Uji normalitas Uji Asumsi
Individu tersebut akan dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang dapat diterima pasangannya dengan baik Walgito,
2004. Individu yang memiliki emosi dengan kematangan tinggi memiliki ciri tidak mudah tersinggung dan mampu menerima kritikan dan masukan
dari orang lain Finkelor, 2004. Saat individu memiliki kematangan emosi, ia cenderung mampu mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan
mengakui kekurangan dari dalam dirinya. Sehingga, apabila pasangan menegur ia tidak akan berkecil hati dan marah melainkan menerima masukan
dan mempertimbangkan dengan akal sehat untuk memperbaikinya. Hal lain yang menunjukkan bahwa individu memiliki kematangan emosi tinggi
adalah individu tersebut memiliki tanggung jawab yang baik, serta memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya Khairani, 2013.
Individu yang bertanggung jawab, akan menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan pada pasangannya. Ia juga
mampu dan berani menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu setia dengan bertanggung
jawab atas semua perbuatan yang ia ucapkan dan lakukan. Peneliti kurang mampu mengontrol beberapa faktor lain sebesar 38,2 .
Faktor lain yang dapat dimungkinkan dapat mempengaruhi kesetiaan perkawinan pasangan suami isteri antara lain, faktor lingkungan. Individu
yang tinggal dalam lingkungan dengan kondisi yang selalu menghargai orang lain, mampu menerima setiap perbedaan dan mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya akan membantu individu dalam menghadapi
permasalahannya dengan penuh pengertian. Oleh sebab itu, lingkungan akan memberikan kontribusi dalam membentuk individu sehingga memiliki emosi
yang semakin matang. Dalam konteks perkawinan, pasangan suami isteri yang tinggal dalam keluarga dengan kondisi yang selalu menghargai
pasangan, mampu menerima setiap perbedaan dan mampu menyesuaikan diri dengan pasangannya akan membantu suami dan isteri dalam menghadapi
permasalahan rumah tangganya dengan penuh pengertian. Dengan demikian keadaan relasi dalam rumah tangga khususnya hubungan suami isteri akan
memberikan kontribusi dalam membentuk diri dan pasangan. Faktor lainnya yang dapat dimungkinkan dapat mempengaruhi
kesetiaan perkawinan pasangan suami isteri yang tidak mampu dikontrol oleh peneliti antara lain faktor pengalaman. Pengalaman individu yang
memberikan pelajaran dan masukan dalam kehidupannya. Pelajaran yang baik akan dikembangkan untuk mengontrol dan mengelola emosi. Sedangkan
pengalaman yang buruk dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi. Semakin banyak pengalaman diri individu, maupun pengalaman orang lain akan dapat
membentuk emosi individu menjadi semakin matang. Dalam kehidupan perkawinan faktor pengalaman dari diri sebagai isteri maupun suami akan
menjadikan pelajaran yang baik yang dapat di kembangkan untuk mengontrol dan mengelola emosi Meichati, 1987.