pelayanan kesehatan yang berdampak pada meningkatnya keadaan kesehatan dan status gizi masyarakat. Dalam profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2008
angka kematian bayi mengalami penurunan dari 0,06 25 bayi dari 41.321 bayi tahun 2007 menjadi 0,04 20 bayi dari 41.623 bayi tahun 2008. Jumlah kematian
balita juga mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 0,004 dari 137.396 balita dan 0,002 pada tahun 2008. Kematian bayi yang disebabkan
oleh Berat Badan Lahir Rendah BBLR 43,9, Asfiksia 19,51 dan sebab lain 36,58. Berdasarkan data tahun 2008 terjadi penurunan BBLR jika dibandingkan
dengan tahun 2007. Pada tahun 2008 jumlah BBLR hanya 64 bayi 0,14 dari 46.244 bayi yang lahir dan tahun 2007 yakni 408 bayi 0,99 dari 41.321 bayi yang
lahir. Penurunan angka BBLR ini disebabkan oleh pengetahuan, sikap dan tindakan dari ibu hamil tentang kesehatan terutama tentang gizi yang dikonsumsi ibu serta
tindakan ibu untuk memeriksakan kehamilannya dengan tenaga kesehatan. Berbagai program telah dilakukan untuk menurunkan dan mencegah
kematian bayi antara lain dengan meningkatkan kunjungan ibu hamil ke posyandu dan sarana pelayanan kesehatan lain, penyuluhan kesehatan maupun dengan
peningkatan kinerja dari petugas kesehatan seperti pendidikan dan pelatihan yang rutin dilaksanakan, seminar kesehatan, kursus serta peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan untuk bayi, balita dan ibu dan seluruh masyarakat khususnya di kota Medan.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing- masing variabel bebas dan variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 11 responden 3,6, sedangkan responden yang tidak memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 292 responden 96,4. Distribusi responden pada masing- masing kecamatan berdasarkan pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat pada
Tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi umur 0 – 6 Bulan
di masing-masing Kecamatan di Kota Medan Tahun 2009 Kecamatan Diberi
ASI Eksklusif
Tidak diberi ASI Eksklusif
Jumlah
n n n
Medan Labuhan 4
4,26 90
95,74 94
100,00 Medan Area
2 3,57
54 96,43
56 100,00
Medan Polonia 1
2,94 32
97,06 33
100,00 Medan Baru
0,00 18
0,00 18
100,00 Medan Maimun
3 5,35
56 94,65
59 100,00
Medan Perjuangan 1
2,33 42
97,67 43
100,00
Jumlah 11 3,6
292 96,4
303
4.2.2 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi
Pengelompokan umur responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 18 - 28 tahun dan 28 tahun. Pengelompokan ini berdasarkan sebaran
data yang diperoleh, berdistribusi tidak normal, maka dipakai nilai median.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengelompokan tersebut didapat distribusi responden berdasarkan pengelompokan umur 18 – 28 tahun sebanyak 146 responden 48,2, sedangkan
responden pada kelompok umur 28 tahun ada 157 responden 51,8. Responden dengan umur termuda umur 18 tahun ada 2 responden 0,7, sedangkan responden
umur paling tua 42 tahun ada 6 responden 2,0. Jika diperhatikan berdasarkan tingkat pendidikan, distribusi responden
dengan tingkat pendidikan dasar SDSLTP sebanyak 96 orang 31,7, sedangkan responden dengan tingkat pendidikan menengah SMKSMA sebanyak 181 Orang
59,7, dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi D-III sd S-1 sebanyak 26 orang 8,6. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan diperoleh responden yang
tidak bekerja sebanyak 244 responden 80,5 sedangkan responden yang bekerja hanya 59 responden 19,5. Jika dilihat distribusi responden berdasarkan lama
waktu kerja bahwa responden dengan lama waktu kerja ≤ 6 jam per hari sebanyak
10 responden 3,3 dan responden dengan lama waktu kerja 6 jam per hari sebanyak 49 responden 16,2. Pengelompokan lama waktu kerja responden juga
dikelompokkan berdasarkan nilai median karena data yang diperoleh berdistribusi tidak normal.
