Tabel 2.9. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kota
Bogor 2008
Jiwa Penduduk
JiwaKm
2
n
1 Bogor Utara
166,245 17.64
9,382 sedang
2 Bogor Barat
205,123 21.77
6,244 rendah
3 Bogor Timur
94,329 10.01
9,293 sedang
4 Bogor
Selatan 179,494
19.05 5,826
rendah 5
Bogor Tengah
111,952.00 11.88
13,770 tinggi
6 Tanah Sareal
185,061 19.64
9,823 sedang
Kota Bogor 942.204
100.00 54.338
Sumber : Bogor Dalam Angka 2007 dan Hasil Analisis 2008.
Keterangan : Tinggi : 12,000 jiwakm
2
Sedang : 8,000 ─ 12,000 jiwakm
2
Rendah : 8,000 jiwakm
2
2.3.2. Pendidikan
Angka melek huruf AMH penduduk Kota Bogor sudah sangat baik dan terus mengalami peningkatan sebesar
98,92 pada tahun 2005 yang terus membaik pada tahun 2006, dan 2007 masing-masing menjadi 99,10 serta 99,28
.
Tabel 2.10.
Angka Melek Huruf AMH per Kecamatan di Kota Bogor
Tahun 2000 – 2007
Kecamatan 200
200 1
200 2
200 3
200 4
2005 2006
2007
1. Bogor Selatan
96,9 9
97 97,0
1 97,3
1 98,1
1 98,5
2 98,7
98,88 2. Bogor
Timur 97,6
1 97,6
2 97,6
3 97,9
3 98,7
4 99,1
5 99,3
3 99,51
3. Bogor 97,1
97,1 97,1
97,4 98,2
98,6 98,8
99,02
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-23
Tabel 2.10.
Angka Melek Huruf AMH per Kecamatan di Kota Bogor
Tahun 2000 – 2007
Utara 2
3 4
4 5
6 4
4. Bogor Tengah
97,7 5
97,9 4
97,9 5
98,2 5
99,0 7
99,4 8
99,6 6
99,84 5. Bogor
Barat 97,0
6 97,7
6 97,7
7 98,0
7 98,8
9 99,3
99,4 8
99,66 6. Tanah
Sareal 97,3
8 97,0
7 97,0
8 97,3
8 98,1
9 98,6
98,7 8
98,96
Kota Bogor 97,3
8 97,3
9 97,4
97,7 98,5
1 98,9
2 99,1
99,2 8
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan Kota Bogor tahun 2009
Pada tahun 2007 AMH di seluruh Kecamatan di Kota Bogor sudah lebih dari 99 persen. Penyebaran dalam kurun
waktu tahun 2000 – 2007 adalah Kecamatan Bogor Tengah yakni 99,84 , dan AMH terendah adalah Kecamatan Bogor
Selatan.
Indikator yang digunakan untuk melihat pembangunan sektor pendidikan adalah Angka Partisipasi
Kasar APK, Angka Rata-rata Murni APM, Rata-rata Lama Sekolah RLS, Rasio Murid terhadap SekolahRMS, rasio
murid terhadap kelas, dan rasio murid terhadap guru. APK untuk SD adalah 115,65, SMP adalah 104,92, dan SMA adalah
113,66. APM untuk SD adalah 86,54, SMP adalah 76,75, dan SMA adalah 78,34.
RLS pada tahun 2007 adalah 9.74 tahun meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini setara dengan SMA
tahun pertama. Distribusi RLS antar kecamatan di kota
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-24
Bogor berbeda, sebagaimana tertuang pada tabel 2.11 berikut.
Tabel 2.11.
