Peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 279 Lagoa Koja Jakarta
UTARA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Abdul Rohman
Nim : 206011000017
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abdul Rohman
NIM : 206011000017
Tempat/Tgl lahir : Jakarta, 13 Juni 1986
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Peranan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 279 Lagoa Koja Jakarta Utara
Dosen Pembimbing : Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 31 agustus 2010
(3)
i
Nama : Abdul Rohman
NIM : 206011000017
Jurusan/fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Peranan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Dalam Proses Pendidikan Guru Di Sekolah SMP Negeri 279 Jakarta
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 279 Lagoa-Koja Jakarta Utara dari bulan 05 April sampai dengan 13 Agustus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peranan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai peranan terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah SMP Negeri 279 Jakarta.
Supervisi kepala sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, untuk melakukan pembinaan kearah perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, disamping itu juga tujuan supurvisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru di sekolah.
Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja guru adalah merupakan kemampuan kerja seseorang guru yang ingin diperlihatkan dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran yang baik.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 279 Jakarta dengan jumlah 30 guru. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 39 guru SMP Negeri 279 Jakarta.
Data tentang peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru disekolah diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh guru di SMP negeri 279 Jakarta. Metode yang di gunakan adalah korelasi product moment dari pearson dengan taraf 5% dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment di peroleh r hitung sebersar 0,41 kemudian hasil tersebut dibangingkan dengan r tabel dengan df = 28 taraf signifikansi 5% adalah 0,361, berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara peranan supervisi keopala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah di tolak dan sebaliknya hipotesis alternative yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara peranan supervisi terhadap kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah di terima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat meningkatkan proses pendidikan guru di sekolah di SMP Negeri 279 Jakarta hal ini menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah mempunyai pernanan penting dalam meningkatkan proses pendidikan guru di sekolah SMP Negeri 279 Jakarta
(4)
ii
Sembah, sujud berserta syukur penulis haturkan kehadirat kebesaran nan keagungan Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, yang mengiringi rasa syukur penulis semoga selalu tercurahkan kepada nabi muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang mengikuti dan mengamalkan akan sunnah-sunnahnya.
Penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Dalam Proses Pendidikan Guru Di Sekolah SMP Negeri 279 Jakarta. ini merupakan salah satu kewajiban untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai syarat menempuh Munaqasyah.
Sangat disadari bahwa semasa persiapan dan proses pelaksanaan sampai pada penyelesaian skripsi ini, begitu banyak “peran dan bantuan” dari pihak lain, baik sengaja ataupun tidak dalam tugas ini. Setiap peran memberikan nilai tersendiri bagi penulis.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr Dede Rosyada, M.A, selaku Dosen Seminar Proposal beserta seluruh staffnya.
2. Ketua dan Skretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam berseta seluruh staffnya. 3. Bapak Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor, selaku pembimbing yang bersedia meluangkan waktu dan senatiasa memberikan petunjuk, arahan, bimbingan serta koreksi dengan penuh kesabaran sehingga mencapai hasil yang maksimal.
(5)
iii
5. Ayahandaku tercinta tersayang Ali Shobartin dan Ibundaku tercinta dan tersayang Maemunah dengan kesabaran, pengorbanan dan untaian doa-doa nya yang selalu menyertai setiap kali dalam sholatnya, senatiasa mendorong dan mendoakan penulis untuk selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini, beliau jugalah sumber motivasi bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu. Terimakasih.
6. Kakak-kakakku tersayang Khairun Nisa, Hayati Nufus, Siti Badriyah, Asep Jalaludin, M. Fitri Gojali, Hasanul Umam dan adik-adikku tersayang, M. Sholeh Huddin, Maulana Yusup, dan Muhammad Fatoni. Serta kakak Iparku M. Rojalali yang telah membantu.
7. Seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan motivasi dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepala sekolah SMP Negeri 279 Bapak Budiarto dan Wakil kepala sekolah
Bapak Rusadi beserta staffnya yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian.
9. Adinda tersayang, Sami Wulandari, yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
10.Teman-teman seperjuangku Jurusan Pendidikan Agama Islam A-B yang memotivasi dan saling tukar informasi selama proses penulisan skripsi ini. 11.Sahabat-sahabat terbaikku Ahmad Khozaini, Ahmad Buysro, Ahmad Susanto,
Didi Ahmad Mursidi, Aulia Sindu, Darmawan dll yang telah memberikan support yang semangat.
(6)
iv
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan, Amin.
(7)
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat ... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ... 6
1. Pengertian dan Tujuan Supervisi Pendidikan ... 6
2. Prinsip Supervisi Pendidikan ... 9
3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan ... 12
4. Fungsi Kepala Sekolah Dalam Supervisi Pendidikan... 13
5. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 15
B. Konsep Kinerja Guru ... 17
1. Pengertian Kinerja ... 17
2. Ruang Lingkup Kinerja Guru ... 18
3. Macam-macam Kinerja guru ... 18
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja guru... 23
C. Kerangka Berfikir ... 25
(8)
vi
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Teknik pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian... 33
1. Sejarah beridirnya SMP Negri 279 dan perkembangananya ... 33
2. Visi dan Misi ... 34
3. Sturktur Organisasi ... 35
4. Keadaan guru, karyawan dan siswa ... 37
5. kegiatan belajar mengajar ... 42
6. Keadaan sarana prasarana pendidikan ... 42
7. pelaksanaan supervisi ... 43
B. Deskripsi data ... 44
C. Analisa dan interprstasi data ... 44
1.Analisa Data ... 44
2.Interprestasi Data ... 44
A. Faktor Pendukung ... 74
B. Faktor Penghambat ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini untuk menentukan arah laju perjalanan suatu bangsa, generasi saat ini dan generasai yang akan datang.
Oleh karena itu perhatian terhadap kinerja sumber daya manusia adalah hal yang utama yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan SDM yang handal dan berkualitas. Sebagai suatu upaya, pendidikan berusaha untuk menjadikan manusia yang memiliki kemampuan cipta (kognitif), segi rasa (afektif), maupun dari segi karsa (psikomotorik). Pembinaan dari segi cipta antara lain bisa dilakukan melalui peningkatan intelektualitas, pendidikan dan latihan logika dalam wujud penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi. Pengembangan dari segi rasa dapat di lakukan melalui kegiatan dan apersepsi kesenian dalam berbagai bentuk. Sedangkan karsa dikembangkan melalui penanaman dan pengembangan etika, adat kebaiasaan dan pendidikan dalam rangka membangun kemampuan manusia. Di samping itu juga bahwa pendidikan berhubungan langsung dalam kehidupan manusia kapan dan di mana saja berada.
(10)
Sebagaimana yang tercantum dalam tujuan nasional kita yaitu, “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang handal dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.1 Oleh karena itu peran guru sebagai pendidik diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan dan betapa perlunya peningkatan mutu kinerja guru dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia dan taraf mutu dan kehormatan bangsa “maka didalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di tekankan pentingnya peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional”.2 Maka dengan ini berarti di perlukan untuk meningkatkan mutu dengan memperbaiki sistem serta praktek menajemen pendidikan secara mendasar
Oleh karena itu, sikap pendidikan seharusnya selalu mencerminkan peningkatan harkat dan martabat kemanusian untuk peningkatan kinerja masyarakat bangsa dan Negara
Pengembangan kinerja sumber daya manusia sangat diperlukan khususnya untuk dapat menjawab dan memanfaatkan kesempatan yang ada, karena peran sumber daya manusia akan menjadi faktor utama sebagai penentu maju dan mundurnya suatu Negara.
