Bahan Uji Alat-alat Etika Penelitian

Tabel 3.1. Kadar HDL normal HDL normal Laki-laki 35-45 mgdl Perempuan 45-65 mgdl Sumber: Sudoyo, Aru W., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Interna Publishing.2009.

3.6.5. Analisa statistik

Hasil penelitian yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 21,0. Uji yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji paired t-test, uji independent t-test, dan uji korelasi. Uji normalitas menggunakan Saphiro Wilk test. Selain uji normalitas, dilakukan juga uji homogenitas menggunakan Levinne test. Apabila didapatkan distribusi normal, maka dapat dilanjutkan uji paired t-test untuk mengetahui perbandingan pre-test dan post-test penelitian yang dilakukan, independent t-test untuk mengetahui perbedaan hasil pada penelitian yang tidak berpasangan, uji korelasi untuk mengetahui adanya hubungan dua variabel.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 5. Semua data yang didapat dari hasil penelitian maupun kuisioner yang dipergunakan akan dijaga kerahasiannya.

3.8. Alur Penelitian

35

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.Data Karakteristik Responden Responden dalam penelitian adalah mahasiswa PSPD angkatan 2013 yang dipilih dengan cara simple random sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta usia dari 17 tahun hingga 19 tahun. Berikut adalah rincian karakteristik responden penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin Jumlah responden Presentase Laki-laki 6 46,2 Perempuan 7 53,8 Total 13 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui dalam penelitian ini memiliki prevalensi responden perempuan yang lebih besar dibandingkan responden laki laki. Tabel 4.2. Karakteristik Usia Responden Usia Jumlah responden Presentase 17 tahun 2 15,4 18 tahun 1 7,7 19 tahun 10 76,9 Total 13 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui prevalensi usia responden bervariasi dengan usia terendah yaitu 17 tahun sebesar 15,4 dan usia tertinggi yaitu 19 tahun sebesar 76,9. Usia 19 tahun merupakan usia dominan pada responden penelitian ini. Kategori usia 17-19 tahun adalah kategori usia yang masih aktif hormon reproduktifnya.

4.2. Hasil pengukuran kadar HDL

Pemeriksaan kadar HDL dilakukan pada hari ke-0 yaitu hari sebelum partisipan mengonsumsi kurma dan pada hari ke-29 yaitu satu hari setelah partisipan mengonsumsi kurma terakhir atau hari ke-28. Terjadi penurunan hasil rata rata HDL sebelum dan sesudah pemberian kurma yaitu sebesar 0,44 mgdL yang tidak bermakna. Berikut adalah tampilan hasil rerata kadar HDL. Gambar 4.1.Hasil rerata kadar HDL sebelum dan sesudah pemberian kurma Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dengan jenis kurma yang berbeda, yang dilakukan oleh Henchiri Cherifa dkk 8. , didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan kadar HDL yang tidak signifikan pada individu sehat berusia 15 tahun hingga 66 tahun, sebelum mengonsumsi kurma dan sesudah mengonsumsi kurma yaitu dari 0,47± 0,11 gL menjadi 0,47± 0,08 gL untuk kurma Tamersit dan dari 0,50 ± 0,08 gL menjadi 0,47 ± 0,08 gL untuk kurma Ghars. Sebaliknya pada penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk 9. , hasil penelitian yang dilakukan pada kelinci dalam waktu 10 minggu dan menggunakan ekstrak kurma didapatkan hasil peningkatan yang signifikan pada kadar profil lipid HDL. Penelitian dibedakan berdasarkan dosis ekstrak kurma dari kadar 125mgkg, 250 mgkg, dan 500 mgkg. Hasilnya semakin tinggi dosis pemberian ekstrak kurma maka peningkatan kadar HDL semakin baik. Hari 0 Hari 29 kadar HDL 47,48 47,04 42,00 44,00 46,00 48,00 50,00 52,00 54,00 56,00 K ad ar HD L m g d L ± 7.75 ± 5.59 Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua penelitian tersebut disebabkan karena kelinci memiliki karakteristik khusus pada fase eliminasi apo- A.Dalam eliminasi apo-A dibutuhkan enzim hepatic lipase dan HDL yang kaya TG dengan jumlah yang adekuat. Sedangkan, kelinci memiliki defisiensi enzim hepatic lipase sehingga kadar eliminasi apo a yang berlebihan dalam tubuh menjadi berkurang. Akhirnya akan lebih meningkatkan hasil kadar HDL plasma pada kelinci. 21. Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, kurma memiliki kandungan flavonoid, kadar serat yang tinggi, dan asam lemak rantai panjang sehingga dapat memperbaiki profil lipid, yaitu menurunkan kadar LDL, TG, kolesterol, dan meningkatkan kadar HDL. 5. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dimungkinkan karena beberapa hal. Pertama, responden dalam penelitian ini adalah responden yang normal kadar profil lipidnya sehingga metabolisme profil lipid dalam tubuh pasien kemungkinan besar masih normal. Tubuh yang sehat selalu mempertahankan kondisinya homeostasis, sehingga apabila terdapat kelebihan dari Apo a akan langsung diekskresi oleh ginjal. 21. Kedua, dalam penelitian ini terdapat keterbatasan berupa tidak adanya penyeragaman pola makan dan aktivitas sehari hari antar responden. Responden hanya dikontrol sesuai dengan pola makan dan aktivitas sehari hari masing masing responden pada sebelum dan selama penelitian sehingga hasil dari penelitian ini kurang maksimal. Ketiga, jumlah hari yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 28 hari. Jumlah hari ini lebih banyak dibandingkan dari penelitian Henchiri dkk yaitu selama 21 hari, namun masih sangat kurang jika dibandingkan dengan penelitian Hasan dkk yaitu selama 10 minggu, sehingga dapat diperkiran jumlah hari yang digunakan dalam penelitian ini masih kurang untuk mendapatkan hasil kadar HDL yang maksimal. Keempat, kurma yang digunakan adalah kurma Ajwa. Secara ukuran dan beratnya kurma ajwa memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu dalam 1 buah kurma Ajwa hanya memiliki berat 10 gram, dibandingkan kurma jenis Medjool yang dalam 1 buahnya memiliki berat sebesar 24 gram sehingga kadar nutrisi yang ada