BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi pada awal kehidupannya. Hal ini bukan saja karena ASI mengandung cukup zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya tetapi juga karena ASI mengandung zat immunologik yang melindungi bayi dari penyakit WHO, 2004. ASI merupakan
makanan yang paling aman dan dapat membantu mencegah terjadinya alergi semasa bayi Santosa, 2007.
Air Susu Ibu ASI adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu yang komposisinya tidaklah sama selama periode menyusui dan pada akhir menyusui
Munasir, 2008. Payudara adalah bagian tubuh yang ada pada makhluk yang menyusui. Di
tengah payudara terdapat puting payudara yang dikelilingi oleh bagian yang berwarna gelap yang disebut aerola. Kelenjar-kelenjar kecil disekeliling puting susu
menyediakan pelumasan sehingga dapat mencegah tejadinya infeksi karena kontak payudara ibu saat menyusui bayinya. Pembentukan ASI telah dimulai sejak ibu
mulai hamil mengandung. Saat itu hormon-hormon dalam tubuh ibu mulai berubah. Proses pembentukan ASI dalam payudara dapat dibagi dalam 4 fase yaitu fase
persiapan payudara, produksi ASI, pengeluaran ASI dan pengeluaran ASI yang berlanjut. Saat pertama sekali bayi menghisap puting payudara ibu, syaraf-syaraf di
dalam aerola merangsang kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak untuk. 9
Universitas Sumatera Utara
melepaskan hormon prolaktin dan oksitoksin. Prolaktin akan membuat sel pembuat air susu ibu di dalam payudara. Meningkatnya prolaktin dalam darah merangsang
kelenjar penghasil ASI untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Inilah sebabnya jumlah ASI yang dihasilkan tergantung dari isapan bayi pada payudara. Stimulasi
syaraf di puting juga mengirimkan pesan refleks ke bagian belakang kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon oksitoksin. Oksitoksin menggerakkan otot-otot halus di
sekitar kelenjar penghasil ASI. Hasilnya alveolus berkontraksi dan ASI dikeluarkan ke saluran ASI menuju ke saluran air susu di sekitar puting payudara. Lalu keluarlah
air susu ibu ke mulut bayi yang sedang menghisap puting payudara ibunya. ASI merupakan makanan yang mengandung zat-zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap, mengandung zat-zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi dan alergi, zat kekebalan ini tidak terdapat pada susu formula atau makanan tambahan lainnya. Namun demikian masih banyak ibu yang belum mengetahui arti
pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk perkembangan anak. Keberadaan susu formula sangat mendominasi masyarakat dengan janji-janji mengandung
Decosahexanoic Acid DHA dan Arachidonic Acid AA ataupun omega 3 dan omega 6 yang diperlukan untuk perkembangan bayi dan mempunyai kandungan gizi
yang hampir sama dengan susu formula. Padahal kandungan gizi yang dimiliki oleh ASI tidak dapat ditandingi atau digantikan dengan apapun bahkan oleh susu formula
sekalipun Institut Perempuan Bogor, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHOUNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu : 1.
Memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir;
2. Memberikan hanya air susu ibu saja atau pemberian ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan ; 3.
Memberikan MP-ASI sejak bayi berumur enam bulan sampai 24 bulan ; dan 4.
Meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan atau lebih Depkes RI, 2006.
Setiap bayi mempunyai hak untuk mendapatkan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. Pemerintah dan semua lapisan masyarakat
mempunyai tugas memastikan bahwa tidak ada hambatan bagi ibu untuk menyusui anaknya. Bentuk dukungan tersebut telah dikeluarkan berbagai kesepakatan baik
yang bersifat global maupun nasional yang bertujuan melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI. Dengan demikian setiap ibu di seluruh dunia dapat
melaksanakan pemberian ASI dan setiap bayi di seluruh dunia memperoleh haknya mendapatkan ASI Besar, 2008.
Manfaat menyusui bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi terlebih lagi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan
kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi resiko terkena kanker payudara dan merupakan kebahagian tersendiri bagi ibu. Namun demikian masih banyak ibu yang
menggantikannya dengan susu formula Nugroho, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai penelitian melaporkan, bayi yang diberi susu formula terancam mengalami obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung
protein jauh lebih banyak daripada protein manusia. Tidak mengherankan jika ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI tidak segemuk
bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan jarang sakit. Tidak sedikit bayi terserang diare akibat susu formula karena gula susu sapi laktosa
pada beberapa bayi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2002, cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat selama kurun
waktu antara 1997 sebesar 10,8 menjadi 32,4 pada tahun 2002. Susu formula di pasar kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam
lemak, seperti AA dan DHA, yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan mencerna semua zat gizi tersebut. Pada bayi, produksi
enzim belum sempurna untuk dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak dan enzim ini tidak terdapat
pada susu formula atau susu hewan. Lemak yang ada pada ASI dapat dicerna maksimal oleh tubuh bayi dibanding lemak yang ada pada susu formula.
ASI mempunyai nilai nutrisi yang secara kuantitas seimbang dan kualitas yang unggul. Komposisi nutrien zat gizi yang terdapat dalam ASI sangat tepat dan
ideal untuk tumbuh kembang anak. Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi bagi bayi sudah tidak diragukan lagi. Volume dan komposisi nutrien ASI
berbeda pada saat menyusui dan penyapihan. Kandungan zat gizi awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum ASI yang pertama keluar yang
Universitas Sumatera Utara
diproduksi antara 1 – 5 hari menyusui kaya akan zat gizi sehingga tidak boleh dibuang Hendarto, 2008.
2.2 ASI Eksklusif