Menurut pengamatan penulis permasalahan saat ini adalah keadaan sekolah yang masih kurang didukung oleh kinerja sumber daya manusia yang memadai adanya adalah kualitas guru yang masih rendah dan menajeman pengelolaan yang kurang baik, hal itu akan mempengaruhi keluaran (aut put)
1
Redaksi Bumi Askara, UU Tentang system Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelakasnaannya (Jakarta; Sinar Grafika), cet. Ke -3,h. 4
2 Bambang Triantoro, Perkiraan Strategis Nasional Tahun 2003 Sistem Pendidikan (IKIP Jakarta, 19900
(11)
yang kurang berkualitas dalam arti pencapaian tujuan kurang berhasil dengan maksimal
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan lanncar apabila komponen-komponen dalam lembaga sekolah terpenuhi dan berfungsi sebagai mana mestinya beberapa diantaranya adalah: sarana prasarana memadai, peningkatan kerja guru dan tenaga kependidikan lainnya, perbaikan kurikulum, adanya struktur oganisasi yang teratur dan yang tak kalah pentingnya yaitu kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Dengan demikian Jika komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif .
Peranan supervisi dibutuhkan untuk membantu kepala sekolah sebagai seorang sepervisor dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia guru.
“Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting-kalau tidak dapat dikatakan terpenting. Dikatakan sangat penting karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap-tiap sekolah”. 3 Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau tidak nya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
Pelaksanaan supervisi seperti inilah yang diharapkan dapat dilaksanakan di sekolah. Namun demikian pada kenyataanya pelaksanaan belum seperti yang diaharapkan. Karena pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sering menimbulkan pemahaman beberapa guru berdasarakan istilah yang lama. Yang menyebabkan supervisi hanya mencarai cari kesalahan dalam melakukan kegiatan, bukan untuk membantu guru dalam memecahakan permasalahan yang ada. Dikarnakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman kepala sekolah yang
3
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-17,h.101
(12)
menyebabkan pelaksanaan supevisi masih berbentuk infeksi, sehingga kinerja dari sumber daya manusia yang diinginkan belum terlaksana dengan baik.
Dari latar belakang inilah, maka penulis berusaha mengulas dan memecahkan permasalahan tersebut melalui skripsi yang diberi judul
“PERANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. SMP NEGERI 279 LAGOA KOJA JAKARTA UTARA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan masalah diatas sebagai berikut:
a. Bagaimana Peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ? b. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses
belajar mengjar?
c. Adakah hubungan yang signifikan antara supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah dengan kinerja guru ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitan dan penulisan skripsi ini lebih terarah, maka masalah pada penelitian ini dibatasi hanya pada peranan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru sebagai berikut :
a. Peranan Supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Khususnya di SMP Negeri 279 Lagoa kecamatan Koja Jakarta Utara
b. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses belajar mengjar?
(13)
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, selanjutnya penulis rumuskan masalah dalam penelitian ini :
1. Apakah supervisi yang dilakukan kepala sekolah mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja guru ?
2. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses belajar mengjar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana peranan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
2. Agar dapat mengetahui apakah supervisi pengajaran yang dilakukan kepala sekolah memiliki hubungan teradap kinerja guru dalam proses pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitan ini, penulis mengharapkan bermanfaat:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai peranan supervisi.
2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk pelaksanan supervisi yang akan datang di sekolah tersebut.
3. Bagi Ilmu pengetahun, sebagai sumbangan data ilmiah mengenai pelaksanaan supervisi
(14)
6 BAB II
KAJIAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
1. Pengertian dan Tujuan Supervisi Pendidikan
Istilah supervisi yang berasal dari bahasa inggris terdiri dari akar kata, yaitu: super yang artinya “di atas”, dan vision, mempunyai arti “melihat”1. Dengan demikian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang di lakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas-atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal lainnya didalam mencapai tujuan pendidikan.2 Dengan adanya supervisi guru-guru diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya.
1
Suharsimi Arikonto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004) cet. Ke-1, h. 4
2 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2007),cet. Ke-17, h. 76
(15)
Sedangkan pengertian supervisi menurut P. Adam dan Fank G Dickey seperti yang dikutip Piet A. Shertian dan Frans Matheru ”Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran”.3
Moh. Rifai mengartikan supervisi pendidikan sebagai berkitu :
a. Serupervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru meningkatakan kemampuannya.
b. Supervisi tidak langsung diarahkan kepada murid tetapi kepada guru yang membina murid itu.
c. Supervisi tidak bersifat direktif (mengarahkan tetapi lebih baik banyak bersifat konsultatif (memberikan dorongan, saran dan bimbingan).4
Menurut M. Ngalim Purwanto “Supervisi suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan perkerjaan mereka secara efektif.”5
Sebagaimana dikutip Piet A Saharteian dalam buku prinsip dan teknik supervisi pendidikan mengungkapkan pengertian supervisi sebagai berikut: “Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan pendidikan bahan-bahan pengajaran dan evaluasi pengajaran”6
Sedangkan menurut Boradman, Et. Al, supervisi adalah Suatu usaha menstimulir, mengkordinir dan membimbing secara kontiniu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secraa kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontiniu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.7
Sedangkan devinisi supervisi pendidikan yang dirumuskan Hadari Nawawi diartikan “sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu
3 Piet A. Sahertiaen dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1981), h. 18
4
Moh. Rifai, Adminstrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Jeamers, 1987), h.38
5 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),cet. Ke-17, h.76
6 Piet A. Sahertiaen dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi…h.20 7
(16)
guru-guru atau orang yang dipimpin agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap yang seusuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan apa umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya agar mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar”.8
Seperti sudah dijelaskan, kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan batuan kepada guru-guru, maka, tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas. Dengan demikian tujuan supervisi pendidikan ialah “memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru”.9
Sahertian dan F. Mataheru dalam buku mereka “prinsip dan teknik pendidikan” merumuskan beberapa tujuan-tujuan konkrit dari supervisi pendidikan diantaranya:
a. Membatu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan
b. Membatu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid c. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar d. Membantu guru dalam menggunakan methode-methode dan alat-alat
pelajaran modern.
e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid
f. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjan guru itu sendiri.
g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka
h. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira degan tugas yang diperolehnya.
i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyusuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya
j. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.10
8 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikkan, (Jakarta: Pt Gunung Agung, 1995) cet. Ke-12. h.103
9 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pemgembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Pt Rineka cipta, 2008), h. 19
10
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
(17)
Sebagaimana yang sudah tercantum Tujuan umum supervisi adalah memberikan batuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.11 Dengan demikian secara tidak langsung supervisi membantu guru melaksanakan tugasnya di sekolah.
Dari beberapa pengertian dan tujuan di atas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, untuk melakukan pembinaan kearah perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, disamping itu juga tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru
2. Prinsip Supervisi Pendidikan
Berikut ini adalah prisip-prinsip supervisi yang dikemukakan oleh Piet Sahertian;
a. Prinsip Ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kegitan Supervisi dilaksanakan berdsarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanan proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencaana dan kontinu.
b. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan kamanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjungjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
c. Prinsip Kerja Sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut isltilah supervisi ’sharirng of idea, shariring of experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh bersama.
11
(18)
d. Prinsip Konstuktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.12
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa supervisi dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip kerja sama antara guru dan kepala sekolah. Agar tercapai kearah itu kepala sekolah harus bersikap demokratis yaitu menjungjung tinggi harga diri dan martabat guru. Dalam mememcahkan suatu masalah keberadaan supervisor, harus mampu menciptakan suasana musyawarah. Meminta pendapat orang lain. Sehingga dapat menstimulus dan memberi spport guru untuk termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya sebagai seorang guru.
