Hakikat Evaluasi Hasil Program Pendidikan

sangat berguna bagi administrator dalam menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi, atau dihentikan. b. Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil program 1 Menentukan tujuan evaluasi Tahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan tujuan inilah peneliti akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal, yakni aspek yang akan dievaluasi dengan objek evaluasi. Penentuan aspek hasil menandakan bahwa peneliti ingin mengetahui dampak dari program. Aspek hasil evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat program yang memberikan pengaruh pada pencapaian kompetensitujuan layanan yang telah ditetapkan Badrujaman, A, 2011: 114. 2 Menentukan kriteria evaluasi Sebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Membahas mengenai kriteria keberhasilan sebagai patokan evaluasi tidak akan terlepas membahas standar dan indikator. Kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi. Menetapkan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program memang tidak mudah. Schimdt Badrujaman, A, 2011: 115 menjelaskan empat cara untuk menentukan kriteria dalam evaluasi hasil, yaitu: menggunakan pencapaian melalui persentase; membandingkan pencapaian subjek yang mengikuti program dan yang tidak mengikuti program; menanyakan kepada peserta didik, orang tua, atau guru; serta dengan membandingkan skor pre-test dan post- test. 3 Memilih desain evaluasi Desain evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukkan waktu evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain ini dibuat untuk menyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut organisasi yang teratur dan menurut aturan evaluasi yang baik Badrujaman, A, 2011: 116. 4 Menyusun tabel perencanaan evaluasi Berdasarkan tujuan evaluasi yang telah ditetapkan, maka segera dilakukan penyusunan tabel perencanaan evaluasi. Tabel perencanaan evaluasi terdiri atas empat kolom, yaitu: kolom komponen, kolom indikator, kolom sumber data, dan kolom teknik pengumpulan data Badrujaman, A, 2011: 116. 5 Menentukan instrumen evaluasi Teknik pengumpulan data yang umumnya digunakan dalam evaluasi hasil ini adalah teknik pengumpulan data melalui pemberian instrumen berupa angket Badrujaman, A, 2011: 116. 6 Menentukan teknik analisis data Analisis data pada evaluasi hasil menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh program pada pencapaian kompetensitujuan peserta didik yang diteliti Badrujaman, A, 2011: 117. c. Penyusunan laporan evaluasi hasil program Laporan evaluasi hasil berisi gambaran umum pencapaian tujuan program. Laporan evaluasi hasil terdiri dari tiga komponen, yaitu: deskripsi data evaluasi hasil, analisis data evaluasi hasil, dan keputusankesimpulan diteliti Badrujaman, A, 2011: 118. 48

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsaan data, dan teknik analisis data. Keenam sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan field research, yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya di lapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri, yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak Sugiyono, 2010:15. B. Tempat dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini dilakukan di satu sekolah negeri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta. Sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 berbasis pendidikan karakter sehingga tepat digunakan sebagai tempat penelitian ini. Waktu penelitian yang dilakukan terlihat pada tabel Tabel 3 Jadwal Penelitian

C. Responden

Responden penelitian ini adalah anggota sekolah diantaranya kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK SMP Negeri 13 Yogyakarta. Beberapa responden tersebut dipilih sebagai perwakilan anggota sekolah yang menerapkan dan menerima pendidikan karakter, sehingga informasi yang di dapatkan bersifat menyeluruh. Berikut adalah daftar jumlah responden yang akan jadi sumber informasi terlihat pada tabel 4 NO TANGGAL PERTEMUAN KETERANGAN TEMPAT 1 25 April 2014 Konfirmasi ke SMP N 13 Yogyakarta bahwa pada tanggal 28 April 2014 peneliti datang ke sekola untuk melakukan penelitian. Kampus Paingan USD 2 26 April 2014 Persiapan lembar observasi, wawancara, dan kuesioner yang akan dibawa ke sekolah. Kampus Paingan USD 3 28 April 2014 Observasi sekolah, wawancara kepada kepala sekolah, guru matapelajaran, guru BK, dan siswa, serta menitipkan lembar kuesioner yang akan diberikan kepada orang tua. SMP N 13 Yogyakarta 4 9 Juni – 23 Juni 2014 Menganalisis hasil wawancara dan observasi, serta membuat verbatim hasil wawancara. Hasil wawancara keudian dibuat dalam bentuk kode- kode. Kampus Paingan USD 6 17 Desember 2014 Triangulasi teknik dan sumber sebagai uji validitas. Rumah Subyek Tabel 4 Daftar Jumlah Responden No Subyek Jumlah 1 Kepala Sekolah 1 2 Guru Mata Pelajaran 4 3 Guru BK 1

