Pendidikan Ada beberapa pengertian yang dapat digunakan mendefinisikan pelatihan Pelatihan Peningkatan SDM melalui pelatihan training sangat penting untuk

konstan. Organisasi yang tidak memahami perlunya pendidikan dan pelatihan tidak akan mungkin dapat mengikuti perubahan tersebut. 4. Masalah-masalah alih teknologi Alih teknologi adalah perpindahan atau transfer teknologi dari satu objek ke objek yang lain. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi. Tahap pertama, komersialisasi tek-nologi baru yang dikembangkan di laboratorium riset atau penemu individu. Tahap ini merupakan pengembangan bis-nis dan tidak melibatkan pendidikan dan pelatihan. Tahap kedua, difusi teknologi, dimana terjadi proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing. Difusi teknologi memerlukan pendidikan dan pelatihan. 5. Perubahan keadaan demografi Perubahan keadaan demografi menyebabkan pendidikan dan pelatihan menjadi semakin penting dewasa ini. Kerjasama tim akan menjadi penghalang bila keadaan ini tidak tertanggulangi dalam pelaksanaan tugas organisasi. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk melatih karyawan yang berbeda latar belakangnya agar dapat bekerjasama secara harmonis. Untuk mengatasi perbedaan budaya, sosial dan jenis kelamin dibutuhkan pendidikan dan pelatihan, komitmen dan perhatian. Estiningsih 2008 menyatakan bahwa untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : 1. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya, 2. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya dan, 3. Analisis pribadi, menekankan Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa. Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di organisasi tersebut.

1. Pendidikan Ada beberapa pengertian yang dapat digunakan mendefinisikan pelatihan

training, diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Mahyuddin 2005, “Pendidikan adalah proses penguasaan sikap dan tata kelakuan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan atau proses perbuatan cara mendidik” b. Menurut Notoadmodjo 1992, “Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan”. c. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam Kurnia 2005, “Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. d. Menurut Miarso dalam Maydina 2007, “Pendidikan adalah pembentukan sikap, penguasaan keterampilan, dan perolehan pengetahuan sebelum memasuki dunia kerja”.

