59
4.2. Perumusan Konsep Keyword
Gambar 4.3 Keyword Sumber : Arco Pradipta, 30-7-2013
Makna Konotasi
Makna dari Everyone can be a hero adalah menampilkan atau memberikan gambaran sebuah imajinasi dari penonton wayang yang mempersepsikan semua
yang ada dalam cerita wayang sesuai dengan versi dari masing-masing individu, atau bisa dibilang mempunyai daya pacu intepretasi terhadap audience. Pesan
yang akan disampaikan adalah cerita pewayangan tidak kalah seru dibandingkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
dengan cerita superhero dari luar Negri, meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia dan melestarikan budaya Indonesia yang sudah menjadi warisan dari
nenek moyang bangsa Indonesia.
4.3. Penjabaran Konsep
4.3.1. Deskripsi Tema 1.
Ide Cerita
Ide cerita merupakan adopsi langsung dari cerita Gatotkaca yang sebenarnya, namun sedikit modifikasi dari cerita yaitu melibatkan penulis
sebagai pemeran utama. Alasan mengapa melibatkan penulis sebagai pemeran utama atau sebagai Gatotkaca karena penulis ingin menunjukkan
bahwa seni dan budaya wayang dapat mengintepretasi imajinasi setiap audiensnya, juga agar penyampaian pesan moral dari cerita bisa
disampaikan dengan mudah. Alasan lainnya adalah agar menjadi pembeda dan menjadi unique
selling point tersendiri dari komik yang sudah ada. Sehingga audiens dapat
cepat mengenali karakter khas dari penulis.
2. Konsep Cerita
Cerita Gatotkaca ini pada pada intinya menyampaikan bagaimana Gatotkaca gugur dalam perang Bharatayuda di tangan Adipati Karna
akibat hujaman senjata sakti Konta Wijayandanu. Cerita ini menggunakan alur maju. Dalam cerita pemeran utama bernama Dico, seorang pemuda
yang tidak suka kebudayaan bangsa Indonesia, apalagi seni tradisional wayang layaknya remaja saat ini.
3. Storyline
Cerita diawali dari kisah seorang mahasiswa yang bernama DIco sedang mengikuti perkuliahan, Dico bosan dengan matakuliah yang
sedang diajarkan oleh dosen. Matakuliah tersebut mengenai wayang, matakuliah tersebut membuat Dico merasa bosan karena Dico tidak
menyukai seni tradisional wayang. Tidak lama kemudian, Dico memutuskan untuk keluar dari kelas dengan alasan pergi ke toilet.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
• Chapter 1: Prologue
Cerita dilanjutkan saat perkuliahan selesai dan Dico bersama teman-temannya bernama Dio dan Dimas sedang berada di kantin sedang
mengeluh tentang kebosanan mereka di kelas tadi. Beberapa saat kemudian datang dua teman Dico lagi yang bernama Tian dan Tria,
mereka mengajak Dico, Dio, dan Dimas pergi ke bioskop untuk menonton film superhero
luar Negri yaitu Superman, berjudul Man of Steel. Dico, Dio, dan Dimas menerima ajakan Tian dan Tria tadi.
Mereka sampai di mall dan mengantri untuk membeli tiket film, dikarenakan film yang akan ditonton sangat digemari membuat antrian
yang panjang. Beberapa menit kemudian, Dico meraba-raba celananya dan ternyata dompet Dico ketinggalan di motor Dico. Dico akhrnya pamit ke
teman-temannya untuk kembali ke tempat parkir untuk mengambil dompetnya, saat sampai di luar mall Dico melihat di seberang jalan
terdapat sebuah tenda dan Dico bertanya dalam hati “ada acara apa di seberang jalan”. Dico penasaran dengan acara yang ada di seberang jalan,
kemudian muncul orang misterius di belakang Dico secara tiba-tiba sehingga membuat Dico terkejut.
Orang misterius tersebut menjelaskan acara yang sedang dilaksanakan di seberang jalan tersebut, ternyata ada acara pergelaran
wayang. Dico menggerutu soal wayang dan mengatakan bahwa wayang sangat tidak menarik untuk ditonton, karena wayang sangat membosankan
dan terkesan sudah ketinggalan zaman. Orang misterius tersebut langsung menempelkan jari telunjuknya ke dahi Dico dan mengeluarkan cahaya
yang terang di jari tersebut, kemudian pandangan Dico menjadi kabur, setelah itu Dico pingsan.
• Chapter 2: Born of The New Knight
Ternyata Dico telah dikirim ke dunia Wayang dalam kondisi belum sadar. Cerita dalam dunia wayang dimulai saat sadar, Dico heran
mengapa Dico tiba-tiba berada dalam lahar dan Dico tidak merasa terbakar sama sekali. Saat itu juga datang banyak benda bersinar yang berjalan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
menuju Dico, Dicopun terkejut melihat benda tersebut. Benda-benda tadi masuk kedalam tubuh Dico sehingga membuat seluruh Dico bersinar.
