DINAMIKA KEMATANGAN LANDASAN TEORI

emosi yang tinggi dalam diri pasangan suami isteri akan membuat individu tersebut mencapai kepuasan emosional dan menumbuhkan kepedulian terhadap komitmen dalam perkawinan sehingga terbentuklah sikap setia dari individu terhadap pasangannya. Sedangkan kematangan emosi yang rendah dalam diri pasangan suami isteri akan membuat individu tersebut mengalami kendala dalam pencapaian kepuasan emosional dalam perkawinan sehingga terbentuklah sikap kesetiaan yang rendah dari individu terhadap pasangannya.

E. SKEMA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI

F. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri ini menggunakan jenis penelitian korelasi untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kedua variabel, yakni variabel kematangan emosi dengan variabel kesetiaan perkawinan.

B. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan sebuah gejala yang dijadikan target peneliti untuk diamati. Variabel tersebut dijadikan sebagai sebuah atribut dari individu, yang memiliki variasi satu dengan lainnya dalam sebuah kelompok Sugiyono, 2002. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah : 1. Variabel Independen : Kematangan Emosi 2. Variabel Dependen : Kesetiaan

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan dari variabel - variabel penelitian yang berhubungan dengan realitas yang akan diukur sekaligus sebagai manifestasi dari berbagai hal yang akan diamati Kerlinger, 2002. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kematangan Emosi

Dalam penelitian ini kematangan emosi diukur dalam 4 aspek besar yakni aspek kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, serta pengambilan keputusan. Berdasarkan keempat aspek besar tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kematangan emosi pada suami isteri dengan menggunakan skala kematangan emosi. Semakin tinggi data skor dari keempat aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kematangan emosi pasangan tersebut.

2. Kesetiaan

Dalam penelitian ini kesetiaan perkawinan diukur dalam beberapa aspek kesetiaan, meliputi: saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Berdasarkan ketujuh aspek tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kesetiaan pada suami isteri dengan menggunakan skala kesetiaan. Semakin tinggi data skor dari ketujuh aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kesetiaan pada pasangan tersebut.

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam lingkungan penelitian Azwar, 2005. Populasi pada penelitian ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi, yang memiliki kriteria yang sama dengan populasi serta mampu mewakili populasi Azwar, 2005. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau ciri populasi yang sudah ditentukan sebelumnya Hadi, 1991. Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.