umat mempunyai pengaruh pada tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan cukup tinggi. Ada yang mendapat pendidikan tinggi, ada pula
yang hanya sampai pendidikan SMP atau sederajatnya saja. Pengaruh itu disebabkan karena perbedaan pendapatan ekonomi rumah tangga. Yang
memiliki pendapatan lebih tinggi dapat memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sampai jenjang perguruan tinggi. Sementara rumah tangga
yang berpenghasilan rendah merasa berat untuk menyekolahkan anak- anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
59
3 Segi kebudayaan
Umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan sebagian besar suku Jawa, Tionghoa dan Sulawesi. Namun ada pula dari mereka yang bersuku
Batak dan Flores. Sebagian besar dari mereka adalah perantauan dari berbagai kota bahkan pulau. Bahasa yang digunakan di Pringgolayan
adalah bahasa Jawa. Kebanyakan umat dari Pringgolayan berasal dari wilayah Kulonprogo, Klaten, Wonosari, Solo dan Yogyakarta. Umat yang
asli cukup banyak.
4. Visi dan Misi Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan
Rumusan Visi dan Misi yang akan penulis uraikan di bawah ini berdasarkan buku Kalenderium paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan
2016: 2 visi dan misi sebagai pedoman strategik untuk pengembangan paroki berlandaskan pada ARDAS KAS 2011-2015. Oleh sebab itu, penulis akan
mengungkapkan kembali visi dan misi paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan.
a. Visi
Umat Allah Paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan yang hidup di tengah pluralitas masyarakat sebagai persekutuan paguyuban murid-murid
Kristus menjadi pembawa keselamatan dan saudara bagi sesama.
b. Misi
1 Meningkatkan kinerja organisasi gerejani dan sinergi paguyuban-
paguyuban umat serta peran komunitas-komunitas.
60
2 Mewujudkan liturgi yang baku dan peribadatan yang berpedoman,
memiliki nuansa lokal merangkul melibat, dan menyentuh umat. 3
Mewujudkan pewartaan yang menyelamatkan, menggemakan firman, mengembangkan iman, menumbuhkan kesadaran dan mengaktifkan
umat, serta memberikan keteladanan. 4
Mengembangkan kehidupan dan keterlibatan umat dalam pelayanan pada masyarakat plural demi terciptanya persaudaraan sejati.
5 Menciptakan Gereja yang memadai, lengkap, bersahabat dengan
lingkungan dan membangkitkan kerinduan. 6
Menyediakan data dan informasi Gereja yang selalu yang selalu baru untuk pengembangan Gereja dan mendukung reksa pastoral
Berkaitan dengan visi dan misi, yang menjadi prioritas utama adalah pemberdayaan para petugas, baik tim pastoral kunjungan keluarga, pewartaan,
liturgi maupun petugas sosial masyarakat. Umat Katolik paroki administratif
Santo Paulus Pringgolayan mengambil peran dalam membangun Gereja sebagai umat Allah yang hidup di tengah pluralitas masyarakat sebagai
persekutuan paguyuban sesuai dengan bidang masing-masing. Artinya bahwa umat lebih berperan aktif mengambil bagian dalam pembangunan Gereja demi
perkembangan iman bersama. Perwujudan iman tergambar dalam pengakuan bahwa umat Katolik hidup bermasyarakat dan bertindak secara Katolik.
Mewujudkan iman dalam hidup bermasyarakat dengan terlibat dalam kegiatan- kegiatan di bidang sosial, politik, kemasyarakatan demi terwujudnya
kesejateraan umum. Menyadari Gereja sebagai bagian dari hidup masyarakat
61
maka umat Katolik dipanggil untuk terlibat dalam hidup bermasyarakat, peka dan peduli terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, terlibat
dalam pembangunan masyarakat dengan memberi diri untuk menjadi pengurus masyarakat. Umat Katolik Pringgolayan hidup dalam persekutuan sebagai
orang beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai umat beriman yang percaya kepada Kristus mereka hidup dalam paguyuban sebagai keluarga dan
saudara bagi sesama dan menjadi tanda kehadiran Tuhan yang mencintai dan menyelamatkan umat-Nya lewat kesaksian hidup di tengah masyarakat.
