Daya Beli Masyarakat Perkembangan Nilai Ekspor Kota Bogor

TERSIER Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 175,45 222,07 156,48 116,52 113,48 192,0 9 242,42 186,00 126,35 118,88 210,81 261,49 221,45 139,51 124,25 233,22 285,11 264,79 153,98 130,30 258,91 315,03 317,05 166,63 137,26 PDRB 156,06 173,5 8 191,89 213,27 237,33 angka perbaikan, angka sementara Sumber Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor 2008 Pada Tabel 2.2 terlihat pada tahun 2008 telah terjadi Inflasi Perubahan Indeks Harga Implisit berbagai jenis produk sebesar 11,28 persen dan nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan inflasi tahun 2007 yaitu 11,14 persen. Sektor yang mengalami inflasi terbesar adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 19,73 persen, sedangkan yang terendah adalah Sektor Pertanian yaitu sebesar 3,73 persen yang dipengaruhi oleh Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 4,76 persen, Sub Sektor Tanaman Perkebunan sebesar -0,22 persen, Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 0,001 persen dan sub sektor perikanan sebesar 3,04 persen.

2.2.3. Daya Beli Masyarakat

Indeks daya beli dihitung dari Indikator konsumsi perkapita dan dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000. Walaupun sejak tahun 2000 – 2007 telah terjadi peningkatan, indeks daya beli masih rendah dibandingkan indeks kesehatan dan pendidikan sebagaimana tertuang pada tabel 2.3 berikut: RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-12 Tabel 2.3. Indeks Daya Beli per Kecamatan di Kota Bogor Tahun 2008 Kecamatan Indeks Daya Beli Bogor Selatan 58,94 Bogor Timur 66,94 Bogor Utara 67,33 Bogor Tengah 67,03 Bogor Barat 65,61 Tanah Sareal 67,03 Kota Bogor 65,55 Sumber : Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun 2008 Sedangkan Kemampuan Daya Beli MasyarakatPurchasing Power Parity PPP diukur melalui konsumsi perkapita riil, kemampuan daya beli merupakan suatu alat ukur yang menggambarkan tingkat keberdayaan masyarakat didalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan konsumsi riilnya, tanpa memperhatikan asal atau sumber penerimaannya apakah berupa pemberian atau hasil pendapatannya. Berdasarkan hasil Susenas diperoleh kemampuan daya beli masyarakat PPP tahun 2008 sebesar Rp. 643.650, sehingga diperoleh indeks konsumsi per kapita Kota Bogor tahun 2008 yaitu 65,55 persen. Dilihat dari aspek pengeluaran per kapitanya, persentase terbesar dari pengeluaran per kapita sebulan penduduk Kota Bogor berada RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-13 pada kisaran golongan pengeluaran Rp. 300.000,- sampai Rp. 499.999,-. Dari jumlah penduduk kota Bogor sebesar 87,61 termasuk dalam golongan pengeluaran lebih besar dari Rp. 300.000,-.

2.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor Kota Bogor

Perkembangan realisasi ekspor dari tahun 2008 dari Kota Bogor yakni menjadi sebesar US 128.348.623,3. Dari komoditas ekspor untuk non migas yang relatif stabil adalah meubel akar, batu taman, relief table, tanaman hias, pakaian jadi, minuman diet, ikan hias, furniture, tekstil, bordiran, ban dan boneka. Dari segi nilai ekspor, komoditas terbesar adalah garmen sebesar US 69.972.739,29, komoditas ban dengan nilai sebesar US 38.262.210, komoditas furniture sebesar US 63.254.20, serta komoditas tekstil senilai US 6.524.320, sebagaimana tertuang pada gambar 2.4. Komoditas ini diusahakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai lisensi dari perusahaan asing. Struktur ekspor tersebut menunjukkan bahwa peran utama masih berada pada pengusaha besar. Oleh karena itu pengembangan industri-industri kreatif lain yang bernilai ekspor dari usaha mikro kecil dan menengah, yang tetap menyerap tenaga kerja lokal Kota Bogor agar perputaran uang dapat beredar sebanyak mungkin di Kota Bogor. Tantangan aspek ekspor di Kota Bogor adalah : a. Peningkatan kualitas produk industri kecil sesuai dengan standar permintaan pasar RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 II-14 b. Peningkatan efisiensi dalam produksi industri kecil c. Peningkatan diversifikasi produk industri kecil d. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi e. Peningkatan pemasaran hasil-hasil UKM f. Peningkatan pengawasan distribusi dan kualitas barang Gambar 2.4. Jumlah Realisasi Ekspor Non Migas Di Kota Bogor 2006 – 2008 US Sumber : Dinas Perindagkop Kota Bogor Bogor Dalam Angka 2008

2.2.5. Kepariwisataan