Tingkat Pendidikan Ibu Kesehatan Ibu

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Septa 2005 tentang pengetahuan ibu dalam pemberian ASI, terdapat 52,9 36 responden dari 68 responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori sedang, dan 35,3 24 responden dengan kategori kurang dan hanya 11,8 8 responden saja dengan kategori baik. Melalui penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu sudah mengetahui pentingnya ASI bagi bayi dan hal-hal yang terbaik yang seharusnya dilakukan sehubungan dengan pemberian ASI bagi bayi. Namun demikian, jumlah responden yang masih memiliki pengetahuan yang kurang juga cukup besar dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan ini, salah satunya adalah pendidikan formal seseorang. Beberapa tradisi yang berlaku di suatu daerah bahwa kehamilan merupakan salah satu alasan untuk melakukan penyapihan dini sebelum bayi berumur 1 tahun. Keadaan ini merupakan suatu tradisi yang merugikan sepanjang diketahui bahwa kehamilan tidak memengaruhi gizi ASI baik kualitas maupun kuantitas. Tradisi tersebut menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi ibu dalam hal pemberian ASI bagi bayinya. Keadaan ini akan sangat merugikan bagi bayi mengingat begitu pentingnya ASI bagi bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI akan membentuk sikap ibu terhadap pemberian ASI dan selanjutnya akan mendorong ibu untuk bertindak, tindakan yang dapat menolak maupun menerima dengan baik akan pentingnya ASI bagi bayi. Dengan kata lain, pengetahuan ibu akan pentingnya memberikan ASI pada bayinya tentunya akan mendorong ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya Septa, 2005.

b. Tingkat Pendidikan Ibu

Universitas Sumatera Utara Tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh dalam pemberian ASI, makin tinggi pendidikan ibu makin rendah prevalensi menyusui. Dalam penelitian Sanjaya 1980 yang dikutip dari Septa 2005 diperoleh kecendrungan ibu-ibu berpendidikan sekolah lanjutan atas di Jakarta untuk tidak lagi memberikan ASI kepada bayinya. Hal ini terjadi karena ibu-ibu yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas SMA akan ikut bekerja sehingga mengurangi kesempatan ibu untuk menyusui bayinya. Menurut hasil penelitian Sanjaya 1980 di Bogor menyatakan bahwa penyapihan di daerah pedesaan dilakukan pada bayi umur 1-2 tahun. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa tingkat pendidikan ibu yang semakin tinggi mengakibatkan penyapihan lebih awal. Dalam kutipan Septa 2005 tentang hasil penelitian Purnomo dan kawan-kawan 1987 bahwa adanya pergeseran pola penyapihan anak yang semakin cepat pada kelompok ibu yang berpendidikan tinggi. Demikian juga halnya penelitan yang dilakukan oleh Ridwan Amiruddin 2006 pada 86 orang ibu yang mempunyai bayi berumur 6-11 bulan di Makasar mengatakan bahwa tingkat pendidikan memengaruhi pengetahuan responden terhadap pemberian ASI eksklusif. Pada penelitian di Pakistan, tingkat kematian anak pada ibu-ibu yang lama pendidikannya lima tahun adalah 50 lebih rendah daripada ibu-ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesia bahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini sebagian besar dilakukan oleh ibu-ibu yang berpendidikan rendah, mungkin faktor ketidaktahuan adalah sebagai penyebabnya.

c. Kesehatan Ibu

Universitas Sumatera Utara Penyakit yang diderita ibu seperti puting susu yang pecah-pecah dan luka kelenjar susu yang mengalami peradangan dan penyakit-penyakit berat lainnya seperti tuberkulosa yang dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya. Persalinan dengan tindakan seperti : sectio caesarea dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASInya, karena adanya indikasi medis atau disebabkan oleh hal lain.

d. Umur