Layout Ilustrasi Dominasi dan Emphasis

29 Gambar 2.22 Continuity Sumber : http:tafein2009.wordpress.comgestalt-psychology, 6-3-2013 5. Figur – Latar Figure – Ground Kecenderungan untuk menginterpretasi data visual sebagai obyek dengan latar belakang atau figur dengan latar. Gambar 2.23 Figure - Ground Sumber : http:09034bobby.wordpress.com20100130gestalt, 6-3-2013 Aspek tersebut secara individual atau kolektif membantu untuk memahami bentuk sebagai suatu kesatuan penuh dengan arti dan bukan merupakan bagian terpisah, unsur yang tidak berdiri sendiri melainkan kesatuan yang utuh.

2.2.4. Layout

Layout adalah tata letak elemen – elemen desain dalam suatu bidang pada media – media untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawa. Layout adalah pekerjaan dalam mendesain, tetapi definisi layout dalam definisi desain sudah meluas mengikuti perkembangannya Rustan, 2008: 0. Teori layout dalam perancangan ini digunakan untuk susunan atau penataan panel-panel dalam komik. Supaya terdapat keselarasan dan keseimbangan tata letak panel dalam komik. Komik “Prince of Pringgadani” memilih layout yang bebas dalam peletakan ilustrasi maupun teks pada tiap-tiap panel, guna tidak menimbulkan sifat monoton dan membosankan tetapi tidak merusak prinsip-prinsip dasar layout seperti kesatuan, variasi, keseimbangan, irama, harmoni, proporsi dan kontras sehingga segi estetika dari keseluruhan isi buku tetap terjaga. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30

2.2.5. Ilustrasi

Ilustrasi adalah bidang seni spesialisasi menggunakan gambar yang dihasilkan secara manual untuk visualisasi. Respon yang ditimbulkan oleh ilustrasi sangat besar jika illustrator berhasil mengkomunikasikan pesan yang disampaikan, ilustrasi harus mendapat respon yang diharapkan kepada target audiens, membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi. Karena ilustrasi memiliki sifat lebih hidup Suharto, 1999: 7. Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan komik adalah ilustrasi gaya gambar Jepang Manga. Ilustrasi dalam perancangan menghadirkan dua suasana yang berbeda, yaitu suasana dunia nyata dan suasana dunia wayang dengan tone warna yang berbeda guna membedakan penggambaran suasan dalam dua dunia. Guna mendukung emosi yang disampaikan dalam komik “Prince of Pringgadani”. Typografi Typografi adalah proses seni peyusunan bahan publikasi dengan menggunakan huruf cetak. Menyusun meliputi rancangan bentuk huruf cetak dan dan dirangkai dalam sebuah komposisi yang baik dan tepat untuk memperoleh efek penampilan yang diinginkan. Typografi sebagai unsur pendukung tidak bisa lepas dari Desain Komunikasi Visual. Persepsi dari bentuk karakter typografi bisa berbeda – beda, rangkaian huruf bukan saja berarti makna yang mengacu sebuah obyek atau gagasan tetapi juga memiliki kemampuan menyampaikan suatu citra atau kesan secara visual. Dikarenakan terdapat nilai fungsional dan estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis hruf dapat disesuaikan dengan konsep yang ingin disampaikan. Berikut berbagai cara pendekatan untuk memperdalam ilmu tentang typografi menurut Adi Kusrianto dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual 2007: 190: • Melalui pengenalan sejarah tentang huruf • Mengenali anatomi bentuk huruf • Mengenali jenis huruf • Membandingkan ciri masing-masing bentuk huruf Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 • Mempelajari tata letak huruf • Mempelajari komposisi penggabungan huruf • Mempelajari ilmu warna • Mempelajari ciri bentuk huruf dengan emosi pesan yang hendak disampaikan. Typografi dalam perancangan komik digunakan untuk Judul utama headline pada cover buku, sub judul, lettering, dan elemen-elemen dalam komik berupa huruf dan angka guna memenuhi estetika dalam komik. Jenis font yang ada dalam balon teks menggunakan font “Parmapetit” 12pt, jenis font dalam balon teks narasi menggunakan font “Doulos SIL” 12pt, dan jenis font untuk judul utama menggunakan “Epidode 1”.

2.2.6. Teori Warna