Metabolisme HDL dan faktor yang mempengaruhinya

menuju bagian interior hidrofobik dari lapis ganda, sementara lisolesitin yang terbentuk akan dipindahkan ke albumin plasma. Ester kolesterol yang berada di dalam lapisan hidrofobik akan tertahan dalam inti dan dibungkus oleh lapisan lipid polar dan apolipoprotein yang disebut HDL matur HDL3. Setelah matur, HDL akan terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur pertama, HDL akan membawa kolesterol ester menuju hepar melalui reseptor yang ada di hepar yaitu reseptor scavenger kelas B tipe I SR-B1, dan jalur kedua yaitu kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL melalui cholesterol ester transfer protein CETP. Setelah bertukar dengan VLDL dan IDL kolesterol akan dibawa lagi menuju hati. 3,21. Jalur pertama yaitu, ketika HDL3 masuk ke dalam hepar maka akan dihidrolisis oleh enzim hepatic lipase. HDL3 akan berubah menjadi HDL2, namun HDL3 dalam plasma akan segera terbentuk kembali oleh aktivitas LCAT. HDL2 dengan kandungannya yaitu memiliki kandungan apoA yang rendah, lipid TG 60, dan phospolipid 15 sehingga permukaannya agak renggang. Apo A yang tidak masuk kedalam hepar akan membentuk pra- β HDL setelah berikatan dengan fosfolipid dan kolesterol. Apabila terdapat kelebihan Apo-A, maka akan diekskresi melalui ginjal. 21,24. Jika terdapat kelebihan kolesterol yang tidak teresterifikasi maka kolesterol yang berlebih akan langsung dapat masuk ke hepar dan disekresikan dalam bentuk empedu. Dalam menerima kolesterol tubuh memiliki reseptor yang dinamakan SR-B1. SR-B1 terdapat pada seluruh tubuh. Namun, memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan letaknya. Di jaringan, HDL memiliki SR-B1 yang berfungsi menerima kolesterol dari sel. Kemudian HDL akan membawa kolesterol ke hepar. Di hepar, SR-B1 akan menerima kolesterol dari HDL dengan berikatan dengan ApoA namun Apo A tidak ikut masuk ke hepar melainkan hanya sebagai perantara. 21. Hal-hal yang mempengaruhi HDL antara lain usia, jenis kelamin, IMT, etnik ras, aktivitas merokok dan konsumsi alkohol. Kadar HDL perempuan akan berbeda dengan lakilaki. Pada perempuan memiliki hormon esterogen yang berperan dalam menurunkan aktivitas metabolik makrofag. Pada laki-laki memiliki hormon testosteron yang justru berperan dalam menaikkan aktivitas metabolik makrofag. 24. Kadar HDL juga dipengaruhi oleh berat badan. Ketika berat badan meningkat, komponen adiposa dan non adiposa massa tubuh juga meningkat. Komponen non adiposa yaitu massa sel tubuh, otot skeletal, dan jaringan adiposa bebas massa ATFM. Ketika komponen massa tubuh meningkat akan meningkatkan produksi hepatic triacilgliserol dan VLDL sebaliknya akan menurunkan lipolisis triasilgliserol kaya lipoprotein TRL. Menurunnya lipolisis triasilgliserol melalui LPL lipoprotein lipase akan disertai dengan menurunnya Apo A-1, prekursor HDL sehingga akhirnya akan menurunkan pembentukan protein. 25. 2.2.3. Penyakit terkait HDL 2.2.3.1. Hiperlipidemia Hiperlipidemia merupakan kelainan lipid dalam tubuh berupa peningkatan kolesterol atau trigliserida diatas batas normal. Penyebab hiperlipidemia cukup banyak dan dapat dibagi menjadi hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Penyebab hiperlipidemia primer adalah predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme lipid. Penyebab hiperlipidemia sekunder yaitu adanya penyakit dasar atau yang memang telah diderita dari pasien yang menyebabkan pasien mengalami perubahan pada profil lipidnya. Penyakit dasar yang dimaksud antara lain diabetes mellitus, hipotiroidisme, sindroma nefrotik, gangguan hepar, dan obesitas. 2. Cara untuk mendiagnosa seseorang mengalami hiperlipidemia adalah dengan cara mengetahui kadar lipid serum dalam tubuh. Berikut kategori lipid serum normal menurut NCEP ATP III 2001. Kolesterol total mgdl 200 Optimal 200-239 Diinginkan ≥ 240 Tinggi Kolesterol LDLmgdl 100 Optimal 100-129 mendekati optimal 130-159 Diinginkan 160-189 Tinggi ≥ 190 Sangat tinggi Kolesterol HDL mgdl 40 Rendah ≥ 60 Tinggi Trigliserid mgdl 150 Optimal 150-199 Diinginkan 200-499 Tinggi ≥ 500 Sangattinggi Tabel 2.4. Tipe Hiperlipid dan Karakteristik 2 Tipe Hiperlipid Karakteristik Tipe I ↑ kilomikron dan ↑ trigliserida Tipe II a. ↑LDL dan VLDL normal b. ↑LDL, ↑ VLDL, kolesterol, trigliserida Tipe III ↑ IDL dan ↑ VLDL remnants Tipe IV ↑ Trigliserid dan ↑ VLDL Kolesterol dapat normal atau meningkat ↓ HDL Tipe V ↑ VLDL dan ↑ kilomikron Sumber: Sudoyo, Aru W., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Interna Publishing.2009. Tipe hiperlipidemia yang berhubungan langsung dengan HDL yaitu hiperlipidemia tipe IV dimana kadar HDL tubuh menurun atau 40mgdl. Dengan menurunnya HDL maka akan meningkatkan resiko terjadinya aterosklerotik melalui peningkatan LDL-C dan makrofag yang memiliki kolesterol yang tinggi.