2. Pelatihan Peningkatan SDM melalui pelatihan training sangat penting untuk

meningkatkan serta mempertahankan profesionalisme para pegawai Roesyanto, 2005 : 13. Dalam jangka pendek pelatihan merupakan suatu cara yang cukup strategis dalam membantu upaya peningkatan SDM suatu organisasi baik di pabrik maupun di kantor. Program pelatihan yang direncanakan dan berkesinambungan dapat mendorong para pegawai untuk meningkatkan serta mempertahankan profesionalismenya, dan pada akhirnya akan berdampak pada Universitas Sumatera Utara kinerja mereka dan pada akhirnya akan dapat peningkatan kompetensi dan performa pegawai. Untuk lebih memahami pengertian dari pelatihan maka terdapat beberapa pengertian yang dapat digunakan mendefinisikan pelatihan training, diantaranya adalah: a. Menurut Ruky 2001 dalam Estiningsih 2008, “Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang dan dalam pekerjaan lain yang terkait dengan yang sekarang dijabatnya, baik secara individu maupun sebagai bagian dari sebuah team kerja”. b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989, “Pelatihan adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan”. c. Menurut Cross dalam Maydina 2007, “Pelatihan training diukur dari apa yang dapat kamu lakukan setelah kamu menyelesaikan masa pelatihan itu. Training adalah melakukan. Training meningkatkan performance”. d. Menurut Jacius dalam Estiningsih, 2008, “Training adalah setiap proses dalam mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu”. e. Menurut Notoadmodjo 1992, “Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang”. f. Menurut Otto dan Glasser dalam Martoyo, 1992, “Pelatihan training adalah usaha-usaha peningkatan pengetahuan maupun keterampilan pegawai, sehingga didalamnya sudah menyangkut pengertian pendidikan education”. Universitas Sumatera Utara g. Menurut Sikula 1976 dalam Munandar 1978, “Training adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dimana tenaga kerja non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu”. h. Menurut Westerman dan Donoghue 1992, “Pelatihan sebagai pengembangan secara sistimatis pola sikappengetahuankeahlian yang diperlukan oleh seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya secara memadai”. j. Menurut Miarso dalam Maydina 2007, “Pelatihan adalah peningkatan kemampuan secara khusus dalam suatu lingkungan kerja”. Selain pengertian dari masing-masing bagian, terdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama atau disebut dengan diklat, yaitu : a. Menurut Campbell, Dunnette, Lawler and Weick 1970 dalam Wexley dan Yukl 1976, “ Developing focuses more on improving the decision- making and human relations skills of middle and upper level management, while training involves lower level employees and presentation of a more factual and narrow subyect matter”. b. Menurut Notoatmodjo 1992, “Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia”. c. Menurut Peraturan Pemerintah No.1012000, “Pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil”. Universitas Sumatera Utara d. Menurut Wexley dan Yukl 1976, “Training and development are terms referring to planned efforts designedte facilitate the acquisition of relevant skills, knowledge. And attitudes by or organizational members”. Martoyo 1992 menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan-perbedaan antara pengertian pendidikan dengan pelatihan, namun perlu disadari bersama bahwa baik latihan training maupun pengembanganpendidikan development, kedua- duanya menekankan peningkatan keterampilan ataupun kemampuan dalam human relation. 3. Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan sebagaimana terungkap dalam Peraturan Pemerintah No.1012000 : a. Diklat Prajabatan Diklat prajabatan adalah diklat yang dilaksanakan sebagai syarat pengangkatan calon PNS menjadi PNS. Diklat prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS, di samping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayanan masyarakat. Diklat prajabatan terdiri atas: 1 Diklat prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I; 2 Diklat prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II; 3 Diklat prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III. b. Diklat dalam jabatan Diklat dalam jabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan , keterampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Diklat dalam jabatan terdiri atas: 1 Diklat kepemimpinan Diklatpim, yaitu diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklatpim terdiri atas: a Diklatpim tingkat IV, yaitu diklatpim untuk jabatan struktural eselon IV; Universitas Sumatera Utara b Diklatpim tingkat III, yaitu diklatpim untuk jabatan struktural eselon III; c Diklatpim tingkat II, yaitu diklatpim untuk jabatan struktural eselon II; dan d Diklatpim tingkat I, yaitu diklatpim untuk jabatan struktural eselon I. 2 Diklat fungsional, yaitu diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing. 3 Diklat teknis, yaitu diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kedua diklat tersebut fungsional dan teknis untuk masing-masing jabatan ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional dan instansi teknis yang bersangkutan. 4. Tahap-tahap Pendidikan dan Pelatihan Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan PNS, maka salah satu prasyarat yang perlu dipedomani adalah melakukan prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan dengan senantiasa menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien Najamudin, 2004. Menurut Najamudin 2004 terdapat 4 tahap dalam pendidikan dan pelatihan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan, monitoring dan evaluasi. a. Perencanaan Sebagai tahap awal dalam perencanaan pendidikan dan pelatihan adalah melakukan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan training needs asessment dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan kemampuan yang secara nyata dikuasai aparatur dengan kemampuan yang seharusnya dikuasai aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan Training Needs Assesment dapat diketahui jenis pendidikan dan pelatihan apa Universitas Sumatera Utara yang sesungguhnya sangat dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan merupakan tuntutan tugas pokok dan fungsi tanggung jawab birokrasi di daerah Revida, 2007. Dessler 1995 membagi dua teknik utama dalam menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan, yaitu analisis tugas dan analisis prestasi. 1 Analisis Tugas merupakan suatu studi pekerjaan yang terperinci untuk menentukan jenis keterampilan khusus yang diperlukan pegawai, 2 Analisis Prestasi adalah upaya memverifikasi fakta adanya kemunduran prestasi yang cukup berarti, dan kemudian menentukan apakah kemunduran itu harus diatasi melalui pendidikan dan pelatihan atau dengan cara lain, misalnya mengganti perangkatperalatan atau memindahkan pegawai yang bersangkutan. b. Pengorganisasian Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program pendidikan dan pelatihan mulai dari penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulumsilabi, penetapan metode, penetapan peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yangdiperlukan. c. Penyelenggaraan Setelah selesainya penyusunan desain program pendidikan dan pelatihan, maka program pendidikan dan pelatihan dapat diselenggarakan. Dengan demikian dapat diharapkan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk membentuk aparatur menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau Universitas Sumatera Utara nilai atau etika pemerintahan yang baik good governance dan keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas kinerja pelayanan publik. d. Monitoring dan evaluasi Kegiatan evaluasi terhadap hasil sebuah program pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui apakah tujuan sebuah program diklat yang telah dilaksanakan tercapai atau tidak. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program pendidikan dan pelatihan selanjutnya.

5. Metode Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar

4 87 100

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

1 18 105

PENGARUH PEMAHAMAN SAP, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 4 26

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH.

0 3 15

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTA DISIPLIN KERJA TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 3 24

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTA DISIPLIN KERJA TERHADAP PENYUSUNAN LAPORANKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 2 30

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LINGKUNGAN KERJA, KOMITMEN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 25

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD PADA KABUPATEN SAMOSIR.

0 2 24

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 13

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 2