Keagamaan Kesejahteraan Sosial KONDISI SOSIAL BUDAYA

Kota Bogor dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kota Bogor kini menjadi salah satu model penerapan KTR tingkat KabupatenKota seluruh Indonesia. Tantangan aspek kesehatan adalah : a. Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin b. Peningkatan pencegahan terhadap penyakit menular dan tidak menular c. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta layanan kesehatan d. Peningkatan kesehatan ibu dan anak e. Peningkatan peran serta masyarakan dalam kesehatan f. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam ber-KB g. Peningkatan keterjangkauan masyarakat dalam mendapatkan alat kontrasepsi

2.3.4. Keagamaan

Jumlah terbesar penganut agama di Kota Bogor adalah Agama Islam sebanyak 92.76 yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 jumlah penduduk yang beragama Islam adalah 729,083 jiwa. Penganut Agama Katolik terbanyak berada pada Kecamatan Bogor Timur 6,782 jiwa, Protestan terbanyak berada di Kecamatan Bogor Tengah 5,137 jiwa, Hindu terbanyak berada di Kecamatan Bogor Utara 1,329 jiwa sedangkan Budha terbanyak berada di Kecamatan Bogor Tengah 1,989 jiwa. Jumlah penduduk menurut agama di Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 2.9. RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-38 Gambar 2.9. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kota Bogor 2008 Sumber: Bogor Dalam Angka 2008

2.3.5. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial dapat diindikasikan oleh banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS. Pada tahun 2008, banyaknya PMKS berdasarkan pendataan adalah 26.957 orang tersebar di 6 kecamatan. PMKS terbanyak terdapat di Kecamatan Tanah Sareal yaitu sebanyak 7.278 orang atau 27, sedangkan jumlah PMKS paling sedikit terdapat di Kecamatan Bogor Tengah yaitu RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-39 sebanyak 2.523 orang atau 9,36. Di tingkat Kelurahan PMKS terbanyak terdapat di Kelurahan Sukasari Kecamatan Bogor Timur yaitu sebanyak 1.250 orang atau 4,64 dan Kelurahan Balumbang Jaya sebanyak 1.046 orang atau 3,88, sedangkan jumlah PMKS terendah terdapat di Kelurahan Tegallega sebanyak 41 orang atau 0,15 sebagaimana tercantum pada tabel 2.19 dan gambar 2.10. Jenis PMKS terbanyak adalah keluarga fakir miskin 52,02. Kemudian disusul oleh wanita rawan sosial ekonomi, dan lanjut usia terlantar. Ketiga jenis PMKS inilah yang akan menjadi sasaran intervensi program kesejahteraan sosial di Kota Bogor. Tabel 2.19. Jenis PMKS Tahun 2008 Kode Jenis PMKS Persenta se F18 Keluarga fakir miskin 52.02 F7 Wanita rawan social ekonomi 14.85 F9 Lanjut usia terlantar 8.30 F19 Keluraga berumah tidak layak huni 4.75 F2 Anak terlantar 4.62 F11 Penyandang cacat 4.27 F22 Masyarakat tinggal di daerah rawan bencana 3.12 F5 Anak jalanan 1.96 F6 Anak cacat 1.81 F12 Penyandang cacat bekas penderita 1.22 F1 Anak balita terlandar 0.70 F14 Pengemis 0.40 F16 Bekas narapidana 0.37 F20 Keluarga bermasalahan social psikologis 0.37 F23 Korban bencana alam 0.36 F17 Korban penyalahgunaan napza 0.35 F13 Tuna susila 0.34 F27 Keluarga rentan 0.31 F4 Anak nakal 0.24 RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-40 Kode Jenis PMKS Persenta se F15 Gelandangan 0.11 F3 Anak yang menjadi korban tindak kekerasan 0.09 F8 Wanita korban tindak kekerasan diperlakukan salah 0.06 F21 Komunitas adapt terpencil 0.05 F26 Penyandang HIVAIDS 0.01 F25 Pekerja migrant 0.00 F24 Korban bencana social 0.00 F10 Lanjut usia korban tindak kekeraasn 0.00 Sumber : Disnakersos Kota Bogor Gambar 2.10. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Bogor Tahun 2008 RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-41 1 9 1 ,2 4 6 2 3 6 4 5 2 8 4 8 8 4 ,0 4 1 7 2 ,2 3 8 - 1 ,1 5 2 3 3 9 2 1 9 2 9 1 1 9 5 1 4 ,0 2 3 1 ,2 8 1 9 9 1 3 8 4 2 9 7 - - 2 8 4 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 F 7 F 8 F 9 F 1 F 1 1 F 1 2 F 1 3 F 1 4 F 1 5 F 1 6 F 1 7 F 1 8 F 1 9 F 2 F 2 1 F 2 2 F 2 3 F 2 4 F 2 5 F 2 6 F 2 7 Sumber : Disnakersos Kota Bogor Tantangan aspek kesejahteraan sosial meliputi : a. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pekerja sosial dalam penanganan PMKS b. Peningkatan ketersediaan sarana penanganan PMKS c. Peningkatan pengawasan PMKS d. Peningkatan pembinaan organisasilembaga keagamaan

2.3.6. Ketenagakerjaan