Menurut Oteng Sutisna, prinsip-prinsip supervisi moderen yaitu :
a. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan. Ia adalah jasa yang besifat kooperatif dan mengikutsertakan; karenanya para guru, hendaknya dilibatkan dalam pengembangan program supervisi.
b. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi
c. Supervisi hendaknya di sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah
d. Supervisi hendaknya membatu menjelaskan tujuan-tujuan dan saran-saran pendidikan, dan hendaknya menerangkan implikasi-implikasi dari tujuan-tujuan dan saran-saran itu.
e. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan hendaknya membantu dalam pengembangan hubungan sekolah dan masyarakat yang baik
f. Tanggung jawab bagi pengembangan program kegiatan supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan para penilik/pengawas bagi sekolah yang berada di wilayahnya. Ini berarti kepala sekolah menjadi penjabat supervisi pertama bagi sekolahnya.
g. Harus ada dana yang mamadai bagi program kegitan supervisi dalam anggaran tahunan, serta, personil personil, matereial, dan perlengkapan yang mencukupi kebutuhan.
h. Efektifitas program supervisi hendaknya dinilai secara pribadi oleh para peserta. Tidak ada perbaikan bisa terjadi jika tidak bisa ditentukan apa yang dicapai.
i. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian yang mutakhir.
j. Supevisi kian bertambah diangkat dari situasi tertentu dari pada dipaksakan dari atas.13
12
Piet A. Sahertian, konsep dasar dan teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka pemgembangan sumber daya manusia, (Jakarta: Pt Rineka cipta, 2008), h. 20
13
Oetng Sutisna , Administrasi Pendidikan: Dasar Toeritsi untuk praktek Professional, (Bandung Angkasa, 1993), h. 265-266
(19)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan berdasarkan prisip integral, bahwa supervisi di lakukan dengan mengikut sertakan guru dalam upaya melakukan perbaikan di sekolah, dengan melihat semua aspek yang berkaitan dengan proses pengajaran.
Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto dalam bukunya ”Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan” mengemukakan prinsip-prinsip supervisi positif terdiri dari:
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif. b. kepala sekolah sebagai supervisor harus menghargai kepribadian guru. c. Supervisi harus kreatif dan konstruktif.
d. Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti mempunyai kelebihan dan kukurangan.
e. Supervisi harus scienfic dan efektif.
f. Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “Scientivic”. g. Supervisi dapat memberi perasaan aman kepada guru-guru.
h. Kepala sekolah yang merangkap sebagai supervisor bagaikan bapak atau saudara bagi mereka yang senantiasa berusaha membantu mereka dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
i. Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
j. Supervisi yang dilaksanakana kepala sekolah hendaklah didasarakan atas keadaan yang sebenarnya yang dapat di lihat, disaksikan dan diketahui oleh kepala sekolah itu sendiri dari dekat.
k. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan self evulation.
l. Supaya menjadi mantap, baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru-guru, maka hendaknya kepala sekolah dapat mengembangkan dirinya terlebih dahulu.14
Dari beberpa pengertian pirinsip-prinsip supervisi yang dikemukakan diatas, dapatlah memberikan suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa supervisi harus mengedepankan prinsip-prinsip positif, yakni supervisi dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan guru yang di supervisi. Karena keberadaan guru sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial yang membangun tanpa harus mengedepankan kekuasaan atau otoritas dalam proses mencapai suatu tujuan.
14
Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto , Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Askara,1988), h.42.
(20)
3. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah perlu mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan.
Menurut Oteng Sutisna teknik-teknik supervisi diantaranya : a. Kujungan kelas.
b. Pembicaraan individual. c. Diskusi kolompok. d. Demonstrasi mengjar. e. Kunjungan kelas antar guru. f. Pengembangan kurikulum. g. Buletin supervisi.
h. Lokakarya.15
Adapun teknik supervisi menurut Ngalim Purwanto dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perseorangan dan teknik kelompok. adalah sebagai berkut:
a. Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1) Mengadakan kujungan kelas (classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu- waktu oleh supervisor (kepala sekolah, pemilik, pengawas) yang mana tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis/metodik yang sesuai untuk melihat kekurangan (kelemahan yang susuai untuk melihat kekurangan kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki).
2) Mengadakan kunjugan obeservasi (observation visitis) baik kunjungan obeservasi disekolah sendiri maupun kesekolah lain.
3) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problem yang dialami siswa.
4) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Dengan teknik perseorangan, dapat juga dilakukan kelompok, tergantung pada tujuan dan situasinya.
Berbagai kegiatan supervisi tersebut di atas di samping dapat dilakukan dengan teknik perseorangan, dapat juga dilakukan kelompok, tergantung pada tujuan dan situasinya
15
(21)
b. Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kolompok. Beberapa kegiatan yang dapat dialakukan anata lain;
1) Mengadakan pertemuan rapat/meeting
2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussing) 3) Mengadakan penataran-penataran (inservice training).16
Untuk membantu guru-guru agar maju dan berkembang dalam meningkatkan program sekolah. Kepala sekolah dapat menggunakan berbagai teknik-teknik supervisi. Pada masing-masing teknik supervisi itu memerlukan sebuah perencanaan yang baik dan sistematis. Maka ketika supervisor akan melakukan supervisi di lapangan dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang akan diambil dalam pencapaian tujuan yang akan dapat tercapai secara efektif. Namun dari beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam pembinaan pendidikan dan pengajaran, teknik-teknik tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu teknik yang bersifat individual, adalah teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang besifat kelompok, adalah teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang. Sebagaimana seperti penulis uraikan di atas.
4. Fungsi Kepala Sekolah Dalam Supervisi Pendidikan
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi banyaknya masalah baru yang ditimbulkan harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan.
Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah menurut E Mulyasa dalam bukunya menjadi kepala sekolah professional adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah Sebagai Educator (pendidik). b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer.
c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.
d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor itu merupakan.
16
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 120-122
(22)
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader . f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator. g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator.17
Menurut Ahmad Rohani dalam bukunya pedeoman penyelenggaraan administrasi pendidikan sekolah bahwa fungsi kepala sekolah dalam superfisi yaitu :
a. Fungsi pelayanan (service activity) yaitu kegiatan pelayanan untuk meningkatkan profesionalnya.
b. Fungsi penelitian yaitu untuk memperoleh data yang obyektif dan relevan, misalnya untuk menemukan hambatan belajar.
c. Fungsi kempemiminan yaitu usaha mempengaruhi orang lain agar yang disupervisi dapat memecahkan sendiri masalahnya sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya
d. Fungsi manajemen yaitu supervisi dilakukan sebagai kontrol atau pengarah sebagai aspek dari manajemen
e. Fungsi evaluasi yaitu supervisi dilakukan untuk mengetahui hasil/kemajuan yang diperoleh.
f. Fungsi supervisi sebagai bimbingan
g. Fungsi supervisi pendidikan dalam jabatan (inservice education) khususnya bagi guru muda/peserta didik sekolah pendidikan guru.18 Adapun fungsi kepala sekolah dalam bukunya Ngalim Porwanto adalah sebagai berikut :
a. Dalam Bidang Kepemimpinan. b. Dalam Hubungan Kemanusian. c. Dalam Pembinaan Proses Kelompok. d. Dalam Bidang Adminstrasi.
e. Dalam Bidang Adminstrasi.19
Jika kesemua fungsi-fungsi kepala sekolah di atas benar-benar di kuasai dan di jalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah terhadap para anggotanya, maka kelancaran jalannya sekolah atau lembaga pendidikan dalam pencapain tujuan pendidikan akan lebih terjamin keberhasilannya.