Rata-rata Lama Sekolah RLS per Kecamatan di Kota Bogor Tahun 2000 – 2007
Kecamatan 200
200 1
200 2
200 3
200 4
200 5
200 6
200 7
1. Bogor Selatan 8,56
8,67 8,73
8,74 8,78
8,80 8,83
8,85 2. Bogor Timur
9,43 9,55
9,62 9,63
9,67 9,70
9,73 9,76
3. Bogor Utara 9,73
9,85 9,92
9,93 9,97
10,0 10,0
3 10,0
6 4. Bogor Tengah
9,90 10,0
3 10,1
10,1 1
10,1 5
10,1 8
10,2 1
10,2 4
5. Bogor Barat 9,84
9,97 10,0
4 10,0
5 10,0
9 10,1
2 10,1
5 10,1
8 6. Tanah Sareal
9,06 9,18
9,24 9,25
9,29 9,31
9,34 9,37
Kota Bogor 9,4
1 9,53
9,60 9,61
9,65 9,68
9,71 9,74
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan Kota Bogor tahun 2009
RMS diperoleh dengan membandingkan jumlah murid dengan jumlah sekolah pada suatu jenjang pendidikan
tertentu baik Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
sebagaimana tertuang pada tabel 2.12. Hal ini menandakan bahwa tingkat kepadatan sekolah di Kota Bogor makin tinggi,
sehingga upaya penanganannya lebih dipusatkan pada peningkatan daya tampung setiap sekolah.
Tabel 2.12.
Perkembangan Rasio Murid Terhadap Sekolah RMS Di Kota Bogor Tahun 2000 - 2007
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-25
.
Tingkat 20
00 20
01 20
02 20
03 20
04 20
05 20
06 20
07 SD
25 7
29 9
36 5
31 9
32 5
32 8
32 9
33 SMP –
UMUM 42
4 39
3 47
6 43
4 52
6 58
1 64
6 71
1 SMA-
UMUM 69
2 65
8 78
9 75
5 58
8 50
7 57
58 5
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan tahun 2009
RMS di tiga jenjang menunjukkan perbedaan antar kecamatan. Jumlah murid tertinggi untuk tingkat SD berada
di Kecamatan Tanah Sareal yaitu 376.50 dan terendah berada pada Kecamatan Bogor Barat yaitu 280.26. Untuk
tingkat SMP tertinggi pada Kecamatan Tanah Sareal yaitu 1110.65 dan terendah Kecamatan Bogor Timur 311.64 dan
untuk tingkat SMA tertinggi pada Kecamatan Bogor Utara 986.41 dan terendah di Kecamatan Bogor Selatan hanya
319.79 sebagaimana tertuang pada tabel 2.13 berikut.
Tabel 2.13.
Rasio Murid Terhadap Sekolah di Kota Bogor Tahun 2007
Kecamatan RMS SD
RMS SMP RMS SMA
1. Bogor Selatan 348,54
515,85 319,79
2. Bogor Timur 306,12
311,64 669,72
3. Bogor Utara 293,65
629,34 986,41
4. Bogor Tengah 374,94
1060,04 557,61
5. Bogor Barat 280,26
638,49 524,29
6. Tanah Sareal 376,50
1110,65 452,18
Rata-Rata 330,00
711,00 585,00
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan tahun 2009
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-26
Rasio murid terhadap guru digunakan untuk menggambarkan beban kerja guru dalam mengajar serta
untuk melihat tingkat mutu pengajaran di kelas, karena semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin kurang tingkat
pengawasan atau perhatian guru terhadap murid, sehingga mutu pengajaran cenderung semakin rendah. Rasio murid
dengan guru tahun 2007 untuk tingkat pendidikan SD ternyata paling besar berada di Kecamatan Tanah Sareal
yaitu 31,01 yang berarti untuk setiap guru harus mengawasi 31 murid, dan rasio yang terkecil berada di Kecamatan Bogor
Selatan yaitu 19,14 yang berarti setiap guru harus mengawasi 19 orang murid, sebagaimana tertuang pada
tabel 2.14 berikut:
Tabel 2.14. Rasio Murid Terhadap Guru di
Kota Bogor Tahun 2007 Kecamatan
RMG SD RMG SMP
RMG SMA
1, Bogor Selatan
26,79 8,28
13,43 2, Bogor Timur
31,01 12,87
10,37 3, Bogor Utara
19,14 7,90
11,32 4, Bogor
Tengah 29,12
16,06 14,38
5, Bogor Barat 29,23
18,01 19,42
6, Tanah Sareal 23,48
13,50 12,96
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan Kota Bogor tahun 2009
Dari kualitas pengajar, latar belakang pendidikan guru untuk SD terbanyak adalah DII 51, dan S1 Keguruan
sebesar 17. Kualitas guru layak mengajar sebanyak 72,
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-27
semi layak mengajar sebesar 5 sedangkan tidak layak mengajar sebanyak 23. Untuk jenjang SMP latar belakang
pendidikan terbanyak adalah S1 Keguruan sebesar 51 dan S2 sebanyak 1. Kualitas guru layak mengajar sebanyak
61, semi layak mengajar sebesar 21 sedangkan tidak layak mengajar sebanyak 18. Untuk jenjang SMA latar
belakang pendidikan terbanyak adalah S1 Keguruan sebesar 60 dan S2 sebanyak 6. Kualitas guru layak mengajar
sebanyak 63, semi layak mengajar sebesar 20 sedangkan tidak layak mengajar sebanyak 17 sebagaimana tertuang
pada tabel 2.15 berikut:
Tabel 2.15.
