Terlibat secara fisik dan emosi hanya dengan pasangan sah

individu tersebut tidak langsung merespon dengan amarah, melainkan ia akan mengontrol emosinya, berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga respon dari individu dengan kematangan emosi ini akan dapat diterima orang lain dengan baik dan tidak menimbulkan persoalan baru. Seperti dalam hubungan suami isteri ketika terjadi konflik, pihak yang memiliki kematangan emosi ia akan cenderung untuk lebih dapat mengelola emosinya dengan baik sehingga ekspresi emosi yang ditunjukkan akan lebih dapat diterima oleh pasangannya dengan baik, hal ini akan menjadikan pasangan merasa lebih dihargai dan dihormati sebagai pasangan yang di cintai bukan pasangan sebagai pelampiasan amarah. Disamping itu, individu dengan kematangan emosi tinggi, ia juga memiliki penerimaan diri dan orang lain yang baik dan obyektif Walgito, 2004. Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan kematangan emosi akan mampu menerima keadaan diri dan pasangan, sehingga tidak menuntut diri atau pasangan menjadi sempurna. Saat individu mampu menerima keadaan pasangan dengan apa adanya, individu tersebut telah mencintai dengan tulus dan tidak menuntut pasangannya menjadi seperti orang lain. Dengan demikian tidak ada alasan untuk seorang yang memiliki kematangan emosi akan berlaku tidak setia karena ia telah menerima keadaan pasangan dan dirinya sendiri apa adanya. Hal lain yang menunjukkan bahwa individu memiliki kematangan emosi tinggi adalah individu tersebut memiliki tanggung jawab yang baik, serta memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya Khairani, 2013. Individu yang bertanggung jawab, ia akan menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan pada pasangannya. Ia juga mampu dan berani menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu setia dengan bertanggung jawab atas semua perbuatan yang ia ucapkan dan lakukan. Individu yang memiliki emosi dengan kematangan tinggi memiliki ciri tidak mudah tersinggung dan mampu menerima kritikan dan masukan dari orang lain Khairani, 2013. Saat individu memiliki kematangan emosi, ia cenderung mampu mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan mengakui kekurangan dari dalam dirinya. Sehingga, apabila pasangannya menegurnya ia tidak akan berkecil hati dan marah melainkan menerima masukan dan mempertimbangkan dengan akal sehat untuk memperbaikinya. Persoalan kecil dalam rumah tangga yang sering terjadi akan menjadikan salah satu pasangan melakukan perselingkuhan Hastuti, 2001. Dengan demikian, apabila pasangan suami isteri mampu menerima masukan kritikan dan tidak mudah tersinggung, persoalan-persoalan kecil dalam rumah tangga dapat diminimalisir, dan menjadikan pasangan suami isteri cenderung untuk berlaku setia. Lain halnya dengan individu yang memiliki kematangan emosi rendah, ia akan memiliki emosi yang tidak stabil dan bersifat impulsif. Individu tersebut kurang mampu mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan kurang tepat Walgito, 2004. Dengan demikian, saat individu