Selanjutnya, visi dan misi tersebut diturunkan ke dalam berbagai program kerja tahunan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan Paroki
Administratif Santo Paulus Pringgolayan dan penentuan misi ini tidak hanya
berakhir dalam rumusan saja tetapi ditindaklanjuti. Dari uraian misi di atas terlihat bahwa semuanya mengarah pada pengembangan paroki dan
perkembangan iman umat. Artinya bidang-bidang kerja yang ada ini merupakan kekuatan tumbuhkembangnya iman umat. Sebab dari sanalah umat
dapat belajar bagaimana iman dihayati, dimaknai dan diwujudnyatakan dan akhirnya perwujudan iman mereka semakin dirasakan oleh banyak orang.
5. Karya-karya Pastoral Paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan
Karya-karya pastoral
Gereja yang
diselenggarakan paroki
administratif Santo Paulus Pringgolayan sangat beragam. Pada umumnya karya pastoral itu diselenggarakan dalam rangka mengembangkan keempat fungsi
Gereja. Keempat fungsi Gereja yang dimaksud adalah bidang persekutuan
62
koinonia, bidang pewartaan kerygma, bidang liturgi leiturgia, dan bidang pelayanan diakonia. Karya-karya pastoral yang akan penulis paparkan disini
merupakan karya-karya yang termuat dalam buku Kalenderium paroki
Administratif Santo Paulus Pringgolayan 2016: 2.
a. Bidang Persekutuan Koinonia
Bagi umat Kristiani, koinonia merupakan fungsi dasariah yang amat penting. Koinonia merupakan pangkal dan tujuan Gereja karena umat Kristiani
merupakan persekutuan orang-orang yang percaya akan Allah dalam diri Kristus. Sebagai pangkal dan tujuan Gereja koinonia bukan hanya untuk
dirinya sendiri tetapi juga demi kepentingan semua orang. Ciri pokok dari persekutuan tersebut adalah hidup bersama berdasarkan iman dan cinta kasih
serta kesediaan untuk saling mengembangkan pribadi satu sama lain. Persekutuan dalam umat diwujudkan dengan menciptakan saat-saat bersama,
doa bersama, mengikuti kegiatan rohani bersama. Keterlibatan umat dalam usaha mewujudkan diri sebagai persekutuan para murid di tengah masyarakat
menjadi tugas semua orang beriman. Paroki
administratif Santo
Paulus Pringgolayan
terus mengembangkan persekutuan dan mengupayakan persekutuan dalam Gereja
dan masyarakat melalui PIA, PIR, OMK, Legio Maria, kelompok Lansia dan kelompok Devosi Kerahiman Ilahi, kelompok Misdinar dan menghidupkan
kembali semangat pastoral kunjungan keluarga. Salah satu bentuk usaha meningkatkan pelaksanaan pastoral
kunjungan keluarga di paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan dengan membuat program kunjungan keluarga, sehingga semua umat Katolik terutama
63
keluarga-keluarga Katolik yang sedang menghadapi berbagai krisis mendapat perhatian dan dukungan dari sesama umat berimat lewat kegiatan pastoral
kunjungan keluarga. Program kunjungan keluarga dapat membantu umat Katolik untuk meningkatkan kembali pelaksanaan pastoral kunjungan
keluarga dengan menghidupkan kembali kebiasaan saling mengunjungi. Dengan demikian umat Katolik merasa tersapa, diteguhkan dan diperhatikan
sebagai semasama umat beriman. Komunitas Magnificat PRR Pringgolayan turut mengambil bagian
untuk mengembangkan persekutuan dan mengupayankan persekutuan umat paroki Pringgolayan melalui kegiatan kunjungan keluarga yang dijadwalkan
oleh komunitas pada hari Rabu dan hari Minggu sebagai warisan kerasulan pendiri Kongregasi Mgr. Gabriel Manek SVD. Keterlibatan dalam kegiatan
kelompok kategorial diharapkan akan terus berkembang hingga tercapainya visi Gereja universal.
b. Bidang Pewartaan Kerygma
Umat Kristiani mengambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil. Panggilan tersebut diemban sejak penerimaan sakramen
baptis sebagai pintu gerbang seorang masuk dan menjadi orang Katolik. Pewartaan di sini tidak diartikan sebagai bentuk kegiatan mempertobatkan
orang lain menjadi Katolik tetapi pewartaan sebagai usaha yang terus menerus memperbaharui dan memperdalam hubungan umat beriman akan
Kristus. Jadi maksud pewartaan di sini lebih pada memperdalam penghayatan iman setiap umat beriman.