Setelah beberapa saat kawah bergetar dan menyemburkan lahar, disaat yang bersamaan dengan lahar berjatuhan turunlah seorang pria yang
memakai jubah dari emas dan terdapat bintang di bagian dada jubah tersebut. Seorang Dewa yang bernama Batara Guru terkejut saat kawah
menyemburkan lahar, Batara Guru menjadi lega saat seorang ksatria turun dari langit bersamaan dengan jatuhnya lahar karena lahir seorang ksatria
yang sudah ditunggu-tunggu oleh para Dewa untuk mengalahkan Naga Percona yang mengamuk dan mengobrak-abrik Kahyangan. Ksatria itu
adalah Gatotkaca. Naga Percona kembali menemui Gatotkaca dan menantang untuk
bertarung. Naga percona langsung menyerang Gatotkaca, seketika itu Jubah Gatotkaca yang bernama Kontang Antrakusuma bersinar dan
terbang menunju Naga Percona. Gatotkaca berhasil menyerang Naga Percona dengan mudah, Naga tersebut roboh dan mati dengan sekali
serangan pukulan dahsyat Gatotkaca. Batara Guru terkejut melihat kekuatan Gatotkaca. Ksatria tersebut adalah Dico yang menjadi Gatotkaca
dalam dunia wayang, Dico merasa bingung dengan kekuatannya dan penuh pertanyaan berada dimana Dico saat ini. Batara Guru, Batara
Narada, Arjuna dan Semar menyambut bayi yang hidup kembali yang berubah menjadi Ksatria dengan wujud yang berbeda. Bayi tersebut
meninggal dikarenakan diserang oleh Naga Percona. Beberapa saat kemudian Para Pandawa bersaudara beserta Sri
Kresna datang ke Kahyangan untuk menjemput Gatotkaca, putra dari salah satu Pandawa bersaudara yang bernama Bima. Dico yang menjadi
Gatotkaca masih merasa bingung, dijelaskan oleh Sri Kresna mengapa Gatotkaca bias berada di Kahyangan. Gatotkaca adalah putra dari Bima
dan Dewi Arimbi pemimpin kerajaan Pringgadani, saat lahir bayi Gatotkaca sudah kuat dan terbukti dengan kejadian aneh pada bayi
Gatotkaca, ari-ari bayi tersebut masih menempel dan tidak bias dipotong
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
oleh alat pemotong apapun bahkan senjata-senjata pusaka yang dimiliki Pandawa sekalipun.
kakek dari para Pandawa atau buyut dari Jabang Tetuka, Begawan Abiyasa yang sakti mandraguna ini mengatakan bahwa tali ari-ari itu
hanya bisa dipotong oleh senjata Dewa yang berasal dari Batara Guru. Begawan meminta Arjuna untuk pergi bertapa untuk meinta senjata
tersebut kepada Dewa. Setelah mendapat perintah dari kakeknya, Arjuna meminta izin kepada saudara-saudaranya. Arjuna segera menuju ke hutan
untuk bertapa dan mencari senjata yang dimaksud oleh Begawan Abiyasa. Jauh di Kahyangan sana sedang terjadi kekacauan dikarenakan
serangan dari Naga Percona yang ingin memperistri salah satu bidadari yang bernama Dewi Supraba. Karena Naga Percona bukan makhluk
sembarangan, dia adalah raja yang mempunyai kesaktian yang bisa dibilang sama bahkan sedikit diatas para dewa. Batara Guru mendapatkan
petunjuk bahwa yang bisa mengalahkan Naga Percona hanya Jabang Tetuka anak Bima yang baru lahir. Mengetahui hal tersebut Batara Guru
segera memerintah Batara Narada untuk senjata darinya yang bernama panah Konta Wijadanu kepada Arjuna untuk memotong tali ari-ari Jabang
Tetuka dengan imbalan bayi tersebut harus menjadi Panglima perang untuk melawan Naga Percona. Disaat yang bersamaan Adipati Karna
sedang bertapa di tepi Sungai Gangga untuk mencari senjata untuknya, saat Batara Narada mendekati tempat tersebut hatinya sangat senang
karena Adipati Karna disangkanya Arjuna, karena wajahnya sangat mirip dan Batara Surya yang merupakan ayah dari Adipati Karna sengaja
mengeluarkan sinar berkilauan di sekitar Adipati Karna sehingga Batara Narada tidak terlalu jelas melihatnya dan tidak sadar bahwa orang yang
diserahi senjata tersebut bukan Arjuna. Setelah mendapatkan senjata sakti kadewatan Karna sangat gembira dan langsung berlari tanpa mengucapkan
terima kasih kepada Batara Narada, hal itu membuat Batara Narada tersadar bahwa dia salah orang, tidak lama kemudian Batara Narada
mencari Arjuna, dengan sedih Batara Narada bercerita bahwa dirinya telah salah orang menyerahkan senjata kadewatan yang seharusnya diserahkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
kepada Jabang Tutuka lewat tangan Arjuna, malah diserahkan kepada orang yang tidak dikenal dan mempunyai rupa mirip dengan Arjuna.