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan suatu topik tertentu, Esterberg Sugiyono, 2010: 317. Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses wawancara adalah pertanyaan tersruktur. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, guru BK, dan guru matapelajaran. Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam semua percakapan atau informasi yang diperoleh selama melakukan wawancara. Tujuan peneliti menggunakan alat perekam supaya memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi yang diperoleh selama proses penelitian. Selain itu untuk memperoleh tanda bukti berupa informasi hasil rekaman subyek yang bersifat asli dan benar adanya. Penggunaan alat perekam diberikan atas dasar kesepakatan peneliti dengan subyek. Berikut adalah panduan wawancara terstruktur yang akan di aplikasikan pada subyek terlihat pada tabel 5 Tabel 5 Panduan Wawancara Terstruktur NO ASPEK PERTANYAAN 1 Kepala Sekolah Keterlaksanaan a. Bagaimana sekolah merancang pendidikan karakter? b. Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam merancang pendidikan karakter ataukah sekolah berinisiatif merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah? c. Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan SMP tahun 2010 mengenai pendidikan karakter dalam merancang pendidikan karakter di sekolah ini? d. Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang memuat pendidikan karakter saat di kelassekolah? e. Bagamana model pendidikan karakter direncanakan dalam pembelajaran di kelas? f. Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter? g. Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah dan atas dasar pertimbangan apa dipilihnya karakter- karakter tersebut? h. Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah ini sejak sekolah ini berdiri? i. Langkah apa yang diambil oleh sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dan langkah-langkah tersebut menjadi suatu kebijakan sekolah? j. Dari manakah sumber informasi yang diperoleh sekolah mengenai pendidikan karakter yang saat ini diterapkan? k. Kiat-kiat apa yang telah dilakukan sekolah dalam melaksanakan program pendidikan karakter? l. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah cocok dan mendukung model pendidikan karakter di sekolah ini? m. Cara-cara apa saja yang ditempuh sekolah untuk mengidentifikasi kebtuhan karakter yang harus dimiliki oleh para siswa? Apakah melibatkan orang tua? Para guru? Para siswa? Evaluasi a. Apa tanggapan kepala sekolah tentang pendidikan karakter yang harus masuk ke dalam kurikulum sekolah? b. Seberapa pentingkah pendidikan karakter untuk sekolah ini? c. Apakah tuntutan kepala sekolah terhadap keterlaksanaan pendidikan karakter? d. Kasus-kasus apa saja yang sering muncul yang mengindikasikan bahwa pendidikan karkater disekolah ini tidak berhasil? e. Bagaimana kepala sekolah memikirkan solusi untuk mengatasi ketidak berhasilan pendidikan karakter di sekolah ini? f. Ide-ide apa lagi yang dipikirkan kepala sekolah untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah itu? g. Menurut bapakibu kepala sekolahguru BK apa saja peran stake holderorangtua siswa dalam mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter? h. Apa saja bentuk-bentuk dukungan sekolah Kebijakan sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter? penyediaan sarana-prasarana, anggaran, pelatihan para guru, dll i. Apakah pelaksanaan pendidikan karakter dimonitoring oleh kepala sekolah? Bagaimana bentuk monitoringnya? HambatandanSolusi a. Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter? b. Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan karakter? 2 Guru BK Keterlaksanaan a. Apa yang BapakIbu pahami mengenai pendidikan karakter? b. Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin minimal satu minggu satu kali di setiap tingkat kelas? c. Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter dengan bimbingan klasikal? d. Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? e. Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter? f. Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan anak? Evaluasi a. Bagaimanakah BapakIbu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui bimbingan klasikal yang BapakIbu lakukan selama ini? b. Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil setelah diberikan melalui bimbingan klasikal secara rutin? c. Bagaimana sekolah mengetahui atau mengukur tingkat perubahan karakter siswa setelah diberikan experensial learning EL?