64
Adapun bentuk kegiatan pewartaan di paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan antara lain: melalui dialog bersama, kesaksian hidup,
pendalaman sabda baik di tengah keluarga maupun di lingkungan. Adapun bentuk kegiatan pewartaan di dalam keluarga antara lain: mengajak anggota
keluarga untuk membaca Kitab Suci lalu merenungkannya dan kemudian menafsirkan Sabda Allah dengan bersharing dari setiap anggota keluarga dan
mengajarkan anak mengenai pelajaran agama dengan demikian membantu
mengembangkan iman anak.
c. Bidang Liturgi Leiturgia
Fungsi Gereja dalam bidang liturgi adalah merayakan karya penyelamatan Allah terhadap manusia yang terwujud dalam diri Yesus Kristus.
Dalam liturgi umat mengungkapkan imannya akan karya Allah sekaligus bersyukur atas segala rahmat yang diterimanya secara cuma-cuma. Bagi umat
Kristiani liturgi
mempunyai tujuan
untuk mengungkapkan
dan memperkembangkan iman akan Yesus Kristus.
Adapun bentuk kegiatan yang terjadi di Paroki administrtif Santo Paulus Pringgolayan antara lain: misa di Gereja menyisipkan unsur budaya
pada setiap misa spesial misalnya misa dengan kultur Jawa, Tionghoa, terlibat aktif dalam perayaan iman, menghadiri perayaan Sakramen, Ekaristi,
Pengakuan dosa, Adorasi, Rosario, Krisma, dan upacara baptis. Adapun bentuk kegiatan liturgi dalam keluarga: mengajak keluarga doa malam bersama, doa
sebelum dan sesudah makan, melaksanakan ibadat saat anggota keluarga
65
merayakan hari ulang tahun atau syukuran. Mengajak anggota keluarga untuk pergi ziarah.
d. Bidang Pelayanan Diakonia
Umat Kristiani adalah persekutuan cinta kasih, maka umat dipanggil untuk mengamalkan cinta kasih itu melalui pengabdiannya kepada sesama,
terutama bagi mereka yang kurang mendapat perhatian, mereka yang sedang dalam persoalan, terutama bagi mereka yang papa. Dijiwai oleh cinta kasih dan
semangat pelayanan, umat Kristiani menyediakan diri untuk melayani setiap orang sebagai pribadi dan anak Allah. Umat Kristiani juga dituntut untuk
mengikuti sikap dan semangat hidup Kristus. Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Demikian juga, umat Kristiani
dituntut untuk saling melayani, membantu, menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya.
Adapun bentuk kegiatan yang terjadi di Paroki administrtif Santo Paulus Pringgolayan antara lain: umat yang kurang mampu mendapatkan
pelayanan pengobatan gratis, pelayanan orang meninggal, mengunjungi orang sakit dan yang ada dalam penjara. Memberikan bantuan beasiswa untuk anak
yang kurang mampu dan membantu pendatang baru. Misalnya: ketua lingkungan mencarikan tempat tinggal kepada pendatang baru dan
memperkenalkan pendatang baru kepada warga lingkungan. Dengan demikian pendatang baru merasa diperhatikan dan diterima sebagai keluarga.
66
B. Penelitian tentang Pastoral Kunjungan Keluarga Sebagai Jalan
Membantu Umat Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan Dalam Mengembangkan Iman Mereka.
Gambaran umum paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan yang telah diuraikan pada pokok bahasan pertama akan dilengkapi dengan
pokok bahasan yang kedua ini. Pokok bahasan kedua ini mengungkapkan penelitian mengenai pastoral kunjungan keluarga sebagai jalan membantu
umat paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan dalam mengembangkan iman mereka. Dan secara khusus akan dipaparkan mengenai persiapan
penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing variabel, dan kesimpulan penelitian.