Mendengar hal tersebut Arjuna kaget, karena Batara Narada telah gegabah menyerahkan senjata sakti kepada orang asing, kemudian Arjuna bergegas
mencari Adipati Karna. Arjuna berlari dan berhasil menyusul Adipati Karna, awalnya
senjata tersebut diminta baik-baik dan dikatakan akan digunakan olehnya untuk memotong tali ari-ari keponakannya. Adipati Karna tidak
menggubrisnya akhirnya terjadi pertarungan sengit memperebutkan senjata tersebut, sampai suatu ketika Arjuna berhasil memegang sarung
senjata tersebut sedangkan Karna memegang gagang panah Konta Waijayadanu. Mereka saling tarik dan akhirnya terlempar dikarenakan
senjata Konta lepas dari warangka sarung nya. Kemudian Adipati Karna berlari kembali dan kali ini Arjuna kehilangan jejak. Arjuna kembali ke
kraton Pringgadani dan dengan sedih hati Arjuna menunjukkan warangka senjata Konta kepada Bima.
Sesampainya di Keraton Pringgandani warangka tersebut digunakan untuk memotong tali ari-ari Jabang Tutuka, ajaib sekali tali ari-
ari putus sedangkan warangka senajata kadewatan itu masuk kedalam perut Jabang Tutuka. Menurut Semar hal ini sudah menjadi takdir Jabang
Tetuka bahwa nanti di akhir cerita peperangan Bharatayuda senjata itu akan masuk kembali ke warangkanya, dengan kata lain Jabang Tutuka
akan mati jika menghadapi senjata Konta Wijayadanu. Setelah tali ari-ari berhasil dipotong Arjuna hendak membawa
Jabang Tutuka ke Kahyangan untuk memenuhi janji kepada Batara Narada, bahwa Jabang Tutuka akan menjadi panglima perang dan
menghadapi Naga Percona. Awalnya Bima melarang karena anaknya masih bayi dan dirinya sanggup untuk menggantikan melawan Naga
Percona. Setelah Semar berkata bahwa Jabang Tutukalah yang harus berangkat karena dia yang dipercaya oleh dewa dan Jabang Tutuka pula
yang telah menggunakan senjata kadewatan bukan yang lain. Arjuna segera membawa Jabang Tutuka ke Kahyangan, setelah mendekati
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65
gerbang Selapa Tangkep tepatnya di Tegal Ramat Kapanasan Arjuna meletakkan Jabang Tutuka ditengah jalan menuju gerbang. Arjuna
memperhatikan dari jauh bersama dengan para dewa, tidak lama kemudian Naga Percona datang dan melihat ada bayi ditengah jalan.
Dia meledek Batara Guru yang berkata “Batara Guru, kau sudah gila ya? Masa anak bayi kau suruh melawanku?”. Kemudian dia
mengangkat Jabang Tutuka dan mendekatkan wajahnya ke wajah bayi tersebut, tidak disangka tangan Jabang Tutuka mengayun dan berhasil
meluaki satu matanya sehingga berdarah. Spontan Naga Percona marah dan membanting Jabang Tetuka ke arah pintu gerbang hingga mati.
Melihat hal tersebut para dewa tak terkecuali Batar Guru, Batara Narada dan Arjuna kaget dan was-was jika Bima sampai tahu anaknya mati oleh
Naga Percona pasti akan mengamuk ke Kahyangan. Batara Guru segera menggodok Jabang Tutuka di Kawah Candradimuka, memerintahkan
Batara Yamadipati untuk segera membawa tubuh Jabang Tutuka ke Kawah Candradimuka dan menggodoknya.
Selanjutnya para dewa disuruhnya melemparkan atau mencampurkan senajata yang dimilikinya untuk membentuk tubuh Jabang
Tutuka lebih kuat, lama-kelamaan terbentuklah tubuh satria gagah dari dalam godogan tersebut. Kemudian para dewa memberikan pakaian dan
perhiasan untuk Jabang Tutuka yang baru tersebut, selanjutnya dikarenakan dia mati belum waktunya berhasil dihidupkan kembali oleh
Batar Guru. Wujud Jabang Tetuka yang muncul dari kawah Candradimuka sudah menjadi wujud dewasa dan wujud dewasa itu adalah Dico. Setelah
itu Naga Percona menuju ke kawah Candradimuka dan balas dendam atas perbuatan yang dilakukan oleh bayi Jabang Tetuka. Setelah itu, Gatotkaca
bersama Bima ayahnya dan keempat pamannya serta Sri Kresna kembali turun ke bumi.
