D. Kredit Bermasalah
1. Pengertian Kredit
Menurut pasal 1 Undang-undang perbankan tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan. Menurut Tawaf 1999 : 7 Bank harus mematuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, karena : a.
Kredit mengandung risiko, sehingga pelaksanaannya harus memperhatikan asas kredit yang sehat.
b. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan perkreditan
yang jelas. c.
Kebijakan Perkreditan Bank KPB berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua perkreditan bank
Struktur kredit pada ruang lingkup BPR Herli, 2013 yaitu : a. Kredit angsuran, dilunasi dengan cara diangsur per periode,
dan angsuran pada umumnya dibayar setiap bulan. Walau masih memungkinkan untuk memodifikasi dengan pemberian
grace period masa di mana debitur hanya perlu mengangsur
bunganya saja pada beberapa periode awal investasi, tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebijakan seperti ini harus dilihat kasus per kasus. Untuk kredit angsuran ini terdapat 3 alternatif yaitu : flat, anuitas,
dan menurun. b. Kredit berjangka, umumnya untuk kebutuhan modal kerja
yang sifatnya jangka pendek musiman. Kredit ini sistemnya tetap membayar angsuran bunga setiap bulan, dan pokok
kredit hanya akan dilunasi pada akhir periode kredit beserta bunga terakhirnya.
Kredit merupakan fasilitas pinjaman tunai maupun non tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan syarat-
syarat tertentu dan mewajibkan nasabah untuk melunasi hutangnya dengan membayar angsuran dan bunga sesuai
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak yang bersangkutan. Tujuan bank dalam kegiatan kredit ini
adalah mencari keutungan dari pembayaran bunga yang dilakukan oleh nasabah, namun disisi lain nasabah juga
mendapat keuntungan berupa uang pinjaman yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan usahanya. Kredit juga dapat
membantu pemerintah seperti memberikan pinjaman untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Kredit bermasalah menurut Ismail 2010 adalah kredit yang telah disalurkan oleh bank dan nasabah tidak dapat
melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.
Dalam memberikan kredit kepada nasabah, bank juga menerapkan prisnsip kehati-hatian karena kredit mengandung
risiko yang sangat besar, jika debitur tidak dapat membayar atau melunasi hutangnya maka bank akan mengalami kerugian.
2. Penggolongan Kualitas Kredit Kolektibilitas Kredit Menurut
Lukman Dendawijaya, 2003 : a.
Kredit lancar Kolektibilitas 1 Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat
tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan.
b. Kredit kurang lancar Kolektibilitas 2
Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan selama 3 tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan.
c. Kredit diragukan Kolektibilitas 3
Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan selama 6 enam bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.
d. Kredit macet Kolektibilitas 4
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.
3. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Menurut Ismail 2010 ada dua faktor penyebab kredit bermasalah yaitu dari faktor intern bank dan faktor ekstern
bank. a.
Faktor intern bank 1
Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka
waktu kredit. 2
Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit
yang seharusnya diberikan. 3
Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis
dengan tepat dan akurat. 4
Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit
5 Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan
monitoring kredit debitur b.
Faktor Ekstern Bank 1
Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah a
Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah
tidak memiliki
kemauan dalam
memenuhi kewajibannya.
b Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga
dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan modal kerja. c
Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai
dengan tujuan penggunaan side streaming 2
Unsur ketidaksengajaan a
Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan
sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran.
b Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar,
sehingga volume
penjualan menurun
dan perusahaan rugi.
c Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang
berdampak pada usaha debitur. d
Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur.
4. Tindakan Penyelamatan Kredit
Meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada
satupun bank yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena tidak mungkin dari semua kredit yang disalurkan semuanya
lancar Ismail 2010. Maka upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain :
a. Rescheduling
Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.
b. Reconditioning
Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang
telah dilakukan oleh bank dengan nasabah. c.
Restructuring Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam
menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.
d. Kombinasi
Merupakan upaya penyelamatan kredit yang melakukan penggabungan antara rescheduling, reconditioning, maupun
restructuring. e.
Eksekusi Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh
bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah dengan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.
E. Penelitian Terdahulu