17
E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah, Professional, (Bandung : Rosdakarya, 2004) h. 99-120.
18
H. Abu ahmadi, H. M. Ahmad Rohani, Pedoman Penyelenggaraan Adminstrasi Pendidikan Sekolah: (Jakarta: Bumi Askara, 1994), cet. Ke 7, h. 67-68
19
(23)
5. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Menurut Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor
a. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang kurikulum. b. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang personalia. c. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang “public relation”. d. Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang hubungan guru murid. e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personal di bidang non pengjaran. f. Kepala sekolah sebagai pemimipin di dalam mengadakan hubungan dengan
kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
g. Kepala sekolah seebagai pemimpin dalam pelayanan bimbingan.
h. Kepala sekolah adalah pmimpin dalam artilkulasi dengan sekolah-sekolah. i. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah
sekolah dan perlengkapan.
j. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.20
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab yang besar dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah tidak hanya satu bidang akan tetapi meliputi banyak bidang terutama berkaitan dengan pembelajaran.
Menurut Peter F. Olivia, kepala sekolah berperan sebagai: a. Coordinator
b. Konsultan
c. Pemimpin kelompok d. Evaluator21
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa tugas kepala sekolah sebagai supervisor:
a. Meyediakan tempat gedung yang baik b. Menyediakan perlengkapan sekolah c. Menyiapkan staf mengjar
d. Menyelenggarakan penataran guru-guru e. Menilai pengajaran guru
f. Menambah kesejahteraan guru
g. Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar.22
20
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto , Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Askara,1988), h.29-34.
21
Piet A. Sahertian, konsep dasar dan teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka pemgembangan sumber daya manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 25
22
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 116
(24)
Berdasarkan beberapa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor tersebut sebagian besar berhubungan dengan kurikulum sekolah, yang lain adalah menyiapakan staf pengajar, menyelenggarakan penataran-penataran guru dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat. Menyiapkan staf dan mengadakan penataran yang tujuannya meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan hubungan dengan masyarakat juga berlaku bagi guru, sebab guru tidak dapat mengisolasikan diri dalam melaksanakan dan memajukan pendidikan.
Maju dan tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan jumlah guru dan kecakapan-kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan supervisi, untuk meningkatkan mutu pendidikan bukan hanya memanfaatkan kesanggupan guru-guru itu tetap juga bagaimana kepala sekolah dapat mengikutsertakan semua potensi yang ada dalam kelompoknya semaksimal mungkin.
Dinyatakan dalam ajaran islam bahwa manusia dijadikan Allah dengan tidak sia-sia. Tiap manusia itu diberikan tanggung jawab sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Kiyamah ayat 3 yang berbunyi :
)
ﺔﻣﺎﯿﻘﻟا
…
:
٣
(
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dilahirkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban).23 Ayat ini mengisyaratkan bahwa tiap-tiap manusia tidak dibiarkan begitu saja tanpa ada tanggung jawab, begitu juga bagi kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tanggug jawab dalam meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya melalui supervisi yang diberikannya.
23
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Gema Risalah Press, 1989). h 1000
(25)
B. Konsep Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja
Didalam kamus besar bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang ingin diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang. Demikian juga menurut Ilyas Yaslis kinerja adalah “Penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun sturktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi”.24
Yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah “Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan sesuatu komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kongnitif, afektif dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran”.25
Sementara itu Hadari Nawawi, mengartikan kinerja sebagai “Kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaanya dalam mencapai tujuan”.26
Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan”.27
Menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru itu merupakan kemampuan kerja seseorang guru yang ingin diperlihatkan dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran yang baik. Oleh karena
24
Yaslis Ilyas, Teori, Penilain dan Penelitian, (Depok. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM, 1999), h. 12
25
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. Ke-1
26
Hadari Nawawi, Administrasi, Pendidikan, (Jakarta: PT , Gunung Agung , 1996), cet. Ke-3. h. 24
27
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung : PT Rosda Karya, 2000), h.67
(26)
itu guru di tuntut merencanakan pengajaran terhadap para siswa. agar guru mampu berperstasi dalam melaksanakan tugasnya serta mampu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar dengan baik, juga seorang guru yang profesional harus mempunyai kemampuan dasar atau kompetensi dan juga keterampilan dalam prosss belajar mengajar .
2. Ruang Lingkup Kinerja Guru
Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki kemampuan dasar dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut akan membawa citra seorang guru dikenal didalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolahnya, kemampuan tersebut meliputi kemampuan pedagogik, personal professional dan sosial.
Dengan demikian penulis berpendapat bahwa kemampuan yang dimiliki tersebut diatas seyogyanya sebagai guru harus mampu mengimplementasikan serta melaksanakan tugasnya secara optimal dan bertanggung jawab karena hal itu akan mampu menumbuhkan proses belajar mengajar yang harmonis dan efektif sehingga dapat tercapai tujuan yang hendak diraih.
3. Macam-macam Kinerja Guru
Dalam sebuah sekolah atau instansi pendidikan, guru dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut dia sebagai pekerja dan sebagai pendidik. Oleh karena itu dan sebagaimana pengertian diatas, maka guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliik berbagai macam kinerja, diantara kinerja-kinerja guru yang harus ditampilkan di sekolah dalam rangka menjalankan tugas/persefsi keguruannya sebagaimana ditulis dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta digolongkan kedalam dua sudut pandang. Yaitu:
a. Guru sebagai pegawai, maka kinerja-kinerja yang harus ditampilkan dalam kegitaannya di sekolah, yaitu:
1). Bidang hasil utama terdiri dari indikator, kualits dan kuantitas pelaksanaantugas meliputi:
a) Ketepaan waktu menyelesaikan pekerjaan b) Kebenaran hasil perkerjaan
c) Ketepatan dan kebenaran pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas
(27)
2). Bidang prilaku utama terdiri dari indikator prilaku harian dalam melaksanakan tugas meliputi;
a) Ketepatan waktu ditempat tugas
b) Ketepatan waktu pulang dari tempat tugas/kantor
c) Keberadaan/standby ditempat tugas dan informasi hubungan dinas/tugas
d) Kejujuran menyampaikan data dan informasi hubungan dinas/tugas
e) Kemampuan kerja sama dalam tim kerja
f) Hubungan antar manusia dalam lingkungan tempat kerja/kantor g) Efetifitas kepemimpinan kepada bawahan (bagi pejabat
struktural)28
b. Guru sebagai pengajar atau pendidik. Maka kinerja yang harus diperlihatkan oleh para guru antara lain yaitu:
1) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi anak dan perkembangan.
2) Mampu membuat perencanaan pengajaran 3) Menguasai materi pelajaran.
4) Menguasi berbagai metode pembelajaran
5) Mampu menggunakan berbagai alat/media pembelajaran. 6) Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi .29
Berbagai kemampuan di atas harus dimiliki oleh peserta didik, karena itu semua merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh pera pendidik di sekolah. Namun demikian, sebelum mereka memiliki kesemua kemampuan tersebut, terlebih dahulu harus memilik kopetensi-kompetensi sebagai pendidik/guru.
Menurut Muhibbin Syah “Kompetensi guru merupakan kamampuan seorang seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak”.30
Kompetensi penting dalam hubungan dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Kegiatan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur serta
28
Peraturan Gubernur daerah khusus Ibu Kota Jakarta No. 11 Tahun 2006 tentang,
Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Peningkatan Penghasilan Kepada Pegawai Negri Sipil Pemerintah Provisni Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bab II Pasal 3 Nomor 3 dan 4 halaman.