• Chapter 3: The Contest
Beberapa hari kemudian, Arjuna yang memiliki putri yang bernama Dewi Perigwa mengadakan sebuah sayembara mencari jodoh
untuk putrinya tersebut. Sayembara tersebut berupa pertandingan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
memperebutkan Dewi Perigwa, siapa yang memenangkan pertandingan tersebut akan menikahi putri dari Arjuna tersebut. Arjuna mengadakan
sayembara bertujuan untuk mendapatkan menantu yang kuat dan mampu menjaga putrinya jika dalam bahaya, banyak ksatria yang mendaftar untuk
mengikuti sayembara tersebut. Mendengar pengumuman sayembara tersebut, Gatotkaca tertarik untuk mengikuti sayembara yang diadakan
oleh Arjuna untuk memperebutkan Dewi Perigwa dan segera mendaftarkan diri ke Arjuna. Pertandinganpun dimulai, para ksatria
termasuk Laksamana Mandarakumara saudara Gatotkaca dari Prabu Duryudana pihak Kurawa bertarung sengit untuk mendapatkan putrid dari
Arjuna tersebut. Pertandingan berlangsung sangat seru dikarenakan peserta yang
ikut sayembara tersebut cukup tangguh – tangguh, tetapi hal itu tidak membuat Gatotkaca takut dan mengurungkan niatnya untuk mengikuti
sayemabara, dengan gagah berani Gatotkaca melawan para ksatria yang menjadi peserta. Satu demi satu ksatria dikalahkan oleh Gatotkaca hingga
pada akhirnya Gatotkaca melawan Laksamana Mandrakurama, pertandingan terakhir Gatotkaca melawan saudaranya dari Prabu
Duryudana tersebut. Walaupun yang dilawan saudarannya sendiri, Gatotkaca tetap menghajar Laksamana Mandarakumara dengan sungguh –
sungguh hingga pada akhirnya Gatotkaca mengalahkannya. Kemenangan sudah diraih Gatotkaca dan sesuai dari hadiah sayembara tersebut,
Gatotkaca kemudian menikahi saudara sepupunya sendiri Dewi Perigwa putri dari Arjuna. Beberapa bulan kemudian Dewi Perigwa mengandung
anak dari Gatotkaca, dan pada akhirnya Dewi Perigwa melahirkan anak yang diberi nama Sasikirana.
Arimbi merasa Gatotkaca sudah cukup dewasa, pada akhirnya tahta kerajaan Pringgadani diturunkan ke putranya tersebut. Dewi Arimbi
memiliki lima orang adik yang bernama Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, Kalabenda dan Brajadenta, mereka adalah kaum raksasa
tetapi mereka berbentuk bulat, kerdil, hatinya mulia dan polos. Brajadenta dianggap sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
Glagahtinunu. Mereka semua adalah paman dari Gatotkaca yang sangat menyayangi Gatotkaca kecuali Brajadenta, karena saat mengetahui bahwa
tahta diturunkan kepada Gatotkaca, Sengkuni dari Kerajaan Hastina datang untuk menghasut Brajadenta bahwa tahta Pringgadani seharusnya menjadi
miliknya bukan Gatotkaca yang umurnya masih seumur jagung. Akibat hasutan tersebut, Brajadenta memberontak ingin merebut kembali tahta
dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik. Brajamusti yang berpihak ke Gatotkaca, membela Gatotkaca bertarung melawan kakaknya tersebut.
untuk menyadarkan saudaranya, tetapi hal itu sama sekali tidak digubris dengan Brajadenta dan akhirnya pertarungan antara kedua paman –
pamannya, pertarungan berlangusng begitu singkat hingga pada akhirnya kedua raksasa kembar itu sama – sama tewas. Saat mereka berdua tewas,
arwah Brajamusti merasuk ke tangan kanan Gatotkaca dan arwah Brajadenta merasuk ke tangan kiri gatotkaca, dengan merasuknya kedua
paman Gatotkaca tadi semakin menambahkan kekuatan dari Gatotkaca. Setelah peristiwa itu Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih
baru, bergelar Patih Prabakiswa.
• Chapter 4: The Dead of Gatotkaca
Sore hari, perang Bharatayuda dimulai sangat sengit, peperangan berlangusng sampai sore hari. Saat itu Adipati Karna diangkat menjadi
senapati dan akan menyerang lasykar Randuwatangan, kemudian Kresna memberi saran kepada Bima bahwa Gatotkaca akan diangkat menjadi
senapati untuk melawan musuh yang menyerang. Mengetahui hal itu Gatotkaca merasa terhormat dan berbangga diri karena saat ini yang paling
ditunggu – tunggu oleh Gatotkaca. Arjuna ikut bangga dan memuji keponakannya itu, Setelah diangkat menjadi Senapati, Gatotkaca menuju
medan peperangan dengan gagah berani, peperangan berlangsung sangat mengerikan. Kedua pasukan raksasa saling menyerang dengan suara
raungan yang sangat keras, suaranya terdenger seperti auman singa yang marah di tengah padang rumput.
Gatotkaca membuat jengkel lawannya, gerakannya secepat kilat sehingga yang terlihat wujud Gatotkaca menjadi ribuan, satu persatu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
kepala lawannya disambar dari langit dan membuat lumpuh lawannya. Tetapi tidak hanya musuhnya yang tewas. Melihat semua pasukannya
tewas, Adipati Karna tidak dapat berbuat sesuatu lagi selain melawan Gatotkaca sendiri. Adipati Karna segera melaju menuju Gatotkaca dengan
cepat, ketika mereka saling berhadapan keduanya saling mengadu kemampuan dan kesaktian yang dimiliki untuk melumpuhkan lawannya.
