kerja pengelola keuangan baik di pusat maupun daerah, jumlahnya sangat terbatas”. Kondisi tersebut berdampak pada ketidakuratan proses
pencatatan, keterbatasan dalam penyajian laporan, dan penerapan sistem akuntansi yang benar BPK dalam TOR 2008, 2006.
Menurut Nasution 2007 dalam Antara 2007, “Kualitas sumber daya manusia dalam menyusun laporan keuangan masih terbatas karena sebagian besar
SDM saat ini masih memiliki latar belakang pendidikan di luar akuntansi”.
D. Laporan Keuangan
1. Pengertian , Dasar Hukum, dan Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan dalam suatu laporan keuangan Kerangka Konseptual SAP, 2005 : 7. Berikut ini beberapa definisi
mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain: a.
Menurut Harnanto 1987 : 9, “Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba
yang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan”.
b. Menurut Munawir 2000 : 2, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaan tersebut”
c. Menurut Sawir 2001 : 2, “Laporan keuangan adalah media yang dapat
dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi
keuangan”. d.
Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005 : 24, “Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang dibuat setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan
yang menghasilkan informasi bagi pemakainya”. Sedangkan dalam Pernyataan No.1 SAP 2005 : 1, “Laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna”. Yang dimaksud dengan pengguna pada pengertian diatas adalah
masyarakat, legislatif, lembaga, pemeriksapengawas, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah
Pernyataan No.1 SAP : 1. Dalam Kerangka Konseptual SAP, pelaporan keuangan pemerintah
diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain :
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
b. Undang-undang di bidang keuangan negara;
c. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah;
e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah;
f. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah;
Universitas Sumatera Utara
g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah.
Kemudian dijelaskan juga dalam Kerangka Konseptual SAP mengenai asumsi dasar dalam pelaporan keuangan. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di
lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan Kerangka
Konseptual SAP, 2005 : 9. Asumsi dasar tersebut, yaitu asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang
monetary measurement. a.
Asumsi kemandirian entitas Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi,
berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya
kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.
b. Asumsi kesinambungan entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
c. Asumsi keterukuran dalam satuan uang monetary measurement
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan
Universitas Sumatera Utara
agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
2. Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan Peranan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Konseptual
SAP 2005 : 6, yaitu: a. Untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan. b. Untuk menilai kondisi keuangan.
c. Untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan. d. Untuk membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan. Selain peranan laporan keuangan seperti yang telah dijelaskan diatas, maka
terdapat juga tujuan laporan keuangan sebagaimana yang tercantum dalam Kerangka Konseptual SAP 2005 : 7, yaitu:
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang
ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumbr-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
3. Komponen Laporan Keuangan