29
Peraturan Gubernur daerah khusus Ibu Kota Jakarta No. 11 Tahun 2006 tentang,
Petunjuk Pelaksanaan…,h.3-4
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997) Edisi Revisi, cet Ke-3, h. 229
(28)
kurikulumnya akan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswanya.
Kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat macam sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), yaitu “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.31 Adapun penjelasan dari ke empat kompetensi tersebut adalah sebagai berkut:
a. Komeptensi Pedagogik
kompetensi pedagogik yaitu meliputi kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Ada beberapa hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya yaitu:
1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural emosional dan intelektual.
2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat pesrta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik 4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik. 6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan perserta didik
dalam pembelajaran.
7) Merangsang pembelajaran yang didik 8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik. 9) Pengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.32
Bahwa kompetensi Pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan proses belajar mengajar di kelas. Mulai dari membuat sekenario pembelajaran
31
UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IV pasal 10, bandung (Bandung Permana, 2006), h.8
32
Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualitas Kompetensi & Kesejahteraan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 72-76
(29)
memilih metode, media juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun dalam porses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akam mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak sia-sia.
b Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Adapun kompetensi kepribadian ini, meliputi:
1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif, dan beribawa
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Mengevaluasi kinerja
4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.33
Kompetensi kpribadian dari seorang guru merupakan modal dasar guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruannya. Rincian kompetensi tersebut menurut Zakiah Daradjat adalah:
1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan kimanan)
2) Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab.
3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
4) Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil 5) Guru tampil secara pantas dan rapi
6) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya (di luar tututan tugas gurunya) secara bijaksana dan produktif.34
c. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial adalah “Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomnuikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
33
Trianto & Titik Triwulan Tutik, : Sertifikasi Guru…, h. 76-77.
34
Zakiyah Drajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah (Jakarta: CV. Ruhama, 1997) cek ke 1. h. 93.
(30)
sesama pendidikan, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.35
Kompetensi sosial dari seorang merupakan modal dasar guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruanya. Rincian kompetensi tersebut menurut Zakiah Daradjat adalah:
1) Guru bersifat bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik.
2) Guru mampu berperan secara aktif dalam pelestarian dan pengembanan budaya masyarakat.
3) Dalam persahabatan dengan siapapun guru tidak kehilangan prinsip dan nilai yang diyakininya.
4) Guru ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkungan kesejawatanya maupun dalam kehidupakan masyarakat pada umumnya.
5) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan dalam keseluruhan relasi sosial dan profesianya.36
Kemampuan sosial sangat penting karena manusia bukan makhluk indiviu. Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga oleh pengaruh orang lain, pendidik harus mampu untuk berkomnusikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat.
d. Kompetensi Professional
Kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetesi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapaun subkompetesinya yaitu kompetensi profesional dan pengalaman mengajar, yang meliputi:
1) Menguasi subtansi bidang studi dan metodologi keilmuannya 2) Menguasai struktur dan materi krukulum bidang studi
3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.37
35
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1996), cet ke-6. h. 162-128
36
Zakiyah Drajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah…h.95
37
Trianto & Titik Triwulan Tutik, : Kesejahteraan, Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan kualitas Kompetensi & dan Kesejahteraan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 79-30.
(31)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai mahluk yang dibekali potensi kemapuan yang dimiliki seorang guru yang mampu kompeten dan professional dibidangnya, maka ia harus memiliki kriteria kamampuan dasar sebagaiman dijelaskan diatas yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru, jelaslah bahwa guru harus memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara baik.
Jadi guru harus dapat menempatkan diri sesuai degan tugas dan fungsinya, baik di sekolah maupun masyarakat. Guru harus dapat memberikan keteladanan dan mempunyai kelebihan, dari masyarakat sekitarnya sehingga tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari mengudang perhatian masyarakat.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Sebagaimana kita ketahui, semua hal itu pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu mempengaruhi secra positif (faktor pendukung) maupun faktor yang mempengruhi secara negativ (faktor yang menghambat), begitu pula dengan kinerja guru dalam kaitan dengan kinerjanya tidak akan telepas dari faktor-faktor terseut dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.
Menurut Kartini, Kartino bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain:
a. Faktor dalam diri sendiri (internal faktor) Diantara faktor dari dalam diri yaitu: 1) Kecerdasan
2) Keterampilan dan Kecakapan 3) Bakat
4) Kemampuan dan Minat 5) Motivasi
6) Kesehatan
7) Kebutuhan Psikologis 8) Kperibadian
9) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja b. Faktor-faktor dari luar diri (external factor)
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Tempat Bekerja 3) Komunikasi dengan kepala sekolah
(32)
4) Sarana dan prasarana 5) Kegiatan guru di kelas 6) Kegiatan guru di sekolah. 38
Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah:
a. Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kamampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang memmiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya agar dapat membantu dalam efektivitas suatu pembelajaran. b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi juga merupakan kondisi yang menggerakkan seorang yang terarah untuk mencapai tujuan.39
Semua pekerjaan itu haurs dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu dengan guru yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk meningkatkan kinerja, para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya atau kepala sekolahnya.
Bahwa dalam suatu lembaga pendidikan baik dan buruknya guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan kinerja guru
38
Kartini Kartino, Menyiapakan dan Memadukan Karir, (CV, Rajawali.1985), h.22-29
39
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung : PT Rosda Karya, 2000), h.67
(33)
C. Kerangka Berfikir
Didalam penelitian ini yang diteliti oleh penulis ingin membuktikan dan menyatakan bahwa terdapat pengaruh dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah. Penelitian ini berdasarkan pada kerangka berfikir sebagai berikut:
Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergatung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai supervaisor, bagaimana membantu atau menolong dan mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang di embannya. Serta mampu menjalankan roda supervaisor untuk melakukan pembinaan kearah perbaikan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, disamping itu juga tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru, dan merubah pradigma supervisi masa lalu yang berlangsung secara oteriter, dan lebih bersifat inspeksi yaitu lebih mengedepankan pada pengawasan, pnilaian dan mencari kelemahan orang yang di supervisi, sehingga gurupun nantinya akan mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya dan profesionalismenya.
Pada dasarnya kebutuhan terhadap sumber daya manusia memerlukan peningkatan kinerja sumber daya manusia itu sendri, maka dengan itu masalah pengembangan sumber daya manusia mempengaruhi peningkatan kinerja sumber daya manusia sebagai pelaksana pendidikan, karena pendidikan adalah suatu lembaga yang membutuhkan sumber daya manusia yang profesional karena kedudukannya sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa supevisi merupakan proses binaan dan bimbingan yang dilakukan kepala sekolah sebagai faktor eksternal bagi guru untuk bisa tumbuh dan berkembang secara profesional. Bila supervisi dilakukan secara tertib dan kontinyu, maka proses supervisi ini akan menjadi bagian internal dalam diri guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya sehingga berimplikasi
(34)
terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar. Kemampuan mengajar tidak akan mungkin tercapai tanpa adanya kinerja yang baik untuk senantiasa tumbuh dan berkembang. Bila kinerja guru dalam mengajar baik, murid akan belajar dan berkembang dengan baik.