Adipati Karna terpaku melihat kesaktian Gatotkaca, dia mengeluarkan senjata Kunta dan merubah rencana awalnya menggunakan
senjata Kunta untuk melawan Arjuna. Gatotkaca langsung berwaspada ketika melihat Adipati Karna mengeluarkan senjata pusaka tersebut,
Adipati Karna segera melepaskan anak panahnya itu. Gatotkaca langsung terbang lebih tinggi untuk menghindar dari senjata pusaka itu, begitu anak
panah dilepaskan langsung mengejar dan Gatotkaca terus melesat keatas awan, pikirnya panah tersebut tidak akan bisa menjangkau ketinggian
Gatotkaca tetapi panah tersebut terus mengejarnya hingga keatas langit. Syahdan, Kala Bendana paman raksasa Gatotkaca yang kerdil berhati
bersih, dia tidak sengaja terbunuh oleh Gatotkaca saat membela Abimanyu yang sedang di larang oleh Kala Bendana untuk beristri dua. Dia tetap
setia menunggu Gatotkaca di alam madyantara. Raksasa kedil yang saat itu berbentuk roh yang setengah sempurna akan menjemput Gatotkaca pada
waktunya, ketika perang besar Bharatayuda ini lah saat yang ditunggu. Maka dia bersiap berkeliling di atas arena tegal Kuru.
Ketika dia melihat senjata Kunta melesat menuju Gatotkaca dan tidak dapat menjangkau Gatotkaca, senjata tersebut langsung ditangkap
dan dibawa oleh paman Gatotkaca tersebut menuju ke arah Gatotkaca, Gatotkaca terkejut melihat sosok arwah pamannya datang keatas awan
sambil membawa senjata Kunta dan mengajak keponakannya menuju surga. Gatotkaca yang sangat menghormati pamannya tidak dapat menolak
ajakan pamannya, dia pasrah dan mengaku segala kesalahannya di masa lalu, dia mengajukan permintaan terakhir ke pamannya tersebut. Gatotkaca
meminta agar kematiannya harus membawa korban di pihak musuh, agar kematiannya tidak sia – sia. Permintaan Gatotkaca tersebut di penuhi oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
pamannya, sebelum dikabulkan senjata Kunta diarahkan kearah perut Gatotkaca yang tersenyum menerima takdirnya. Senjata Kunta akhirnya
menembus perut Gatotkaca dimana dalam perutnya terdapat Warangka, bersatunya kedua senjata pusaka milik Batara Guru itu menimbulkan
akibat yang hebat disertai dengan suara menggelegar hebat bagaikan meteor jatuh dari langit, raga Gatotkaca yang berubah menjadi besar
menjadi raksasa melesat menuju medan peperangan di bawah sana. Jatuhnnya raga Gatotkaca tidak ada yang mengira karena melesat
begitu cepat dan menimpa kereta perang Adipati karna dan seluruh pasukan pihak Kurawa, keretanya hancur berkeping – keping, tetapi
Adipati Karna berhasil menghindari. Jatuhnya raga Gatotkaca mengakibatkan medan perang berlubang besar bagaikan terkena bom
dengan daya ledak tinggi menewaskan seluruh prajurit Kurawa. Bima sangat sedih dan segera mencari Adipati Karna yang lari meninggalkan
medan peperangan, Sri Kresna segera meredam kemarahan Bima dan menyuruh agar menunda dendamnya.
Keadaan setengah sadar, Dico bergumam dan bertanya-tanya apakah dia sudah meninggal atau semua tadi hanyalah mimpi. Ditengah-
tengah gumamannya terdengar suara wanita yang memanggil namanya, saat Dico membuka matanya, ternyata yang membangunkannya adalah
Kirana dan ditemani dengan kawan-lawan Dico, Ian, Dio, Tria, dan Dimas. Dico baru sadar bahwa semua yang dialami di dunia wayang hanyalah
imajinasinya saja.
4. Pembagian Sequence
Dalam komik yang dirancang terbagi dari beberapa sequence, dalam tiap-tiap sequence menceritakan adegan atau kejadian yang sedang
berlangsung dalam cerita. Pembagian sequence meliputi beberapa tempat atau lokasi dimana cerita dalam komik ini berlangsung, pembagian sequence
tersebut diantaranya :
• Sequence 1
Sequence ini menjelaskan lokasi dimana Dewi Arimbi berasal atau
bertempat tinggal, kelahiran Gatotkaca, dan diangkatnya Gatotkaca
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70
menjadi raja saat sudah dewasa. Visualisasi dari Istana Pringgadani adalah sebuah istana di negeri raksasa yang sangat besar dan megah, dipenuhi
dengan emas dan permata yang menjadi hiasan istana tersebut. Istana ini berada di tengah hutan raksasa negeri Pringgadani, di sekitar Istana
tersebut terdapat rumah para rakyat raksasa. Penggambaran visual istana ini seperti istana – istana yang ada di film “Narnia”.