Hasil penelitian juga didapat distribusi responden berdasarkan paritas, jumlah responden dengan paritas 1-3 kali melahirkan ada sebanyak 278 responden 91,7
dan responden dengan paritas 4-5 kali sebanyak 25 responden 8,3. Distribusi responden berdasarkan cara lahir, responden yang melahirkan tanpa tindakan
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 269 88,8 dan responden yang melahirkan dengan tindakan Operasi Caesar dan vacum sebanyak 34 responden 11,2.
Berdasarkan berat badan bayi lahir bahwa responden yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir
≥ 2500 gram sebanyak 299 orang responden 98,7, sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi lahir 2500
gram hanya 4 orang responden 1,3. Berdasarkan tingkat pengetahuan dengan kategori baik, kurang baik dan tidak
baik diperoleh, responden dengan tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 61 responden 20,1, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan kategori
kurang baik, sebanyak 204 responden 67,3, dan responden dengan tingkat pengetahuan kategori tidak baik sebanyak 39 responden 12,5.
Distribusi responden berdasarkan sikap dengan kategori sikap setuju, kurang setuju dan tidak setuju diperoleh, responden dengan sikap setuju sebanyak 128 responden
42,2, sedangkan responden dengan sikap kurang setuju sebanyak 170 responden 56,1 dan responden dengan sikap tidak setuju sebanyak 5 responden 1,7.
Lebih jelasnya distribusi responden berdasarkan faktor predisposisi dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi di Kota Medan
Tahun 2009 Faktor Predisposisi
Jumlah Umur
18 - 28 Tahun 146
48,2
28 Tahun 157
51,8
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Pendidikan
Dasar 96
31,7 Menengah
181 59,7
Tinggi 26
8,6
Pekerjaan
Tidak Bekerja 244
80,5 Bekerja
59 19,5
Lama Waktu Kerja
≤ 6 Jam 10
3,3 6 Jam
49 16,2
Paritas
1 – 3 Kali 278
91,7 4 – 5 Kali
25 8,3
Cara Lahir
Tanpa Tindakan 269
88,8 Dengan Tindakan
34 11,2
Berat Badan Lahir
2500 Gram
299 98,7
2500 Gram 4
1,3
Pengetahuan
Baik 61
20,1 Kurang Baik
204 67,3
Tidak Baik 38
12,5
Sikap
Setuju 128
42,2 Kurang Setuju
170 56,1
Tidak Setuju 5
1,7
Sebagaimana telah disebutkan di atas variabel pengetahuan merupakan salah satu variabel bebas yang akan diteliti pada responden. Khusus untuk variabel
pengetahuan diperoleh jawaban responden terhadap 10 pertanyaaan yang terdapat dalam kuesioner. Berdasarkan 10 pertanyaan tersebut diperoleh jawaban responden
untuk masing-masing butir pertanyaan. Jawaban responden terhadap pertanyaaan 1
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan ibu bahwa hanya 48,8 148 responden yang tahu arti dari ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa 51,2 yang belum mengerti tentang ASI
eksklusif. Pada pertanyaan 2 pengetahuan ibu hanya 22,4 68 responden yang tahu arti dari kolostrum sedangkan 77,5 235 responden belum mengerti tentang
arti dari kolostrum. Pada pertanyaan 3 pengetahuan ibu, hanya 25,1 76 responden yang tahu
manfaat dari menyusui, dan pada pertanyaan 4 sudah 66,0 200 orang responden yang mengetahui manfaat menyusui bagi bayi. Pertanyaan 5 pengetahuan ibu,
hanya 33,3 101 responden yang mengerti tentang keunggulan ASI jika dibandingkan dengan susu formula. Jika diperhatikan pada pertanyaan 6
pengetahuan ibu, sudah 60,39 183 responden ibu mengerti bahwa faktor umur ibu saat hamil memengaruhi produksi ASI.
Jika dilihat pertanyaan 7 pengetahuan ibu, hanya 45,55 138 responden bentuk tubuh ibu berubah sebagai alasan ibu untuk tidak menyusui bayinya padahal salah
satu manfaat dari pemberian ASI Eksklusif adalah membuat bentuk tubuh ibu lebih cepat langsing. Pada pertanyaan 8 pengetahuan ibu hanya 23,1 70 responden
yang menjawab benar faktor asupan makanan ibu yang memengaruhi secara langsung pemberian ASI Eksklusif.
