Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif

Dari 303 responden yang diteliti ternyata hanya 11 orang responden 3,6 yang memberikan ASI Eksklusif. Rendahnya angka cakupan ASI Eksklusif ini disebabkan alasan dari ibu seperti : ASI yang lambat keluar setelah kelahiran, ASI yang kurang dan bayi yang rewel menangis sehingga perlu diberikan makanan lain selain ASI maka banyak ibu menggantikannya dengan susu formula. Dari hasil penelitian diperoleh umumnya ibu memberikan makanan tambahan kepada bayi sejak usia 1 bulan seperti bubur susu, nasi tim, roti, air tajin maupun pisang. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh umumnya ibu tidak mengetahui akibat dari pemberian makanan pendamping yang terlalu cepat pada bayi mereka. Menurut mereka yang penting bayi tidak rewel dan cengeng dan dapat tidur dengan nyenyak sehingga ibu tidak terganggu, karena dengan memberikan makanan tambahan bayi kenyang dan tidak rewel. Disamping adanya faktor kebiasaan dari keluarga ibu seperti mertua bahwa dengan memberikan makanan seperti pisang akan membuat bayi lebih cepat besar dan sehat. Menurut Depkes RI tahun 2004, banyak ibu yang tidak mengetahui bahwa dengan memberikan ASI secara Eksklusif dapat menyelamatkan 1,3 juta bayi di seluruh dunia. Di Kota Medan angka cakupan ASI Eksklusif masih dibawah 8 selama tiga tahun terakhir sementara itu target yang akan dicapai 80 pada tahun 2010. Berdasarkan wawancara dengan beberapa Universitas Sumatera Utara responden di Kecamatan Medan Maimun dari 59 responden yang diteliti, 3 responden 5,17 yang memberikan ASI Eksklusif dengan tingkat pendidikan menengah dan ketiga responden tersebut tidak bekerja. Hasil uji statistik diperoleh p 0,05 berarti tidak ada pengaruh tingkat pendidikan, pekerjaan terhadap pemebrian ASI Eksklusif. Berdasarkan angka cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Maimum Tahun 2008 yaitu 0, hal ini bukan berarti bayi tidak diberi ASI sama sekali akan tetapi bayi hanya diberikan ASI sampai bayi tersebut berusia 2, 3 bulan bahkan sampai dengan 5 bulan. Namun karena jangka waktu pemberian ASI Eksklusif dari 0-6 bulan maka bayi tersebut tidak dikatakan ASI Eksklusif. 5.2 Gambaran Karaktersistik Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi Menurut data yang diperoleh dari kuesioner dari 303 responden maka karakteristik responden berdasarkan faktor predisposisi dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada kelompok umur responden 18 – 28 tahun frekuensinya 146 responden 48,2 lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden pada kelompok umur 28 tahun sebanyak 157 responden 51,8. Berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pendidikan dasar SDSLTP sebanyak 96 orang 31,7, dan lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan menengah SMKSMA sebanyak 181 Orang 59,7, dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi D-III sd Sarjana hanya 26 orang 8,6. Pembagian responden berdasarkan pekerjaan diperoleh responden Universitas Sumatera Utara yang tidak bekerja 244 responden 80,5 dan responden yang bekerja sebanyak 59 responden 19,5. Jika di lihat distribusi responden berdasarkan lama waktu kerja bahwa responden dengan lama waktu kerja ≤ 6 jam per hari ada sebanyak 10 responden 3,3 dan responden dengan lama waktu kerja 6 jam per hari sebanyak 49 responden 16,2. Uraian diatas didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Purnamawati 2003 yang meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan Analisis Data Susesnas 2001. Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel pendidikan, pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI pada bayi. Dari hasil penelitian berdasarkan paritas diperoleh responden dengan paritas 1-3 kali melahirkan lebih banyak jumlahnya sebanyak 278 responden 91,7 jika dibandingkan dengan responden dengan paritas 4-5 kali hanya 25 responden 8,3. Berdasarkan cara lahir, responden yang melahirkan tanpa tindakan lebih banyak 269 responden 88,8 jika kita bandingkan dengan responden yang melahirkan dengan tindakan Operasi Caesar dan vacum hanya 34 responden 11,2. Responden yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir ≥ 2500 gram sebanyak 299 orang responden 98,7, sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir 2500 hanya 4 orang responden 1,3. Di dalam profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2009, bahwa dalam 2 tahun teakhir yaitu tahun 2007 dan 2008 telah terjadi penurunan jumlah bayi yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah BBLR. Hal ini karena semakin baiknya pengetahuan ibu Universitas Sumatera Utara dalam upaya untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi selama hamil, serta tindakan ibu untuk memeriksakan kandungan ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Berdasarkan tingkat pengetahuan, responden dengan tingkat pengetahuan kategori baik hanya 61 responden 20,1, dan lebih rendah jika dibandingkan dengan responden dengan tingkat pengetahuan kategori kurang baik, sebanyak 204 responden 67,3, dan responden dengan tingkat pengetahuan kategori tidak baik hanya 39 responden 12,5. Berdasarkan wawancara dengan reponden, pada umumnya responden pernah mendapat informasi dan penyuluhan dari petugas kesehatan baik dari puskesmas saat posyandu atau saat kunjungan ibu untuk memeriksakan kehamilannya rata-rata 2 – 3 kali. Selain itu responden juga ada mendapatkan informasi dari media seperti televisi maupun brosus dan iklan. Berdasarkan sikap responden, responden dengan sikap setuju, lebih sedikit jumlahnya 128 responden 42,2, jika dibandingkan dengan responden dengan sikap kurang setuju sebanyak 170 responden 56,1 dan responden dengan sikap tidak setuju hanya 5 responden 1,7. Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo mengatakan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Syarifah 2000 yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI. Universitas Sumatera Utara

5.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Pendukung