• Sequence 2
Kahyangan adalah tempat para dewa-dewa dunia wayang tinggal, terjadinya kekacauan dikarenakan Naga Percona tidak terima karena
lamaran untuk memperistri Dewi Supraba salah satu bidadari di kahyangan ditolak, terjadinya pertarungan antra Jabang Tetuka dan Naga Percona, dan
diadakan upacara tolak bala dan merubah takdir Gatotkaca yang awalnya sebagai raksasa menjadi ksatria. Visualisasi dari tempat ini seperti pulau
yang melayang di atas awan yang sangat tinggi, terdapat bangunan – bangunan yang sangat indah, taman yang penuh dengan tumbuhan dan
bunga-bunga.
• Sequence 3
Tempat dimana Gatotkaca digodok untuk membentuk tubuh bayi Gatotkaca menjadi lebih kuat, diberikannya jubah dari para dewa. Kawah
ini berada di kahyangan, penggambaran dari kawah Candradimuka ini seperti kawah gunung yang sedang aktif juga didalam kawah terdapat
lahar yang medidih, sama seperti di film kera sakti saat dia masuk dalam tungku panas yang ada di Kahyangan.
• Sequence 4
Sungai Gangga adalah tempat dimana Adipati Karna bersemedi untuk mencari senjata pusaka. Tempat ini berada di tengah hutan yang gelap,
pohon yang menjulang tinggi terdapat air terjun yang sangat deras arusnya.
• Sequence 5
Sequence ini menjelaskan lokasi tempat tinggal sekaligus markas besar keluarga Pandawa. Istana milik keluarga Pandawa yang sangat besar
dan megah, hampir sama dengan Istana kerajaan Pringgadani namun istana
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
71
ini berada ditengah – tengah rumah penduduk yang hanya dibatasi dengan benteng besar mengelilingi istana.
• Sequence 6
Padang rumput yang sangat luas tidak jauh dari istana keluarga Pandawa, tanah yang menjadi perbatasan kerjaan Pandawa dan Kurawa. Tempat
terjadinya perang Bharatayuda berlangsung dalam komik ini.
5. Pesan Moral
Pesan moral pertama yang ingin disampaikan dalam perancangan visual komik legenda cerita Gatotkaca ini adalah jangan terlalu meremehkan orang lain,
pesan moral ini tercemin pada karakteristik tokoh Gatotkca karena terlalu kuat sehingga meremehkan setiap musuhnya. Sejak masih bayi Gatotkaca sudah bisa
menandingi kekuatan Naga Percona yang sudah merobohkan pertahanan dewa – dewa di Kahyangan, karena hanya Gatotkaca yang bisa mengalahkannya dia
merasa sudah paling kuat. Nilai moral kedua yang terkandung dalam cerita adalah selalu berbakti kepada
Negara dan bangsa, tercerimin pada karakter penokohan Gatotkaca memiliki jiwa ksatria, bela Negara dan bangsa walaupun nyawa jadi taruhannya.
Ketiga karena Gatotkaca terlalu sering dipuji dan dibangga – banggakan akhirnya Gatotkaca menjadi sombong, pesan yang ingin disampaikan adalah
jangan tinggi hati jika dipuji atau dibanggakan, teraplah rendah hati dalam bersifat.
Pesan moral terakhir yang ingin disampaikan adalah sekuat apapun manusia pasti punya kelemahan, tercerimin dalam Gatotkaca yang kuat tiada tanding
sampai – sampai dijuluki otot kawat tulang besi. Sekuat apapun Gatotkaca masih merasa takut dalam peperangan Bharatayuda, sebelum pergi ke medan perang
Gatotkaca masih ada rasa takut karena Adipati Karna mempunyai senjata pusaka yang paling kuat yaitu Konta Wijayandanu, dan Gatotkaca merasa sedih jika dia
gugur dalam perang karena sang istri dan putranya sudah menunggunya dirumah. Pesan moral yang terkandung dalam cerita Gatotkaca diharapkan dapat
menjadi inspirasi dalam kehidupan sehari – hari untuk berjiwa nasionalisme, rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, jangan terlalu meremehkan orang
lain, dan tetap rendah hati.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
72
5. Pendekatan Kreatif Cerita
Berdasarkan analisa Consumer Insight pendekatan kreatif cerita dapat dilakukan dengan apa yang target audiens inginkan. Target audiens lebih suka
komik dari Jepang atau manga yang bergenre action dengan gaya visual karakter yang simple. Target audiens juga suka film animasi atau anime bergenre action
dan humor, dan pada dasarnya anime diangkat dari sebuah komik. Bukan hanya anime
saja, terapi film – film superhero dari luar negeri pun diangkat dari sebuah komik.