Pada pertanyaan 9 pengetahuan ibu, ditemui masih tingginya anggapan ibu 33,3 bahwa jika ibu sakit batuk ASI tidak boleh diberikan kepada bayi, padahal
ASI harus tetap diberi walaupun ibu sakit batuk. Pada pertanyaan 10 pengetahuan ibu sudah 70,3 213 orang responden mengetahui manfaat pemberian ASI
Universitas Sumatera Utara
eksklusif. Variasi jawaban responden untuk variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Pertanyaan Pengetahuan Ibu di Kota Medan Tahun 2009
Pertanyaan Pengetahuan n
1. Pengertian ASI eksklusif
a. Pemberian Air Susu Ibu kepada bayi 2 jam sekali
b. Pemberian Air Susu Ibu kepada bayi sesering
mungkin c.
Pemberian Air Susu Ibu pada bayi berumur 0 – 6 bulan
d. Pemberian Air Susu Ibu saja pada bayi berumur 0 –
6 bulan tanpa memberikan makananminuman lain 41
63
181 148
13,5 20,8
59,74 48,84
2. Pengertian Kolostrum a.
Susu basi yang tidak baik bagi bayi b.
Susu kotor yang harus di buang c.
Cairan bening yang perlu diberikan kepada bayi sebagai zat kekebalan
d. Cairan bening sebagai pelancar ASI
82 183
68 100
27,1 60,5
22,4 33,0
3. Manfaat menyusui bagi ibu a.
Merupakan hak azasi manusia b.
Merupakan kewajiban ibu c.
Agar ibu tidak perlu keluar rumah d.
Portable Praktis Tabel 4.8 Lanjutan
1 104
119 79
0,3 34,3
39,3 26,1
Pertanyaan Pengetahuan n
4. Manfaat menyusui bagi bayi a.
Merupakan hak azasi bagi bayi b.
Agar bayi gemuk c.
Merupakan makanan bagi bayi d.
Meningkatkan daya tahan tubuh bayi 26
42 35
200 8,6
13,7 11,6
66,1
5. Keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula a.
Bayi yang diberi ASI lebih gemuk b.
Bayi yang diberi susu formula lebih gemuk c.
ASI mengandung AA dan DHA sedangkan pada susu formula tidak ada
41 67
94 13,5
22,2 31,0
Universitas Sumatera Utara
d. ASI mengandung zat kekebalan yang tidak terdapat
pada susu formula 101 33,3
6. Faktor umur ibu saat hamil memengaruhi produksi ASI?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu
d. Tidak Tahu
183 89
29 2
60,4 29,4
9,5 0,7
7. Alasan ibu tidak mau menyusui bayinya
a. Ibu sakit
b. Bayi tidak gemuk jika diberi ASI Bayi sakit
c. Bayi sakit
d. Bentuk tubuh ibu berubah
153 12
138 50,5
3,9 0,0
45,6
8. Faktor-faktor yang secara langsung memengaruhi
pemberian ASI eksklusif a.
Iklan Susu formula b.
Petugas Kesehatan c.
Asupan makanan ibu d.
Tingkat ekonomi ibu 111
17 70
105 36,6
5,6 23,1
34,7
9. Jika ibu sakit batuk
a. Ibu tidak boleh memberikan ASI kepada bayinya
b. Bayi akan tertular penyakit
c. Ibu harus menggantikannya dengan susu formula
d. Ibu harus menggantikannya dengan susu formula
97 45
101 60
32,0 14,9
33,3 19,8
Tabel 4.8 Lanjutan Pertanyaan Pengetahuan
n
10. Ibu yang memberikan ASInya secara eksklusif akan
menghasilkan : a.
Anak yang kuat b.
Anak yang gemuk c.
Anak yang sehat d.
