Latar Belakang Pendidikan Tinjauan Penelitian Terdahulu

c. Studi Kasus Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta menganalisis masalah dan memilih alternatif-alternatif pemecahan masalah. Metode ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan daya intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Kasus yang dibahas harus memberikan pengalaman yang realistik, aktual, praktis, dan mempunyai keterkaitan dengan ruang lingkup pekerjaannya. Pemilihan kasus perlu mempertimbangkan latar belakang pendidikan peserta. Pengunaan metode ini didahului dengan penjelasan mengenai prinsip-prinsip pendekatan dan pemecahan masalah, sehingga peserta dapat mengembangkan kemampuannya untuk menganalisis suatu permasalahan. d. Gugus Kendali Mutu Gugus Kendali Mutu merupakan proses perbaikan kinerja staf secara terus menerus, melalui suatu wadah yang melibatkan staf pada tingkat pelaksana dalam kelompok kecil

C. Latar Belakang Pendidikan

3-8 orang dan berada dalam satu lingkup kerja yang sama. Tujuan dari Gugus Kendali Mutu ini adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan semua staf berperan serta dalam memecahkan masalah di tempat kerjanya, guna meningkatkan mutu dan produktifitas kerja. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan BPK 2006 dalam TOR 2008, “Jumlah SDM Aparatur yang berlatar berlatar belakang akuntansi pada satuan Universitas Sumatera Utara kerja pengelola keuangan baik di pusat maupun daerah, jumlahnya sangat terbatas”. Kondisi tersebut berdampak pada ketidakuratan proses pencatatan, keterbatasan dalam penyajian laporan, dan penerapan sistem akuntansi yang benar BPK dalam TOR 2008, 2006. Menurut Nasution 2007 dalam Antara 2007, “Kualitas sumber daya manusia dalam menyusun laporan keuangan masih terbatas karena sebagian besar SDM saat ini masih memiliki latar belakang pendidikan di luar akuntansi”.

D. Laporan Keuangan

1. Pengertian , Dasar Hukum, dan Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya- upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan dalam suatu laporan keuangan Kerangka Konseptual SAP, 2005 : 7. Berikut ini beberapa definisi mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain: a. Menurut Harnanto 1987 : 9, “Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba yang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan”. b. Menurut Munawir 2000 : 2, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan Universitas Sumatera Utara dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaan tersebut” c. Menurut Sawir 2001 : 2, “Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan”. d. Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005 : 24, “Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang dibuat setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan yang menghasilkan informasi bagi pemakainya”. Sedangkan dalam Pernyataan No.1 SAP 2005 : 1, “Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna”. Yang dimaksud dengan pengguna pada pengertian diatas adalah masyarakat, legislatif, lembaga, pemeriksapengawas, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah Pernyataan No.1 SAP : 1. Dalam Kerangka Konseptual SAP, pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; b. Undang-undang di bidang keuangan negara; c. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; f. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah; Universitas Sumatera Utara g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah. Kemudian dijelaskan juga dalam Kerangka Konseptual SAP mengenai asumsi dasar dalam pelaporan keuangan. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan Kerangka Konseptual SAP, 2005 : 9. Asumsi dasar tersebut, yaitu asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang monetary measurement. a. Asumsi kemandirian entitas Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. b. Asumsi kesinambungan entitas Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. c. Asumsi keterukuran dalam satuan uang monetary measurement Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan Universitas Sumatera Utara agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. 2. Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan Peranan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam Kerangka Konseptual SAP 2005 : 6, yaitu: a. Untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan. b. Untuk menilai kondisi keuangan. c. Untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan. d. Untuk membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Selain peranan laporan keuangan seperti yang telah dijelaskan diatas, maka terdapat juga tujuan laporan keuangan sebagaimana yang tercantum dalam Kerangka Konseptual SAP 2005 : 7, yaitu: a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai. d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumbr-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Universitas Sumatera Utara

3. Komponen Laporan Keuangan

Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuangan sebagaimana yang terdapat pada Pernyataan No.1 SAP 2005 : 7, yaitu: a. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusatdaerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBNAPBD. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusatdaerah serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur- unsur, yaitu pendapatan, belanja, transfer, surplusdefisit, pembiayaan, sisa lebihkurang pembiayaan anggaran. b. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos, yaitu kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, ekuitas dana. c. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran. d. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh SAP serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen- komitmen lainnya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh pemahaman terhadap SAP, pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan secara bersama-sama belum pernah Universitas Sumatera Utara dilakukan. Namun, penelitian mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan, latar belakang secara parsial pernah dilakukan. Penelitian mengenai pendidikan dan pelatihan pernah dilakukan oleh Affandi 2003 , Najamudin 2004, Supratman 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Affandi 2003 pada PT Bank Mandiri terhadap karyawan bagian kredit menunjukkan bahwa program pendidikan dan pelatihan mempunyai hubungan positif yang erat terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data dengan teknik Rank Spearman rs sebesar 0,67. Penelitian yang dilakukan oleh Najamudin 2004 pada lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terhadap PNS menunjukkan bahwa pengelolaan pendidikan dan pelatihan aparatur belum sepenuhnya dilaksanakan secara profesional. Belum optimalnya penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien tersebut disebabkan karena kekurangpahaman para pejabat tentang manajemen diklat sehinga berbagai kebijakan yang dibuat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan diklat hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya saja. Penelitian yang dilakukan oleh Supratman 2005 pada Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia terhadap manajer tingkat pertama menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan dengan produktivitas kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data dengan teknik Rank Spearman rs sebesar 0,566. Universitas Sumatera Utara Penelitian mengenai pengaruh latar belakang pendidikan pernah dilakukan oleh Kurnia 2005, Siehoyono 2006. Penelitian mengenai Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 juga pernah dilakukan oleh Roesyanto 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia 2005 pada Pemerintah Daerah Kota Banjar terhadap aparatur pemerintah daerah menunjukkan adanya pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Siehoyono 2006 pada salah satu hotel di Surabaya terhadap karyawan hotel tersebut menunujukkan adanya pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kepuasan karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Roesyanto 2007 pada Pemerintah Kota Medan terhadap Kepala SKPD dan staf PPK SKPD yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan daerah menunjukkan bahwa sumber daya manusia dan perangkat pendukung secara serentak atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 pada tingkat signifikansi 10. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel independen yaitu pemahaman SAP, pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan memberikan hasil yang signifikan dengan objek penelitian Pemerintah Kota Medan. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda linier dengan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis Sugiyono, 2007 : 4.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono, 2007 : 11. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antara pemahaman terhadap SAP, pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan sebagai variabel independen dan keberhasilan penerapan PP No.24 Tahun 2005 sebagai variabel dependen dan penyusunan Laporan Keuangan Daerah sebagai variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2007 : 72. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar

4 87 100

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

1 18 105

PENGARUH PEMAHAMAN SAP, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 4 26

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH.

0 3 15

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTA DISIPLIN KERJA TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 3 24

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTA DISIPLIN KERJA TERHADAP PENYUSUNAN LAPORANKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 2 30

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, LINGKUNGAN KERJA, KOMITMEN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 25

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD PADA KABUPATEN SAMOSIR.

0 2 24

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 13

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 2