Secara psikologis, target audiens adalah anak yang pendiam tetapi memiliki selera humor yang tinggi, rasa ingin tahu tinggi terhadap segala sesuatu hal yang
baru, selaulu update dalam dunia komik maupun anime. Semua kesukaan needs dari target audiens akan termuat dalam cerita dan penokohan. Jadi keterlibatan
pembaca dalam cerita sangat dibutuhkan untuk meluapkan emosional. Target audiens masih belum mengenal tokoh pewayangan dan mengetahui cerita
pewayangan, maka dari itu komik ini bisa menjadi media alternatif baca atau jembatan penghubung untuk lebih mengenal cerita pewayangan dan
penokohannya.
4.3.2. Deskripsi Gambar
1. Gaya Gambar
Perancangan visual komik legenda Gatotkaca ini dibuat dengan gaya gambar lebih cenderung gaya khas Jepang, karena penyesuaian
dengan Consumer Insight target audiens yang menyukai gaya gambar komik Jepang atau manga. Alasan memakai gaya gambar khas Jepang
selain penyesuaian terhadap target audiens, dikarenakan gaya gambar khas Indonesia masih cendrung meniru atau masih mengacu gaya gambar luar
negeri. Seperti hasil wawancara kepada salah satu komikus ternama di Indonesia Is Yuniarto mengatakan bahwa gaya gambar komik yang cocok
di Indonesia adalah manga dan gaya kartun.
2. Enviromental
Seting latar dan eviromental dalam perancangan komik ini akan menguunakan dua seting latar, yang pertama yaitu seting modern seperti
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
73
kampus, kantin, mall, studio XXI. Kedua adalah seting latar di dunia wayang, menggunakan seting alam yang masih hijau dan asri. Bangunan-
bangunan atau rumah-rumah dan unsur arsitekturalnya akan menggunakan struktur rumah menggunakan bangunan khas Jawa Timur.
3. Format Komik Media Primer
Perancangan komik ini akan dibuat dengan jumlah 1 seri langsung tamat, berukuran 21 x 14,8cm atau A5 dengan posisi berdiri portrait.
Alasan memakai format berukuran A5 karena ukuran standart komik kurang lebih sepert itu, selain itu dengan ukuran A5 bisa dibawa kemana
saja, bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Sedangkan jumlah keseluruhan halaman komik ini adalah 86 halaman berwarna. Karena menurut hasil
kuisioner lebih banyak yang suka komik berwarna. Pembuatan komik ini berawal dari manual sketsa kemudian dijadikan digital. Menggunakan
kertas jenis option paper tipe natural fleck 104 gsm, untuk cover komik menggunakan jenis kertas Renoir 230 gsm dijilid Soft cover.
4. Deskripsi Karakter
Penokohan yang terlibat dalam cerita ini terdiri tokoh pewayangan dan tokoh tambahan seperti Dico dan kawan-kawan, tetapi hanya ada
beberapa tokoh dalam cerita yang akan disebutkan dan yang paling sering muncul dalam cerita. Berikut penjelasan tentang tokoh-tokoh yang ada
dalam cerita. 1. Dico
Mahasiswa UPN berusia 20 tahun, memiliki ciri-ciri tinggi 175 cm, berat badan 60 kg, berkacamata, gegabah, dan ceroboh.
2. Kirana Mahasiswi UPN berusia 19 tahun, wanita berwajah cantik, memiliki
tinggi 169cm, berat badan 50kg, berkacamata. Wanita ini disukai oleh Dico
3. Dio Mahasiswa UPN teman Dico yang memiliki ciri-ciri rambut keriting,
berkacamata, tinggi 168cm. Dio orang yang pendiam dan tidak banyak omong
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
74
4. Tria Teman Dico dari kecil, mahasiswa UPN dan memiliki ciri-ciri
berambut gelombang, tinggi 176cm, berat badan 70kg. 5. Ian
Mahasiswa UPN teman Dico yang memiliki ciri-ciri rambut keriting, perut buncit, tinggi badan 170cm, dan berat badannya 75kg
6. Dimas Pria gendut dan lucu, memiliki tinggi badan 168cm dan berat badannya
sekitar 90kg. 7. Gatotkaca
Gatotkaca pemuda berusia 20 tahun, memiliki ciri-ciri tinggi 175 cm, berat badan 75 kg, tubuh gagah tegap. Jubah yang dipakai
Gatotkaca ini terbuat dari baja layaknya ksatria-ksatria perang, bentuk dasar dari jubah Gatotkaca ini adalah Garuda yang di transformasikan
menjadi jubah. Bagian bawah memakai celana hitam yang ditumpuk dengan jubah di bagian kaki. Kain selendang bercorak batik di bagian
pinggang belakang menjulur ke bawah. Memiliki Ajian Narantaka, mampu tebang tanpa sayap karena jubah pemberian dewa
8. Bimasena Bimasena sosok yang tangguh berbadan besar dan tinggi, tinggi
badannya 180 cm dan berat badannya 85 kg. badannya kekar, berkumis dan berambut panjang tang terikat di atas. Bimasena tidak
memakai jubah di bagian badannya, hanya memakai kalung dan gelang di tangannya. Dibagian bawah memakai selendang bercorak kotak –
kotak hitam dan putih memakai celana hitam dan jubah besi di bagian kaki sepatu mempunyai senjata Gada Rujapala dan memiliki kuku
Pancanaka. Selain itu Bima memiliki senjata pusaka Alugara, Bargawa kapak besar dan bargawasta. Memiliki Ajian
Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu. Memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
75
9. Dewi Arimbi Dewi arimbi adalah raksasa yang memiliki kesaktian merubah
wujudnya menjadi cantik jelita. Berambut panjang berwarna hitam. Memakai pakaian seperti kemben dipenuhi dengan perhiasan Memiliki
sifat jujur, setia, berbakti dan sangat sayang kepada putranya. 10. Arjuna
Arjuna seorang pria tampan yang suka berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki pusaka sakti dari para dewa
diantaranya Gendawa, panah Ardadadali, panah Cundamanik. Selain itu memiliki senjata pusaka lainnya seperti keris Kiai Kalandah, panah
Sangkali, panah Candranila dan banyak lainnya. 11. Dewi Pregiwa
Dewi Pregiwa memiliki saudara kembar yaitu pregiwati. Dewi Pregiwa adalah istri dari Gatotkaca, Wujud Dewi Pregiwa dalam
imajinasi Dico adalah sosok wanita yang disukai Dico, yaitu Kirana 12. Prabu Kresna
Prabu Kresna adalah raja yang adil, bijaksana, bermurah hati, pandai, sakti sehingga selalu didukung oleh rakyatnya. Memiliki
senjata pusaka Cakra Baskara, kembang Wijaya Kusuma, serta memiliki kesaktian batin yang dapat mengetahu sesuatu yang belum
dan akan terjadi. Prabu Kresna memiliki tinggi badan 168 cm dan berat badan 70 kg.
13. Adipati Karna Adipati Karna adalah ksatria dari keluarga Kurawa, bermata
jahitan, berhidung mancung, tinggi badan 170 cm dan berat badan 71 kg. memiliki Ajian Kalalupa, Ajian yang bisa mengeluarkan atau
memangil raksasa dari telapak tangannya. Karna memiliki senjata pusaka dewa yang kekuatannya tidak tertandingi yaitu Konta
Wijayandanu. 14. Batara Guru
Batara Guru adalah dewa yang memiliki sifat yang menyimpang, sifat sombong karena dirinya tampan, kuat dan pandai sehingga dia
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76
merasa tidak ada makhluk yang menandinginya. Selain itu melakukan kelakuan yang tidak sopan atau tidak bertata karma baik. Batara Guru
selalu menaiki Lembu Andini, berwujut sapi betina berwarna putih. 15. Batara Narada
Batara Narada adalah dewa berbadan kerdil, memiliki kesaktian bersifat jujur, pandai ramah kepada siapa saja, dan suka bercanda.
4.4. Strategi Media
4.4.1. Media Utama
Media utama perancangan ini adalah buku komik legenda cerita Gatotkaca yang dicetak. Komik adalah cerita yang disampaikan menggunakan ilustrasi
gambar yang berfungsi untuk mendeskripsikan sebuah cerita. Alas an memilih komik karena pembaca dapat melibatkan emosi lebih mudah ketika membaca
komik, kesan yang disampaikan dalam komik belum tentu dapat dirasakan dalam novel grafis atau cergam.
Banyak yang lebih suka membaca komik, komik juga dapat dinikmati oleh berbagai usia dan kalangan. Komik ini dibuat dengan gaya gambar khas komik
Jepang manga karena menyesuaikan minat target audiens yang sudah ditetapkan, dengan mengadopsi langsung dari cerita dalam komik Gatotkaca karya
R.A Kosasih dengan modifikasi kostum, Setting, karakter yang mengacu pada visualisasi Game Blade and Soul, Magna Carta, dan juga disesuaikan dengan
komik-komik yang sedang populer saat ini agar lebih menarik. Pendekatan visual tersebut bertujuan agar dapat membangkitkan kembali komik-komik pewayangan.
4.4.2. Media Pendukung
Media pendukung bersifat sekunder bertujuan agar dapat memperkenalkan dan mempublikasikan media utama. Media pendukung digunakan sesuai dengan
hasil consumer journey terhadap salah satu target audiens, diantaranya : • Mouse Pad
• T-Shirt • Mug dan
• Tote Bag
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77
4.5. Alternatif Karakter
• Dico
• Gatotkaca
Gambar 4.2 Alternatif karakter Dico Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Gambar 4.3 Alternatif karakter Gatotkaca Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
78
• Kirana
• Dewi Pregiwa
Gambar 4.4 Alternatif karakter Kirana Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Gambar 4.5 Alternatif karakter Kirana Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
79
• Bima
• Arjuna
Gambar 4.6 Alternatif karakter Bima Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Gambar 4.7 Alternatif karakter Arjuna Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
80
• Adipati Karna
• Naga Precona
Gambar 4.8 Alternatif karakter Adipati Karna Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
81
• Batara Guru
Gambar 4.9 Alternatif karakter Naga Percona Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Gambar 4.10 Alternatif karakter Batara Guru Sumber: Arco Pradipta, 30-3-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
82
4.6. Alternatif Baloon Text