Anak yang sehat dan cerdas 3
12 75
213 1,0
3,9 24,8
70,3
Selain variabel pengetahuan variabel sikap juga merupakan salah satu variabel bebas yang diteliti terhadap responden. Pada kuesioner terdapat 14
Universitas Sumatera Utara
pernyataan tentang sikap responden terhadap pemberian ASI Eksklusif. Dari hasil penelitian diperoleh variasi jawaban tentang sikap responden terhadap pemberian
ASI Eksklusif. Pada pernyataan 1 sikap, dijumpai masih tingginya sikap kurang setuju
sebesar 54,5 165 responden tentang pengertian ASI Eksklusif, dibandingkan dengan sikap setuju 37,9 dan sikap tidak setuju 7,6. sedangkan untuk
pernyataan 2 sikap, ditemui 96,7 293 responden setuju, sikap kurang setuju 3,3 dan tidak setuju 0,0 ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, Jika dilihat
untuk pernyataan 3 sikap responden setuju sebesar 61,1 185 responden dan lebih besar jika dibandingkan dengan sikap kurang setuju 35,6 dan sikap tidak setuju
3,3 yang menyatakan bekerja bukan merupakan suatu alasan untuk tidak menyusui bayi.
Pada pernyataan 4 sikap responden belum mengetahui komposisi dari ASI sebesar 58,1 176 responden dengan sikap kurang setuju dan lebih besar jika
dibandingkan dengan sikap setuju 31,7 dan sikap tidak setuju 10,2.. Sedangkan untuk pernyataan 5 sikap ditemui masih tingginya sikap kurang setuju
responden sebesar 80,20 243 responden jika dibandingkan dengan sikap setuju 10,2 dan sikap tidak setuju 9,6 bahwa jika ASI ibu belum keluar sebenarnya
bayi masih mampu bertahan selama 2-3 hari tanpa harus diberi susu formula. Pada pernyataan 6 sikap, sebanyak 82,18 249 responden setuju lebih
besar jika dibandingkan dengan sikap kurang setuju 17,2 dan sikap tidak setuju
Universitas Sumatera Utara
0,6 bayi yang sedang sakit boleh disusui oleh ibunya. Pada pernyataan 7 sikap, masih tingginya sikap kurang setuju responden sebesar 63,0 191 responden jika
dibandingkan dengan sikap setuju 30,9 dan sikap tidak setuju 2,3 bahwa jika bayi menangis perlu diberi makanan atau tambahan susu formula.
Pada pernyataaan 8 sikap, bahwa responden dengan sikap kurang setuju lebih besar 37,0 jika dibandingkan dengan sikap setuju responden 30,0 dan
sikap tidak sertuju 33,0 bahwa ibu yang sedang sakit tidak boleh memberikan ASI kepada bayinya, karena disangsikan bayi akan tertular penyakit. Jika kita perhatikan
untuk pernyataan 9 sikap bahwa responden dengan sikap kurang setuju masih lebih tinggi 49,8 jika dibandingkan dengan sikap setuju 37,0, dan sikap tidak setuju
13,2 bahwa payudara ibu tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI yang dihasilkan.
Pernyataan 10 sikap, bahwa responden dengan sikap kurang setuju frekuensinya lebih tinggi 54,5 jika dibandingkan dengan sikap setuju 44,6
maupun sikap tidak setuju 1,0 bahwa payudara kendur bukan disebabkan karena menyusui. Jika kita lihat pernyataan 11 sikap, bahwa responden dengan sikap
setuju 56,4 lebih besar jika dibandingkan dengan sikap kurang setuju 37,3 maupun sikap tidak setuju 6,3 bahwa faktor umur ibu saat hamil memengaruhi
kualitas dan kuantitas ASI. Sikap responden berdasarkan pernyataan 12 sikap, diperoleh responden
dengan sikap setuju frekuensinya lebih besar 56,1 170 responden jika dibandingkan dengan sikap kurang setuju 42,9 maupun responden dengan sikap
Universitas Sumatera Utara
tidak setuju 1,0 bahwa tingkat pendidikan memengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan untuk pernyataan 13 sikap, responden dengan sikap
setuju sebanyak 53,1 161 responden jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan sikap kurang setuju 46,5 maupun sikap tidak setuju 0,5 bahwa ibu
yang menyusui bayinya akan lebih cepat langsing jika dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui bayinya.