Dengan demikian kegiatan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah yang penulis mengadakan penelitian memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, penulis akan mengajukan hipotesis yang akan di uji kebenarannya, sebagai berikut:
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah. Untuk menguji hipotesis tersebut di lakukan dengan membandingkan harga“
r
xy”yang diperoleh dalam perhitungan atau “r
() ” dengan besarnya “r
”yang tercantum dalam tabel nilai “
r
” Product Momen (r
T). Jikar
() sama denganatau lebih besar dari “
r
1 ” maka hipotesis alternative (Ha) disetujui atau diterimayakni terbukti kebenarannya. Sebaliknya jika “
r
(” lebih kecil dari “r
l” maka(35)
27 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Metodelogi penelitian adalah “cara melakukan pengamatan dengan tepat melaui tahapan-tahapan dan teknik-teknik yang disusun secara ilmiah untuk men-cari, menyusun, menganlisa, dan menyimpulkan data-data sehingga dapat diper-gunakan untuk menguji kebenaran.1
Secara umum penelitan itu adalah suatu proses pengumpulan yang sistima-tis dan analisis yang logis terhadap infomasi (data) untuk tujuan tertentu. Sedang-kan metode penelitian (juga sering disebut metodologi) adalah cara-cara yang di-gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan ter-percaya.2
A. Jenis Metode Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian deskrip-tif analisis. Yang dimaksud dengan penelitian deskripdeskrip-tif analisis adalah penelitian
1
Cahlid Narbuko dan Abu Achamd I, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 1999), cet, ke-2, h. 2
2
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakar-ta PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. ke-1.h. 10
(36)
yang coba melihat dan menggambarkan keadaan sebenaranya yang terjdi dilapan-gan. Tujuannya untuk melihat bagaimana peranan supervisi di sekolah SMP Ne-geri 279 Jakarta.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasi analisis. Penelitan ini ditempuh dengan mendatangi langsung sumber penelitian., karena dalam penilitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawab-kan kebenarannya.
B. Variabel Penelitian
Menurut Arikonto variabel adalah “Gejala yang berpariasi, yang menjadi objek penelitian”.3
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan di teliti, yaitu bel peranan supervisi kepala sekolah sebagai variabel bebas (independent varia-ble) dan disimbolkan dengan huruf X. variabel inilah yang memberi pengaruh ter-hadap hasil.
Adapun variabel kedua adalah kinerja guru dalam proses guru di sekolah yang disebut sebagai variabel terikat (dependent variable), yang disimbolkan den-gan huruf Y, dan merupakan hasil dari pengaruh variabel independent.
Peneliti memilih insturmen berupa angket yang dimensi variabelnya ber-dasarkan tentang pengertian supervisi menurut M. Ngalim Purwanto sedangkan indikator variabelnya berdasarkan pemahaman fungsi supervisi pendidikan. Untuk memudahkan peneliti menentukan kinerja guru Karena guru merupakan salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Adapun kisi-kisi intrumen angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
3
Suhairsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rine-ka Cipta. 1996), cet. Ke-10, h. 111
(37)
No Variabel Dimensi variable Indikator variabel 1. Supervisi
Pendidikan
1)Membantu para guru
2)Membantu pega-wai sekolah
a. Membatu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan
b.Membatu guru dalam membimb-ing pengalaman belajar murid-murid
c. Membantu guru dalam menggu-nakan sumber-sumber pengala-man belajar
a. Membantu keberhasilan dalam proses pembelajaran.
b.Meningkatkan kualitas kinerjanya. c. Memberikan layanan dan bantuan 2. Kinerja
Guru 1. Penampilan hasil karya guru
a. Mampu membuat perencanaan pengajaran
b. Menguasai materi pelajaran
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikonuto “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.4 adapun pupulasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang mengajar di SMP Negri 279 Jakarta yang berjumlah 39 orang.
Penulis tidak meneliti objek secara keseluruhan akan tetapi hanya akan meneliti sampelnya saja.
Sampel adalah yang menjadi objek sesungguhnya dari sutau penelitian. Adapun untuk mepermudah penelitian ini yang dijadikan sample adalah 76% dari
4
Suharsimi Arikonto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Ri-neka Cipta, 1996), Cet Ke-10, h. 11
(38)
jumlah pupulasi 39. Jadi sampel yang diambil sebanyak 30 orang responden. Dengan pertimbangan sampel berjumlah 30 guru dimaksudkan mempemudah perhitungan statistik. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling atau secara acak sederhana. Simple random sampling adalah “salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota pupulasi mempunyai kemungkinan kesempatan yang sama dan indefenden untuk dipilih sebagai anggo-ta sampel.”5
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa macam tek-nik pengumpulan data dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan pengama-tan langsung dalam pencatapengama-tan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti di lokasi penelitian yaitu mengamati keadaan sekolah, kea-daan guru, struktur organisasi sekolah, sarana dan prasarana serta data-data yang mendukung lainnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh infomasi dari terwawancara.6
Penulis menggunakan teknik ini karena untuk mendapatkan keterangan yang dapat menguatkan informasi data yang diperoleh sebagai bahan penulisan skripsi. Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan
5
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grasindo Persada
6
(39)
kepala sekolah untuk mengetahui peranan supervisi terhadapa kinerja guru dalam proses pendidikan guru di sekolah
3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan berupa pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dan bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan guru-guru/staf pengajar diminta untuk memilih salah satu jawaban. kuesioner ini digunakan untuk mengetahui peranan supervisi terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
E. Teknik Analisis Data
Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui penelitian itu.
Dalam pengelolaan dan analisis data, penulis melakukan cara sebagai be-rikut:
1. Editing
Dalam pengeloaan data, yang pertama kali dilakukan adalah editing yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisanya. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian dan kejelasan penulisannya.
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan proses menyusun data ke dalam bentuk tabel. Dengan proses tabulasi ini data yang didapat dari lapangan menjadi tampak ringkas dan tersusun ke dalam suatu yang baik, sehingga dapat memudahkan analisis pada langkah berikutnya.
(40)
3. Prosentase
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keber-hasilan yang diperoleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
Adapun teknik analisanya mempergunakan statistic persentase dengan rumus:
rxy =
} ) ( }{
) ( {
) )( (
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X XY N
Keterangan :
Гxy : Angka indeks korelasi “Г ” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah Sampel Uji Coba)
∑y : Jumlah hasil penelitian antara skor variabel X dan variabel Y
∑x : Jumlah keseluruhan sekor X
∑y : Jumlah keseluruhan sekor Y
Demikianlah metode yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana peranan supervisi terhadap kinerja guru dalam proses guru di sekolah.
(41)
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi SMP Negeri 279
SMP Negeri 279 Jakarta terletak di kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Kota Madya Jakarta Utara. Pada awalnya SMP Negeri 279 adalah SMP Negeri Baru Lagoa yang disiapkan untuk untuk menampung peserta didik masyarakat Kelurahan Lagoa dan sekitarnya yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Bapak Salekan SH, dengan jumlah rombongan belajarnya 3 kelas, sebelum itu gedung sekolah digunakan untuk kegiatan belajar SPG IV yang berubah menjadi SMU 110. Berdiri Kemudian SMU 110 menempati gedung baru Di Jl. Bendungan Melayu. Namun demikian pada siang hari masih digunakan kegiatan belajar mengajar oleh SMP Swasta Prakarsa sejak tahun 1971, karena kondisi gedung sudah tua maka upayakan direhab total yang dirintis oleh kepala-kepala sekolah terdahulu dan pembangunan diawali pada bulan 11-12 pagi Lagoa.
Untuk pelru diketahui sejak berdiri pada tahun 1994 jumlah rombongan belajar bertambah dari 3 kelas sampai dengan 19 kelas dengan jumlah + 850 siswa, yang kemudian kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pagi dan siang hari oleh karena itu SMP Swasta Prakarsa pindah gedung karena gedung SMP Negeri 279 digunakan kegiatan pagi dan siang hari.
