51
BAB IV KONSEP DESAIN
4.1. Hasil Analisa Riset
4.1.1. TOWS Matrik
Strength • Remaja kurang berminat
terhadap seni dan budaya wayang
• Komik Indonesia diterbitkan dan dijual di toko – toko
buku masih kurang • Buku komik lebih diminati
remaja. Weakness
• Masih terlihat kaku daripada komik manga
pada umumnya • Masa waktu pembuatan
terlalu lama
Opportunity • Dapat dibaca oleh
semua orang • Diterbitkan di kota
– kota besar di pulau Jawa.
Strength Opporttunity • Komik pertama yang
mengangkat legenda cerita Gatotkaca dengan gaya
gambar aliran Manga Jepang • Memperkenalkan wayang dan
penokohannya di remaja saat ini
Strenght Weakness • Membutuhkan tim di tiap
– tiap pengerjaan komik, agar bisa meminimalisir
waktu yang lama
Threat • Mayoritas orang
tua menganggap komik adalah
pengaruh buruk Strength Threat
• Sebagai media alternative baca untuk pembelajaran nilai moral
atau budi pekerti pada remaja saat ini
• Merubah paradigma orang tua tentang komik
Weakness Threat • Memberikan pesan moral
pada cerita yang diangkat • Lebih diperhalus agar
tidak kaku serta mudah di pahami semua audiens
Tabel 4.1 TOWS Matrik Sumber : Arco Pradipta, 27-7-2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
4.1.2. Hasil Wawancara
Menurut hasil wawancara kepada Is Yuniarto bahwa dalam pembuatan komik proses kreatif yang dilakukan adalah mencari ide, melakukan riset,
menyusun konsep, setelah itu membuat naskah atau cerita, storybard, sketsa, ingking
, kemudian editing. Tema apapun bisa jadi menarik untuk diangkat dalam komik dan gaya gambar yang cocok di pasar Indonesia saat ini adalah gaya
gambar manga dan kartun, manga adalah istilah bahasa untuk komik Jepang atau komik bergaya gambar Jepang. Proses produksi komik yang akan diterbitkan
biasanya sekitar dua sampai empat minggu satu bulan, cetakan pertama kali penerbitan biasanya 3000 eksemplar Is Yuniarto juga mengatakan bahwa peluang
komik lokal dipasaran sangat bagus karena banyak penerbit yang mulai mencari komik lokal. Menurut Is Yuniarto gaya gambar khas Indonesia adalah gaya komik
yang sudah terbit di Indonesia selama bertahun – tahun, sehingga bisa menjadi sesuatu yang biasa dilihat, dan banyak sekali pengaruh dari luar negeri dan
pengaruh itu sudah terjadi sudah lama dan akan terus terjadi. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Budi Setiawan, penciller
komik DC di Amerika, yang sekarang sedang mengerjakan komik Roadkill Zoo. Sebuah ide bisa muncul dimana saja dan kapan saja, dari pengalaman pribadi,
kehidupan sehari – hari, buku, komik, film. Menurut Budi Setiawan menggatakan bahwa membuat cerita yang menarik atau bagus adalah cerita yang lebih disukai
dan menguasai tema oleh komikus sendiri, sehingga bisa membuat komik dengan sepenuh hati dan total. Referensi bisa diperoleh komik yang sudah ada, internet,
film, majalah, video game, bahkan video clip. Waktu proses produksi tergantung pada banyaknya halaman atau banyaknya komik yang diterbitkan, semakin
banyak halaman atau buku komik maka membutuhkan proses yang lama juga, itu semua tergantung kebijaksanaan penerbit. Semua gaya gambar bisa cocok di
Indonesia tergantung komikus lebih suka atau cocok dengan gaya gambar seperti apa.
Budi Setiawan menanggapi bahwa tidak ada gaya gambar komik yang murni khas Indonesia dan akan terpengaruh oleh gaya yang paling banyak disukai
pada saat itu, seperti pada era 1970 – 1980 lebih mengacu pada gaya gambar komik Amerika dan Eropa karena pada saat itu lebih banyak beredar di pasar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
Indonesia. Tahun 1990 – sekarang ini banyak beredar komik jepang di pasar Indonesia, oleh karena itu banyak komikus Indonesia mengacu pada gaya komik
tersebut. Pendapat Budi Setiawan yang paling penting dan digaris bawahi adalah karya komik dikatakan sebagai komik Indonesia merupakan komik tersebut yang
diciptakan oleh orang Indonesia itu sendiri. Manga sendiri adalah komik yang berasal dari Jepang. Peluang komik lokal masih sangat besar di Indonesia, semua
tergantung pada komitmen penuh komikus untuk berkarya serta penerbit komik.
4.1.3. Hasil Kuisioner