Pada pernyataan 14 sikap, bahwa responden dengan sikap setuju sebanyak 54,6 165 responden jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan sikap
kurang setuju 45,2 maupun sikap tidak setuju 0,2, bahwa manfaat ASI bagi bayi adalah meningkatkan kecerdasan. Penjelasan diatas dapat kita lihat pada
Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Pernyataan Sikap di Kota Medan Tahun 2009
Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju Pernyataan Sikap
n n
n
1. ASI eksklusif adalah
memberikan ASI saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan, yang
lain tidak boleh. 115 37,95
165 54,45 23 7,60
2. ASI merupakan makanan
terbaik bagi bayi karena mengandung zat kekebalan
yang melindungi bayi dari penyakit.
293 96,70 10
3,30 0,00
3. Ibu yang bekerja bukan
merupakan suatu alasan untuk tidak menyusui bayinya.
185 61,06 108 35,64
10 3,30
4. ASI mengandung AA dan 96 31,68
176 58,08
33 10,24
Universitas Sumatera Utara
DHA untuk perkembangan otak bayi.
5. Jika ASI ibu tidak lancar, bayi masih bertahan selama 2–3
hari sampai ASI keluar maka tidak perlu susu formula.
31 10,23 243 80,20 29 9,57
6. Bayi yang sedang sakit boleh disusui oleh ibunya.
249 82,2 52 17,2
2 0,6
7. Jika bayi menangis tidak perlu diberi makanan atau tambahan
susu formula. 115 38,0 191 63,0
7 2,3
8. Ibu yang sedang sakit dapat memberikan ASI pd bayinya,
karena saat sakit tubuh ibu membuat zat kekebalan yang
akan diberi pada bayi melalui ASI sehingga tidak tertular .
91 30,0 112 37,0 100 33,0
Tabel 4.9 Lanjutan Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju Pernyataan Sikap
n n n
10. Payudara kendur bukan
disebabkan karena menyusui 135 44,6 165 54,5
3 1,0
11. Faktor umur ibu saat hamil
memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
171 56,4 113 37,3 19 6,3
12. Tingkat pendidikan ibu
memengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif.
170 56,1 130 42,9 3
1,0 13.
Ibu yang menyusui bayinya akan lebih cepat langsing.
161 53,1 141 46,5 1
0,3 14.
Manfaat ASI bagi bayi adalah meningkat
kecerdasan bagi anak. 165 54,6 137 45,2
1 0,2
4.2.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Pendukung
Universitas Sumatera Utara
Distribusi responden berdasarkan faktor pendukung terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0 - 6 bulan di Kota Medan, yaitu sikap responden
terhadap promosi susu formula, maka dari hasil penelitian melalui kuesioner kepada responden diperoleh dari 303 responden yang menolak promosi susu formula hanya
45 responden 14,9 sedangkan responden yang menerima promosi susu formula frekuensinya lebih banyak , yaitu sejumlah 264 responden 85,1. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung Di Kota Medan Tahun 2009
Faktor Pendukung Jumlah
Promosi Susu Formula
Menolak 45
14,9 Menerima
258 85,1
4.2.4
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Pendorong
Berdasarkan faktor pendorong diperoleh distribusi responden menurut tindakan penolong persalinan yang tidak memberikan susu formula kepada bayi saat
kelahiran di klinik atau rumah sakit ada 95 orang 31,4 dan yang memberikan susu formula pada bayi saat kelahiran di RS atau klinik sebanyak 208 orang 68,6.
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga suami, ibu, mertua sebanyak 85 responden 28,1, yang didukung oleh suami, ibu dan mertua, dan sebanyak 200
Universitas Sumatera Utara
responden yang didukung suami atau ibu atau mertua 66, dan responden yang tidak di dukung oleh salah seorangpun dari keluarga sebanyak 18 orang 5,9.
Tabel 4.11
Distribusi Responden berdasarkan Faktor Pendorong di Kota Medan Tahun 2009
Faktor Pendorong
Jumlah Penolong Persalinan
Tidak Memberikan Susu Formula 95
31,4 Memberikan Susu Formula
208 68,6
Dukungan Keluarga
Suami, Ibu, dan Mertua 85
28,1 Suami atau Ibu atau Mertua
200 66,0
Tidak Seorangpun 18
5,9
4.3 Analisis Bivariat