1. Persiapan Penelitian
Berikut ini penulis akan menguraikan gambaran penelitian yang akan penulis lakukan. Gambaran tersebut meliputi latar belakang penelitian, tujuan,
jenis, instrumen pengumpulan data, responden, tempat dan alokasi waktu, kemudian variabel yang diteliti, dan kisi-kisi.
a. Latar Belakang Penelitian
Gereja Katolik Universal terpanggil untuk bersama-sama mencari, menyapa, mendengarkan dan bersehati dengan keluarga yang sedang
menghadapi tantangan, termasuk mereka yang tidak sanggup mempertahankan nilai-nilai hidup perkawinan dan keluarga. Disinilah Gereja hadir untuk
menampilkan wajah Allah yang murah hati dan berbelas kasih, terutama bagi keluarga yang berada dalam situasi sulit.
67
Gereja Katolik Universal memberi perhatian khusus kepada keluarga Katolik melalui Sinode para uskup pada tahun 2015 yang merupakan
kelanjutan dari Sinode Luar Biasa para uskup tahun 2014. Dalam Sinode tersebut, para uskup membahas tema tentang keluarga. Paus Fransiskus melalui
amanat Apostolis Amoris Laetitia Sukacita Cinta dalam Keluarga mengajak supaya Gereja Katolik menghargai semua keluarga Kristiani dan dengan tulus
membuka hati terhadap mereka yang sedang menghadapi berbagai krisis. Gereja Katolik Indonesia menanggapi hasil Sinode Luar Biasa para
uskup melalui SAGKI IV 2015 yang secara khusus membahas tema”Keluarga
Katolik: Sukacita Injil, panggilan dan perutusan keluarga dalam Gereja dan masyarakat Indonesia yang Majemuk”. Gereja Katolik Indonesia dipanggil
untuk menunjukkan wajah Allah yang murah hati dan berbelas kasih melalui perhatian terutama kepada mereka yang paling lemah, rapuh, terluka dan
menderita. Gereja Katolik Indonesia merasa bertanggung jawab dalam
mengantisipasi seluruh situasi dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga- keluarga Katolik. Keprihatinan Gereja ini ditunjukan melalui pastoral
kunjungan keluarga dengan harapan agar keluarga-keluarga Katolik merasa terbantu, diperhatikan dan diteguhkan dalam iman. Namun seiring
perkembangan zaman semangat pastoral kunjungan keluarga semakin pudar disebabkan oleh berbagai macam faktor baik faktor internal seperti: ekonomi,
pendidikan, malas, cuek dan sikap egois yang ingin mementingkan diri sendiri dan tidak mau peduli dengan orang lain maupun faktor eksternal seperti: tidak
68
ada program kunjungan keluarga dari paroki, lingkungan yang kurang mendukung dan kesibukan rutinitas umat yang berbeda-beda.
Pengamatan penulis selama berdomisili di paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan bahwa umat Katolik
belum memaksimalkan pastoral kunjungan keluarga, baik oleh imam, biarawan, biarawati para bruder
MTB dan para suster PRR yang berdomisili di paroki Pringgolayan. Karena kunjungan keluarga belum disadari sepenuhnya sebagai sesuatu yang penting
dan berguna bagi perkembangan iman umat serta bagi keutuhan dan kesatuan paguyuban jemaat paroki. Ketidaksadaran ini mengakibatkan umat merasa
kurang diperhatikan, dan diterima sebagai anggota lingkungan dimana mereka berada sehingga menyebabkan mereka kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang diadakan paroki. Umat tidak merasa tergerak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan paroki. Umat merasa tidak digerakkan untuk
memiliki rasa tanggungjawab yang lebih mendalam sebagai sebuah paguyuban umat beriman.
