Pengetahuan Ibu TINJAUAN PUSTAKA

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Interaksi antara ketiga komponen adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan suatu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali Azwar, 2007. Berdasarkan penelitian Syarifah 2000 terhadap 97 orang ibu yang mempunyai bayi usia 4 – 6 bulan di puskesmas Gandus Kecamatan Hilir Barat II Palembang yang meneliti faktor determinan terhadap pola pemberian ASI ditemukan 4 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan pola pemberian ASI yaitu : pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dorongan keluarga. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keempat variabel tersebut dengan pemberian ASI. Menurut Suhendro yang dikutip oleh Septa 2005 terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pemberian ASI, antara lain:

a. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan peresepsi terhadap objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian Universitas Sumatera Utara besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2005. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : 1. Tahu know : Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2. Memahami comprehension : Pada tingkatan ini orang sudah paham dan dapat menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar juga. 3. Aplikasi application : Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis analysis : Sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi yang telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. 5. Sintesis synthesis : Kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada dengan cara meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi evaluation : Berkaitan dengan kemampuan untuk menilai terhadap suatu objek baik berdasarkan kriteria yang dibuat sendiri atau berdasarkan kriteria yang sudah ada. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Septa 2005 tentang pengetahuan ibu dalam pemberian ASI, terdapat 52,9 36 responden dari 68 responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori sedang, dan 35,3 24 responden dengan kategori kurang dan hanya 11,8 8 responden saja dengan kategori baik. Melalui penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu sudah mengetahui pentingnya ASI bagi bayi dan hal-hal yang terbaik yang seharusnya dilakukan sehubungan dengan pemberian ASI bagi bayi. Namun demikian, jumlah responden yang masih memiliki pengetahuan yang kurang juga cukup besar dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan ini, salah satunya adalah pendidikan formal seseorang. Beberapa tradisi yang berlaku di suatu daerah bahwa kehamilan merupakan salah satu alasan untuk melakukan penyapihan dini sebelum bayi berumur 1 tahun. Keadaan ini merupakan suatu tradisi yang merugikan sepanjang diketahui bahwa kehamilan tidak memengaruhi gizi ASI baik kualitas maupun kuantitas. Tradisi tersebut menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi ibu dalam hal pemberian ASI bagi bayinya. Keadaan ini akan sangat merugikan bagi bayi mengingat begitu pentingnya ASI bagi bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI akan membentuk sikap ibu terhadap pemberian ASI dan selanjutnya akan mendorong ibu untuk bertindak, tindakan yang dapat menolak maupun menerima dengan baik akan pentingnya ASI bagi bayi. Dengan kata lain, pengetahuan ibu akan pentingnya memberikan ASI pada bayinya tentunya akan mendorong ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya Septa, 2005.

b. Tingkat Pendidikan Ibu