Aspek-aspek Perkembangan Remaja REMAJA

individu ini dapat menimbulkan perasaan inferior dan bahkan tidak berarti sama sekali bagi individu tergantung pada perasaan subjektif tentang inferioritas, yang berfungsi sebagai dorongan menuju kesempurnaan atau keutuhan Feist Feist, 2010. Beberapa orang menggunakan agresi untuk melindungi perasaan inferior yang berlebihan inferiority complex, untuk melindungi harga diri mereka yang rapuh Feist Feist, 2010. Agresi merupakan reaksi seseorang untuk merasakan ketidakberdayaan inferioritas atau dapat dikatakan pula sebagai sebuah pemberontakan melawan ketidakmampuan untuk meraih atau menguasai sesuatu Friedman Schustack, 2008. Beberapa orang mengganti perasaan inferior dengan bergerak menuju keadaan psikologis yang sehat dan gaya hidup yang bermanfaat. Namun, ada pula orang yang menanggapi perasaan inferior dengan melakukan kompensasi secara berlebihan dan termotivasi untuk menaklukkan diri dari orang lain atau menarik diri dari orang lain Feist Feist, 2010. Usaha untuk menaklukkan orang lain ini seiring dengan munculnya dorongan agresi individu. Bullying merupakan salah satu wujud agresi yang paling menggambarkan usaha individu untuk mengkompensasikan perasaan inferiornya dengan menyakiti, mengancam, atau menakut-nakuti orang lain Rigby, 2007. Hal ini dilakukan agar korban bullying dapat merasakan lemah dan tidak berdaya, sama halnya dengan yang dirasakan oleh pelaku bullying sebelumnya. Perasaan inferior pelaku bullying ini yang mendorong individu untuk berusaha membuat orang lain atau korban bullying turut merasakan perasaan inferior yang dialaminya, sehingga pelaku mendapatkan perasaan puas.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian landasan teoritik di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara perasaan inferioritas dengan munculnya perilaku bullying. Skema Hubungan Perasaan Inferior dengan Perilaku Bullying Aspek Perkembangan Remaja baik fisik biologis, kognitif, serta sosioemosi Perilaku bullying Keberhasilan mencapai tujuan Dorongan positif Dorongan agresi Remaja memiliki motivasi untuk membuat diri lebih baik Remaja memiliki motivasi untuk menaklukkan orang lain Remaja mengkompensasikan secara positif Remaja mengkompensasikan secara berlebihan negatif Muncul perasaan inferior pada remaja 30 BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel yang menunjukkan sifat sebab akibat Susanti, 2010. Penelitian korelasional untuk mengetahui sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain Noor, 2012. Noor 2012, mengatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menguji hipotesis, dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisiensi korelasi antara variabel tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan antara inferioritas dengan munculnya perilaku bullying.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel penelitian merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti Suryabrata, 2008. Variabel juga diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan dua macam variabel yaitu variabel bebas independen dan variabel tergantung dependen. Variabel bebas

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

2 13 17

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 2 17

Kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dan pengaruhnya bagi motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur ST. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2016/2017.

0 2 241

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Inspirasi spiritualitas Santo Vincentius De Paul untuk peningkatan kepedulian sosial peserta didik SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu Kabupaten Bantul.

0 5 150

Hubungan antara kedisiplinan guru, kedekatan dan perhatian guru dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi : studi kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 0 141

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 2 236

Kemampuan komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dan pengaruhnya bagi motivasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa siswi di SMP Pangudi Luhur ST. Vincentius Sedayu tahun ajaran

0 6 239

dari pangudi luhur sedayu paket 2

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 20