Dengan demikian tidak mengherankan jika yang hadir dalam kegiatan paroki hanyalah orang-orang yang sama saja. Kebanyakan orang cenderung
sibuk dengan rutinitas aktivitas hariannya dari pada turut terlibat dan berkumpul bersama saudara seiman dalam berbagai kegiatan yang diadakan
paroki dan meluagkan waktu untuk mengunjungi sesama umat beriman teristimewa keluarga-keluarga Katolik yang mengalami berbagai macam krisis
dalam hidup mereka. Umat menjadi egois dan mengutamakan kepentinganya sendiri tanpa mau peduli dengan kepentingan atau kebutuhan orang lain
69
Penulis mempunyai kesan bahwa kebanyakan umat masih mengharapkan kunjungan dari kaum biarawan-biarawati dan hanya sedikit
yang mengharapkan dari sesama warga. Hal ini merupakan kenyataan, karena kunjungan awam kepada awam di dalam Gereja Katolik masih sangat asing
dan belum memasyarakat. Kecendrungan umat menantikan kunjungan dari kaum biarawan-biarawati. Mereka berpendapat kaum biarawan-biarawati lebih
sebagai pimpinan yang harus mencari dombanya. Maka Gereja atau pastor mempunyai kewajiban untuk mengunjungi umatnya.
Bertolak dari permasalahan dan situasi yang terjadi dalam keluarga- keluarga Katolik yang disebabkan oleh berbagai macam faktor ekonomi,
pendidikan, perselingkuhan dan faktor lainnya maka penulis sendiri merasa prihatin dan tergerak untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini
berusaha memperoleh data mengenai pastoral kunjungan keluarga dan hubungannya dengan perkembangan iman, sekaligus dari penelitian ini ada
harapan-harapan yang sekiranya menjadi solusi bersama untuk membantu meningkatkan kehidupan iman umat. Di lain pihak pastoral kunjungan keluarga
membantu para pemiminpin Gereja untuk melihat secara langsung situasi yang terjadi dalam keluarga-keluarga Katolik dan bagaimana mencari solusinya baik
untuk kepentingan Gereja dalam berpastoral maupun untuk kepentingan seluruh umat Katolik terutama keluarga-keluarga Katolik dalam menghadapi
situasi dan tantangan dalam keluarga. Dengan demikian umat Katolik di paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan semakin menyadari pentingnya
pastoral kunjungan keluarga untuk membantu mengembangkan iman umat.
70
b. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diangkat di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
1 Mendapat gambaran sejauh mana pastoral kunjungan keluarga itu
terlaksana oleh umat di paroki administratif Santo Paulus Pringgolayan 2
Mengetahui pengaruh positif pastoral kunjungan keluarga bagi perkembangan iman umat di paroki administratif Santo Paulus
Pringgolayan. 3
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh umat yang dikunjungi
4 Mendapatkan gambaran harapan umat dalam rangka meningkatkan
pastoral kunjungan keluarga. c.
Variabel penelitian Variabel merupakan segala sesuatu atau fator-faktor yang
menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatannya terhadap peristiwa atau gejala yang menjadi sasaran penelitian Sutrisno Hadi, 1982:
224. Variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian mengenai pastoral kunjungan keluarga:
1 Identitas responden
2 Gambaran tentang pastoral kunjungan keluarga
3 Pentingnya pastoral kunjungan keluarga
4 Kesulitan-kesulitan yang dialami umat Katolik dalam melaksanakan
pastoral kunjungan keluarga.
71
5 Harapan-harapan umat Katolik dalam meningkatkan pastoral kunjungan
keluarga. d.
Definisi Konseptual 1
Pastoral kunjungan keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh umat beriman sebagai jalan untuk membantu hidup iman umat dengan
cara berkunjung dari rumah ke rumah, sehingga Sang Gembala terasa tampil, hadir, menemani dan berkarya bagi semua manusia.
2 Perkembangan iman merupakan proses dan usaha orang-orang dewasa
atau orang tua secara terus-menerus untuk membantu agar iman terus berkembang.
e. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode diskriptif. Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dan kuantitatif,
namun pendekatan kualitatif dipilih sebagai pendekatan utama. Penggunaan kedua pendekatan ini tidak saling bertentangan. Menurut Moleong 2012: 38,
“kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigm lainnya hanya sebagai
pelengkap saja”. Kedua pendekatan tersebut digunakan sebagaimana mestinya untuk keperluan menyusun skripsi.
Dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan gambaran data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat diamati Moleong, 2007: 6, yang benar-benar terjadi dan dialami