Data Pokok Pendidikan Kota Bogor Tahun Ajaran 20072008
N o
Variabel SD
MI SD +
MI SMP
MT s
SLT P+
MTs SM
A SM
K MA
SM +
MA
1 Guru Menurut
Ijazah GI : SMA Keguruan
529 62
591 75
26 101
17 31
11 59
SMA Non Keguruan 217
94 311
69 31
100 17
28 2
47 D-1
55 15
162 21
183 12
16 1
29 70
D-II 2.01
5 134
132 39
171 26
26 8
60 2.14
9 D-III Keguruan
89 13
102 257
22 279
95 191
3 289
D-III Non Keguruan 53
7 60
142 12
154 61
93 10
164 S-I Keguruan
678 70
748 1.38
6 212
1.59 8
1.0 94
979 201
2.27 4
S-I Non. Keguruan 147
13 160
382 133
515 281
410 73
764 S-2
7 26
7 33
44 48
4 96
7 2
Kelayakan Mengajar GL :
Guru Layak Mengajar
774 83
857 1.66
9 241
1.91 1.1
38 1.0
27 205
2.37 Semi Layak
Mengajar 200
20 220
524 145
669 281
410 73
764 Tidak Layak
Mengajar 2.81
6 305
3.121 438
117 555
228 385
35 648
3 Mengulang
1.85 8
130 1.988
54 143
197 91
28 208
327 Putus Sekolah
102 26
128 277
59 336
130 204
21 355
Lulusan 14.4
921 15.36
12.2 1.1
13.4 7.1
7.3 785
15.2
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-28
N o
Variabel SD
MI SD +
MI SMP
MT s
SLT P+
MTs SM
A SM
K MA
SM +
MA
47 8
84 19
03 22
71 78
4 Rata-rata NEM
Lulusan 6,31
5,6 2
6,02 6,1
2 4,8
9 5,1
5,0 6
5 Angka Mengulang
1,87 1,6
5 1,86
0,44 2,7
9 1,43
1,1 9
0,3 7
29, 37
20,7 6
6 Angka Putus
Sekolah 0,10
0,3 3
0,12 22,5
6 38,
39 24,3
3 1,7
2,7 8
2,9 6
2,25 7
Angka Lulusan 95,9
94, 94
95,84 100
72, 80
97,0 5
93, 51
99, 29
100 97,0
2
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan Kota Bogor tahun 2009
Tantangan aspek pendidikan adalah : a. Peningkatan penyelenggaraan wajib belajar 12 tahun
gratis b. Peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan
termasuk daya tampung sekolah c. Peningkatan mutu kurikulum dan kualitas sekolah
d. Peningkatan kualitas peserta didik e. Peningkatan keterjangkauan pendidikan oleh masyarakat
miskin f.
Peningkatan kualitas dan profesionalisme tenaga pengajar
g. Peningkatan sarana prasarana perpustakaan h. Peningkatan link and match sekolah kejuruan dengan
dunia usaha
2.3.3. Kesehatan