HUBUNGAN PERASAAN INFERIORITAS DENGAN PERILAKU

30 BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel yang menunjukkan sifat sebab akibat Susanti, 2010. Penelitian korelasional untuk mengetahui sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain Noor, 2012. Noor 2012, mengatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menguji hipotesis, dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisiensi korelasi antara variabel tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan antara inferioritas dengan munculnya perilaku bullying.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel penelitian merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti Suryabrata, 2008. Variabel juga diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan dua macam variabel yaitu variabel bebas independen dan variabel tergantung dependen. Variabel bebas independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel tergantung Sugiyono, 2013. Sedangkan, variabel tergantung dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2013. Berdasarkan pengertian tersebut, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas : Inferioritas 2. Variabel tergantung : Perilaku Bullying

C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi Suryabrata, 2008. Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi indikator dari suatu konsep variabel Noor, 2012. Penyusunan definisi operasional ini penting, karena definisi operasional akan mengarah pada alat pengambilan data yang cocok untuk digunakan Suryabrata, 2008. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Perilaku Bullying

bullying merupakan tindakan yang ditimbulkan sebagai akibat dari penyalahgunaan kekuatan secara fisik dan mental atau kekuasaan oleh seseorang atau suatu kelompok. Bullying melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga yang lemah akan merasa tidak berdaya. Seperti menendang, memukul, mengejek, menuduh, dan mengucilkan seseorang. Bullying biasanya dilakukan di dalam lingkungan sekolah dan dilakukan pada saat tidak adanya pengawasan orang yang lebih dewasa. Semakin tinggi skor yang diperoleh, mengindikasikan tingkat bullying pada siswa yang semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, mengindikasikan tingkat bullying pada siswa yang semakin rendah.

2. Inferioritas

Perasaan inferior merupakan rasa rendah diri dan rasa kurang berharga yang muncul karena adanya perasaan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk mengaktualisasikan diri. Perasaan inferior tersebut dapat digambarkan dengan adanya perasaan tidak aman, sikap malu-malu, dan menarik diri dari lingkungan. Semakin tinggi skor inferioritas, mengindikasikan tingkat inferioritas yang tinggi pada siswa. Sebaliknya, semakin rendah skor inferioritas, mengindikasikan semakin rendah tingkat inferioritas pada siswa.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah semua remaja awal early adolescence yaitu remaja remaja yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama berusia 13-16 tahun. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yang dalam pemilihan subjek didasarkan pada

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

2 13 17

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 17

Kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dan pengaruhnya bagi motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur ST. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2016/2017.

0 2 241

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Inspirasi spiritualitas Santo Vincentius De Paul untuk peningkatan kepedulian sosial peserta didik SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu Kabupaten Bantul.

0 5 150

Hubungan antara kedisiplinan guru, kedekatan dan perhatian guru dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi : studi kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 0 141

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 2 236

Kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dan pengaruhnya bagi motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa siswi di SMP Pangudi Luhur ST. Vincentius Sedayu tahun ajaran

0 6 239

dari pangudi luhur sedayu paket 2

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 20