Dengan menggunakan gedung baru berlantai 3 yang penyelesaiannya tidak 100% maka penyelesaian terus diupayakan oleh kepala-kepala sekolah yang
(42)
memimpinnya sehingga mendapatkan pembangunan yang sempurna baik sarana maupun prasarana dan pembenahan lingkungan bersih serta penghijauan.
Demikian sekilas sejarah kegiatan belajar mengajar SMP Negeri 279 Jakarta, yang sejak berdiri pada tahun 1994 hingga sekarang dengan banyak mendapatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikuler.
2. Visi, dan Misi
a. Visi SMP Negri 279 Jakarta
SMP 279 menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan berkualiatas dalam Iman dan Takwa (IMTAQ) dan Imu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiliki guru dan karyawan yang professional
2) Tingkat kelulusan 100% dengan 80% para lulusan dapat diterima disekolah lanjutan negeri
3) Peringkat keberhasilan siswa naik dari kategori b menjadi a dengan passing grade menjadi 36.00
4) Mempunyai sarana dan prasarana belajar yang memadai 5) Setiap akhir tahun dapat menampilkan hasil kreatifitas seni 6) Menjadi sekolah unggulan se-kecamatan Koja
7) Dapat meningkatkan kesejahteraaan guru dan karyawan 8) Keberadaanya dapat diterima di masyarakat
9) Menjadi juara lomba pengelolaan lab. Tingkat propinsi
10)Unggul dalam lomba keterampilan agama (loketa) tingkat kodya 11)Unggul dalam lomba 7k
12)Menjadi juara lomba sekolah sehat tingkat propinsi 13)Menjadi juara Lomba PMR tingkat porpinsi 14)Menjadi juara lomba futsal tingkat kodya 15)Menjadi juara lomba musical tingkat kodya
(43)
b. Misi SMP Negeri 279 Jakarta
Memberikan pengajaran, bimbingan dan motivasi dalam meningkatkan pembinaan etika, estetikan dan praktek serta logika dengan metode sapaan penghargaan, teguruan dan sanksi untuk mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan menengah.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memberikan kesempatan kepada guru dan karyawan untuk menyelesaikan jenjang penddikan yang lebih tinggi
2) Menempatkan guru susuai dengan disiplin ilmu yang memiliki 3) Mengikuti kegiatan MGMP, seminar, lokakarya dan lain-lain. 4) Mengoptimalkan jam belajar siswa
5) Mengadakan pedalaman materi
6) Mengoptimalkan penggunaan fasilitas-fasilitas sekolah (mengaktifkan pelaksanaan pojok baca, laboratorium, computer dan mempunyai peralatan penunjang kegiatan ekskul).
7) Mempunyai grup kesenian dan kegiatan ekskul yang aktif dan kreatif (dapat ikut serta dalam even-even tertentu).
8) Rata-rata hasil kelulusan menjadi peringkat tertinggi pada tingkat kecamatan
9) Mengaktifkan koperasi sekolah dan komite sekolah 10)Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosoial di masyarakat 11)Melaksanakan porgaram 7k (penghijaun taman kebersihan) dll 12)Melaksanakan English club untuk siswa
13)Melaksanakan English day untuk guru
3. Struktur Organisasi
SMP Negeri 279 Jakarta dipimpin oleh kepala sekolah dan dibantu oleh empat wakil kepala sekolah yang masing-masing terdiri dari:
a. Wakil kepala sekolah bagian Kurikulum b. Wakil kepala sekolah bagian Kesiswaan
c. Wakil kepala sekolah bagian Sarana dan Prasarana d. Wakil kepala sekolah bagian Humas
(44)
Selain di bantu oleh wakil kepala sekolah juga dibantu oleh guru khusus bimbingan dan konseling serta kepala Urusan Tata Usaha dan sejumlah seksi-seksi lainnya, untuk operasional pembimbingan kesiswaan dibantu oleh dewan guru serta wali kelas.
Dalam rangka meningkatkan mutu setiap mata pelajaran maka hal ini dilakukan melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), yang didalamnya diadakan pembinaan oleh guru-guru yang senior tentang mata pelajaran tertentu.
Tabel 1
Struktur Organisasi SMP Negeri 279 Jakarta
KEPALA SEKOLAH
WAKASEK
Staf Staf Staf Staf Kurikulum Kesiswaan Sarana Prasarana Humas
Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator
BP / Kesra kesra MGMP MGMP Kerumah Kerumah Ekskul Rohis
T, PEM.Osis Tanggaan
Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator UH UH LAB LAB w.w.mandala w.w.mandala perpustakaan Rohis
/ BP
(45)
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keberadan Guru
Keberadaan seorang guru sebagai tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar disebuah lembaga memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini terkait dengan tugasnya yang secara langsung berinteraksi dengan peserta didik.
Adapaun tenaga pengajar yang ada di SMP Negeri 279 Jakarta pada tahun 2009-2010 yaitu berjumlah 39 orang yang terdiri dari 32 orang guru tetap dan 7 orang guru tidak tetap. Sedangkan jumlah karyawan 13 orang terdiri dari pegawai administrasi dan pesuruh untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 2
Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin
No. Personal L P Jumlah
1. Guru Tetap 16 16 32
2. Guru Tidak Tetap 1 6 7
3. Bendahara Sekolah - 1 1
4. Bagian Kepegawaian 1 1 1
5. Bagian Inventarisasi 1 - 1
6. Bagian Keuangan - 1 1
7. Bagian Kesiswaan 1 - 1
8. Bagian Komputer 1 - 1
9. Perpustakaan 1 - 1
10. Bagian Persurataan 1 - 1
11. Kebersihan 3 - 3
12. Penjaga Sekolah 1 - 1
(46)
Tabel 3
Data Guru Tetap dan Tidak Tetap SMP Negeri 279 Jakarta
No Nama Pendidikan
Terakhir Bidang Studi
Jabatan /guru Bidang
Studi 1. Budiarto, S.Pd
132 090 954 /147611 S1 IPA
Kepala Sekolah 2. Drs. Sudirman
131 849 731/162027 S1 IPS / Akuntansi Guru
3. Eliyasma, S.Pd
131 561 021/159499 S1 BHS. Indonesia Guru
4. Domina Manurung, BA
130 784 326 /161871 S1 PKN Guru
5. Drs. Nasrudin
132 121 655 /159495 S1
Pend. Agama
Islam Guru
6. Ramli, M.Pd
131 891 325/114944 S1 BHS. Indonesia
Guru Staf Kurikulum 7. Lamour L Gaol, SP.d
131 404 695 /159496 S1 Seni Musik Guru
8 Drs. Rusyadi
132 121 652 /159489 S1 Matematika
Guru Wakasek 9. Drs. Hermanto
130 906 517/159491 S1 IPS / Bk Guru
10. Drs. A.ruan
132 121 657 /159493 S1 Penjaskes Guru
11. Restima M Gultom, S.pd
131 902 050 / 159492
S1 BP / BK Guru
12. Ruslin, S.Pd
(47)
13. Jhon Fredy Rs, S.Pd
132 107 185 / 159487 S1 Matematika Guru
14. Wiwik Susilowati, S.Pd
131 432 172 /159494 S1 IPS / BK Guru
15. Ngizudin SY, S.Pd
132 107 178 / 159488 S1 IPS Guru
16. Remina Sibagariang, S.Pd
132 107 184/ 159486
S1 Matematika Guru
Staf Humas 17. Rustiah S.Pd
131 579 624 /155843 S1 Seni Budaya Guru
18. Elia Fitria, S.Pd
132 106 919 159482 S1 BHS Inggris
Guru Staf sar pras 19. Yuli Triwinarish, S.Pd
132 128 184 / 159483 S1 PKN Guru
20. H. Sujaelani, S.Pd
132 281 028 /161256 S1 IPS
Guru Staf kesiswaan 21. Susmiyarni, s S.Pd
132 059 285 /159480 S1 Penjaskes
Guru
22. masni V Panjaitan, S.Pd
131 944 167 /169481 S1 PKN / Akuntansi Guru
23. Marihot Claritus Rg
131 669 901/161934 S1 Matematika Guru
24. Drs. M.Syahid
131 270 218 /161930 S1 BHS Indonesia Guru
25. Drs. UU Chaeruman
470 067 523 / 168791 S1 IPA Guru
26. Ali Subchan, S.Pd 470 071071/172534
S1
(48)
27. Endang Susilowati, S.Pd
470 073 264 S1 IPS Guru
28. Harry Priyatna S.Pd
470 071 074 /172537 S1 Bhs. Indonesia Guru
29. Rini Eariani Berta, S.Pd
470 073 265 S1 Matmatika Guru
30. Wiwit Baengatun .S.Pd
470 073 265 S1 Bhs. Indonesia Guru
31. Mustikawati, S.Pd
470 070 556 /170374 S1 Bp / Bk Guru
32. Dewi Widianingsih, SE
470 071 798 S1 Tinkom Guru
33. Dra. Aisyah S1 Pend.Agama
Islam Guru
34. Sofyan Hadi, S.Pd S1 BHS inggirs Guru
35. Imelda Sitorus, S.Pd S1 Ipa Guru
36. Ervina Manurung S.Pd S1 BHS Inggirs Guru
37.
