B
AB
II
K
ONDISI
U
MUM
K
OTA
B
OGOR
2.1. KONDISI GEOGRAFIS
Kota Bogor dengan luas 11.850 ha, terletak pada 106º 48’ Bujur Timur dan 6º 36’ Lintang Selatan, ± 56 Km Selatan
dari Ibu Kota Jakarta dan ± 130 Km Barat Kota Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat.
Wilayah Kota Bogor berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara
: Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.
b. Sebelah Timur
: Kecamatan Sukaraja dan
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. c.
Sebelah Barat: Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
d. Sebelah Selatan
: Kecamatan Cijeruk dan
Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Wilayah Administrasi Kota Bogor dibagi menjadi 6
kecamatan dan 68 kelurahan, 750 RW dan 3.349 RT, sebagaimana tersaji dalam gambar 2.1.
Kota Bogor berada di ketinggian 190 – 330 mdpl, dengan kemiringan lereng berkisar 0 - 2 sampai dengan
40, dengan luas menurut kemiringan lereng yakni 0 - 2
datar seluas 1.763,94 ha, 2 - 15 landai seluas 8.091,27 ha, 15 - 25 agak curam seluas 1.109,89 ha, 25 - 40
curam seluas 764,96 ha, dan 40 sangat curam seluas 119,94 ha.
Suhu udara rata-rata setiap bulannya 26 C, dan
kelembaban udara kurang lebih 70. Kota Bogor disebut Kota Hujan karena memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi,
yaitu berkisar 4.000 sampai 4.500 mmtahun. Kota Bogor memiliki struktur geologi aliran andesit
seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan seluas 1.372,68 ha, tufa seluas 3.395,17 ha, dan
lanau breksi tufaan dan capili seluas 1.112,56 ha. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang
berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango berupa batuan breksi tupaankpal.
Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya
berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi.
Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang
sebagian besar mengandung tanah liat clay, dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di
Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah yang terdapat tanah yang bertekstur kasar.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-2
Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dan anak-anak sungai,
yang secara keseluruhan anak-anak sungai Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai
Cibalok itu membentuk pola aliran pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak time
to peak pada 2 sungai besar tersebut. Kota Bogor memanfaatkan kedua sungai ini sebagai sumber air baku
bagi Perusahaan Daerah Air Minum. Sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air
tanah, dan mata air. Kedalaman air tanah bervariasi sekitar 3 ─12 m, kedalaman muka air tanah dalam keadaan normal
musim hujan berkisar 3 ─ 6 m, sedangkan pada musim kemarau kedalaman muka air tanah mencapai 10 ─12 m.
Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik.
Sumberdaya alam lainnya berupa flora dan fauna juga ditemukan di Kota Bogor. Sejumlah tanaman tropis yang
langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor yang dikenal memiliki koleksi tanaman tropis yang terlengkap di dunia.
Selain itu, tanaman sayuran dan buah-buahan serta tanaman hias dan tanaman obat-obatan masih banyak diusahakan
oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat.
Kawasan rawan bencana di Kota Bogor adalah kawasan yang sering mengalami bahaya longsor dan
kawasan yang rawan banjir. Daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-3
rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada beberapa kecamatan.
Gambar 2.1.
Peta Batas Administrasi Kota Bogor
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-4
Kota Bogor mempunyai Kawasan Terbangun pada tahun 2005 dengan luas total 4.411,86 Ha atau sekitar
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-5
37,23 dari luas total Kota Bogor, yang berupa lahan perdagangan, permukiman, perumahan, komplek militer,
istana, industri, terminal, dan gardu. Kawasan terbangun tersebut didominasi oleh kawasan permukiman seluas
3.135,79 Ha 26,46, yang didalamnya terdapat fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, serta perkantoran.
Sedangkan kawasan belum terbangun dengan luas total sebesar 7.438,14 Ha atau sekitar 62,77 dari luas total Kota
Bogor, berupa situ, sungai, kolam, ruang terbuka hijau RTH, tanah kosong Non RTH, dan lain-lain yang tidak
teridentifikasi. Kawasan belum terbangun ini didominasi oleh RTH seluas 6.088,58 Ha atau 51,38, yang didalamnya
terdapat hutan kota, jalur hijau jalan, jalur hijau SUTET, kawasan hijau, kebun raya, lahan pertanian kota, lapangan
olah raga, sempadan sungai, TPU, taman kota, taman lingkungan, taman perkotaan, dan taman rekreasi.
Dengan kondisi geografis yang relatif lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya di kawasan
Jabodetabek, maka Kota Bogor mempunyai potensi yakni menjadi tujuan utama bermukim para pekerja di DKI Jakarta,
serta tujuan wisata penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan yang cepat ini harus diiringi dengan upaya
mempertahankan ruang terbuka hijau seluas 30 dari luas kota, pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk
meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mencegah tingginya debit drainase yang ada yang dapat menimbulkan
banjir. Perkuatan kepada sempadan sungai maupun tebing yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana longsor
juga penting untuk dilakukan.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-6
2.2. KONDISI EKONOMI