Memberikan Rekomendasi Pemantauan Monitoring Tugas Auditor Internal

10 4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra Muktiartha Teori Keadaan yang Sesungguhnya Terjadi Sesuai Tidak Sesuai Diterapkan Sebagian Tidak Bisa Diterapkan Ket

A. Memberikan Rekomendasi

Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam system control. Auditor internal memberikan rekomendasi untuk direktur utama dan bagian remedial. Rekomendasi yang diberikan adalah mengenai bentuk penyelamatan kredit seperti rescheduling, reconditioning, restructuring , kombinasi dan eksekusi. √ 11

B. Pemantauan Monitoring

Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas mutu pengendalian internal secara berkesinambungan berkala oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan C. Laporan Kegiatan Audit Laporan hasil audit adalah media formal yang disampaikan oleh internal audit dalam menyampaikan Auditor internal melakukan pemantauan untuk memastikan apakah tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan dan telah dilakukan perbaikan. Auditor internal memberikan laporan hasil audit setiap bulannya kepada direktur utama dan dewan komisaris. Laporan audit berisi √ √ 12 hasil dari suatu penugasan. Laporan auditor internal merupakan saran pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh direktur utama. Melalui laporan ini, auditor internal akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai kegiatan audit yang dilakukan selama satu bulan, temuan-temuan pada aktivitas kredit, komentar atau tanggapan dari direktur utama dan dewan komisaris yang sudah dipertimbangkan, dan pernyataan auditor internal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 2 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Tugas Auditor Internal

1. Bagaimana kebijakan manajemen PT. BPR Chandra Muktiartha atas pemberian tugas dan wewenang pada auditor internal? Kebijakan sesuai dengan kebijakan yang ada di perusahaan dan sesuai dengan SOP atau standar operasional prosedur. Ada SOP khusus untuk satuan pengawas internal. Direksi memberikan tugas kepada auditor internal dalam hal pengendalian dan pengawasan berdasarkan aturan yang ada di PT. BPR Chandra Mukthiarta maupun peraturan dari OJK. Kewenangan pengawasan pada saat Account Officer mencari nasabah sampai kredit selesai atau lunas. 2. Sejauh mana peran auditor internal terhadap perkreditan ? Auditor Internal tidak ikut dalam memutuskan kredit tetapi setelah terjadinya pencairan kredit, karena tugas auditor internal di BPR adalah pengawasan intern, jadi tidak terjun ke operasional. Satu minggu setelah pencairan auditor internal melakukan OTS atau On The Spot. Menilai apakah sesuai dengan tujuan penggunaan kredit supaya tidak terjadi kredit bermasalah. Pada saat OTS, auditor internal tidak terjun ke lapangan sendiri namun didampingi oleh AO atau Account Officer maupun bagian lain yang bersangkutan. Auditor internal juga meminimalkan resiko kerugian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari debitur seperti usaha menurun atau bangkrut, kesehatan debitur, kebijakan pemerintah dan lain- lain. 3. Bagaimana pengaruh aktivitas perkreditan terhadap fungsi audit internal? Tidak pengaruh, namun auditor internal berpengaruh terhadap perkreditan karena auditor internal dapat masuk pada semua bagian yang ada dalam perusahaan. Meminimalkan kredit bermasalah sedini mungkin. 4. Usaha-usaha apa yang dilakukan auditor internal terhadap pengendalian dan pengawasan perkreditan ? Ketika kredit sudah cair, auditor internal melakukan OTS seminggu sesudah pencairan untuk lebih mengetahui kondisi yang ada di lapangan apakah sesuai dengan yang sebenarnya. Meyakini apa yang dianalisis benar apa adanya. Auditor internal lebih banyak melakukan pencegahan pada saat on the spot, namun sebelum melakukan OTS auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit lalu membandingkan dengan keadaan yang ada di lapangan. 5. Apa yang dilakukan oleh auditor internal bilamana ditemukan penyimpangan-penyimpangan kebijakan perkreditan ? Hanya melaporkan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dan merekomendasikan hasil analisis untuk pengambilan keputusan namun auditor internal tidak dapat ikut serta dalam memutuskan. 6. Bagaimana tingkat pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal terhadap aktivitas perkreditan ? Dari kredit cair sampai kredit bermasalah. Pengawasan dilakukan berdasarkan kategori kolektibilitas kredit yang mengacu pada ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia : a. Kredit Lancar Kolektibilitas 1 Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan. b. Kredit Kurang Lancar Kolektibilitas 2 Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan. c. Kredit diragukan Kolektibilitas 3 Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjamandan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. d. Kredit macet Kolektibilitas 4 Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan. Auditor internal sudah melakukan pengawasan yaitu satu minggu sesudah pencairan dengan melakukan OTS untuk memastikan. Jika pembayaran kredit telat satu hari maka bagian soft collection menelpon debitur untuk mengingatkan agar melakukan pembayaran kredit. Jika debitur sudah masuk dalam kolektibilitas 2, 3, dan 4 maka OJK mewajibkan untuk menyiapkan perhitungan PPAP yaitu penyisihan penghapusan piutang produktif dimana PPAP digunakan untuk biaya penghapusan piutang. PPAP dilihat dari kemampuan perusahaan, harus menyisihkan berapa untuk PPAP. Berkaitan dengan rugi laba perusahaan karena pengawasan kredit bisa dipertahankan untuk tidak naik kolektibilitas maka bisa mengurangi biaya pencadangan PPAP dan otomatis dapat menaikkan laba perusahaan, tetapi jika kredit yang bermasalah tidak pernah dimonitor sehingga kolektibilitasnya terus meningkat dan menjadi kredit macet, maka pencadangan PPAP nya juga harus besar dan mengurangi laba perusahaan karena perusahaan juga harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk pencadangan.

B. Standar Kinerja