2.3. Hubungan HDL dengan kurma

Kurma dengan berbagai macam kandungannya dapat meningkatkan kadar HDL. Kandungan serat ada pada kurma dapat mengurangi kadar kolesterol total, trigliserid, LDL dan meningkatkan kadar HDL pada tikus. 5. Selain itu kandungan flavonoid dapat meningkatkan kadar HDL. Flavonoid akan meningkatkan pelepasan kolesterol dari makrofag dan meningkatkan produksi Apo A-1 yang merupakan prekursor HDL. Sehingga kadar HDL dapat meningkat. 26. Kandungan kurma yang tidak kalah penting dalam hubungannya dengan HDL yaitu asam lemak. Asam lemak yang terkandung dalam kurma dari jumlah yang terbanyak kandungannya hingga yang paling sedikit kandungannya yaitu oleat, palmitat, linoleat, stearat, laurat, mysristic. 27. Oleat adalah jenis asam lemak tidak jenuh rantai ganda tunggal MUFA yang dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. MUFA dapat meningkatkan HDL plasma karena membawa kolesterol dari jaringan menuju hati untuk diekskresikan. 28. Beberapa penelitian mengenai kurma dan kadar HDL yaitu dilakukan oleh Cherifa dkk. penelitiannya dilakukan pada individu sehat selama 3 minggu. Pada saat sebelum pemberian kurma didapatkan kadar HDL sebesar 0,47± 0,11 gL untuk jenis kurma Tamersit dan 0,50 ± 0,08 gL untuk jenis kurma Ghars. Kemudian setelah pemberian kurma didapatkan kadar HDL sebesar ,47± 0,08 gL untuk kurma Tamersit dan 0,47 ± 0,08 gL untuk kurma Ghars. Sehingga dapat disimpulkan terjadi penurunan kadar HDL. Namun penurunan yang terjadi tidak signifikan secara statistik. 8. Penelitian tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk. Penelitian ini dilakukan pada kelinci dalam waktu 10 minggu dan menggunakan ekstrak kurma. Penelitian ini juga dibedakan berdasarkan dosis ekstrak kurma dari kadar 125mgkg, 250 mgkg, dan 500 mgkg dan hasilnya semakin tinggi pemberian ekstrak kurma maka peningkatan kadar HDL makin baik. Hasil penelitian ini didapatkan peningkatan yang signifikan pada kadar profil lipid HDL. 9.

2.4. Teknik Pengukuran HDL

Kilomikron, VLDL, dan LDL di presipitasi menggunakan penambahan asam fosfotungstat dan magnesium klorida. Setelah di sentrifugasi, supernatan akan mengandung fraksi HDL yang tinggi kemudian dapat dihitung menggunakan Cholesterol test kit. 29.