Rimma Aritonang S.Pd S1 Pend. Agama
Kiristen PLBJ Guru
38. Dorsita n Gultom S.P S1 Tinkom Guru
39. Ari Jatmiko, S. Sos S1 PLBJ Guru
Tabel 4
Keadaan Guru Menurut Jenjang Pendidikan (Ijasah)
No. Jenis Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. D2 1 - 1
2. D3 1 - 1
3. S1 15 20 35
4. S2 1 1 2
(49)
b.Keadaan Karyawan
Karyawan adalah satu sub sistem yang berada dalam seubuah lembaga pendidikan. Performa kerja dari administrasi yang baik, teratur dan terencana dapat menjadi proyeksi keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan di sebuah lembaga pendidikan adapun keadaan tenaga karyawan SMP Negeri 279 Jakarta adalah berjumlah, 13 orang.
Tabel 5
Data Karyawan SMP Negri 279 Jakarta
No Nama Pendidikan
Terakhir Jabatan
1 Itje Toad, S.Pd S1 Kepala Ur. Tata Usaha
2 Umi Dahlia SMEA Inventarisasi
3 Abdul Malik SMEA Inventarisasi
4 Suyatno D3 Kepegawaian
5 Widiningsih SMA Keuangan
6 Utjup Supiandi STM Satpam
7 Febrina Nainggolan D3 Kesiswaan
8 Richi Fernando S1 Komputer
9 Adysa Satya Putra SMA Perpustakan
10 Taruliasi Aritonang SMA Persuratan
11 Tuhimin SMA Kebersihan
12 Pendi Supendi SMP Kebersihan
13 Sarwanto SMA Kebersihan
c. Keadaan Siswa
Siswa merupakan sasaran dari setiap proses pendidikan yang akan dilaksanakan usaha penjaringan bibit unggul adalah salah satu upaya dalam menciptakan out yang berkualitas baik aspek akdemis maupun non akademis. Keadaan siswa SMP negeri 279 Jakarta pada Tahun Pelajaran 2009-2010 dapat dilihat tabel berikut ini
(50)
Tabel 6
Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
VII 102 126 228
VIII 112 117 229
IX 109 110 219
Jumlah 323 353 676
5. Kegiatan Belajar Mengajar
Sekolah SMP Negeri 279 jakarta memiliki waktu yaitu hari senin sampai dengan hari jum’at dari pukul 06. 30 sampai dengan pukul 12. 00 WIB. Waktu istirahat pada pukul 09.00 sampai dengan 09.30 WIB. Pada hari sabtu diisi dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan dalam melasanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan adalah tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang. Sarana dan prasarana dapat memudahkan dalam proses pencapain tujuan yang direncanakan. Sarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 279 Jakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7
Keadaan Sarana dan Prasarana No
. Sarana Jumlah kondisi
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kantor 1 Baik
(1)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 23. Apakah kepala sekolah menanyaknan tentang hasil atau nilai prestasi siswa
dalam bidang studi yang bapak/ibu ajarakan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 24. Apakah kepala sekolah memberikan kesempatan kepada bapak/ibu untuk
berkerasi dalam pelaksanaan KBM, seperti study tour, cerdas cermat dan lain- lain ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 25. Apakah bapak kepala sekolah mengikutsertakan bapak/ibu pada suatu
kepanitian pada kegiatan sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 26. Apakah kepala sekolah memberikan kesempatan kepada bapak ibu untuk
mengikuti kursus-kursu atau melanjutkan studi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 27. Apakah kepala sekolah mengadakan dikskusi rutin dalam membahas
pengembanan pengajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 28. apakah dalam setiap kebijaksanaan atau kegiatan di sekolah, bapak kepala
sekolah Mengikutsertakan bapk/ibu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
29. Apakah kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan dan memberikan \ tunjangan kepada bapak/ibu?
(2)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 30. Apakah kepala seokolah membantu guru dalam memberikan penjelasan
kriteria menentukan kenaikan kelas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
B. Peningkatan Kinerja Guru dalam Proses Pendidikan Variabel (Y)
1. Apakah bapak ibu guru membuat perencanaan pengajaran pada awal semester ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 2. Apakah setiap bapak/ibu mengajar selalu datang tepat pada waktunya
3. Apakah bapak/ibu membuat persiapan atau perencanaan terlebih dahulu sebelum mengajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 4. Apakah dalam membuat rpp bapak /ibu guru seiring mengalami kesulitan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 5. Sebelum menerangkan materi pelajaran, apakah bapak/ibu mengadakan pre-
test
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 6. Apakah bapak ibu guru berlatih menggunakan media belajar yang ada dengan
sebaik-baiknya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 7. Apakah Bapak/Ibu guru menegur siswa/i yang membuat keributan di dalam
(3)
kelas
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 7. Sebelum mengakhiri materi pelajaran, apakah bapak/ibu mengadakan post-test
Terlebih dahulu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 8. Ketika menjalankan tugas mengajar di kelas, apakah bapak/ibu meninggalkan
Kelas pada saat jam pelajaran berlangsung
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 9. Apakah bapak ibu memberikan tugas kepada siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 10. Apakah bapak ibu guru mencoba mengetahui minat dan bakat siswa?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 11. Apakah selama mengajar didalam kelas bapak/ibu menggunakan sistem cara
belajar sisiwa aktif ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 12. Apakah sisiwa dapat menangkap terhadap hal-hal yang dijelskan bapak/ibu
dalam memberikan materi pelajaran dalam kelas ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 13. Apakah bapak/ibu dalam mengajar menggunakan buku pedoman lebih dari
satu ?
(4)
14. Apakah bapak ibu memberikan bimbingan tambahan kepada sisiwa yang mengalami kesulitan belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 15. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar apakah bapak/
ibu menggunakan alat perga?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 16. Apakh bapak/ibu mengetahui dan berusaha mencari penyebab kenakalan yang
dilakukan oleh siswa?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 17. Apakah bapak/ibu melakukan perbaikan terhadap hasil belajar sisiwa? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 18. Apakah waktu dalam proses belajar mengajar bapak/ibu yang merencanakan
dalam membuat persiapan mengajar tepat pada waktunya ?
(5)
(6)