Pondok pesantren Novel Critical Discourse Analysis

commit to user 46

G. Konsep 1.

Pendidikan Pendidikan adalah Suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik dan tahu banyak hal melalui lembaga dengan bimbingan tenaga ahli dan orang yang berkompeten di dalam bidangnya.

2. Pondok pesantren

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan sebagai tempat pendidikan Islam baik formal ataupun non-formal, sebagaimana tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang dijadikan sebagai figur dan moral force bagi seluruh penghuni pondok dan juga kepada masyarakat di sekelilingnya.

3. Novel

Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik meliputi; tema, setting, sudut pandang, alur, penokohan, gaya bahasa. Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain-lain, di luar unsur intrinsik. Unsur-unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Sebuah novel menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang ada dalam novel tersebut. commit to user 47

4. Critical Discourse Analysis

Analisis wacana yang dimaksudkan dalam penelitian ini, adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek penulis yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui. Wacana dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan subyek dan berbagai tindakan representasi. Pemahaman dasar CDA adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagai obyek studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk menganalisis teks. Bahasa tidak dipandang dalam pengertian linguistik. Bahasa dalam analisis wacana kritis selain pada teks juga pada konteks bahasa sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik ideologi.

H. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari data situasi dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik tersendiri, sebagai ciri pembeda dengan jenis penelitian lainnya. Ini beberapa karakteristik dari penelitian kualitatif commit to user 48 dari perpaduan temuan Bogdan dan Biklen 85 dan Lincoln dan Guba pertama, Human instrument. Artinya peneliti menjadi instrumen utamanya. Ini meliputi dalam pengumpulan data dan juga analisis datanya. Walaupun kadang diakui bersifat subjektif, tetapi manusia dapat menghasilkan data yang reliabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrumen yang dibuat secara lebih objektif. Kedua, bersifat deskriptif. Data dianalisis dan hasil analisis berbentuk deskripsi fenomena, bukan berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan variabel. Tulisan hasil penelitian dalam penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data untuk memberikan ilustrasi dan mengisi materi laporan. Dalam hal ini, narasi tertulis menjadi sangat penting, baik dalam perekaman data maupun saat penulisan hasil penelitian. Ketiga, teori yang digunakan tidak dapat ditentukan sebelumnya. Penelitian tidak bertujuan menguji teori atau membuktikan suatu kebenaran teori. Teori itu bahkan dikembangkan berdasarkan data yang dikumpulkan. Keempat, tidak ada pengertian populasi dalam penelitian ini. Sampling berbeda tafsirnya. Sampling adalah pikiran peneliti. Kelima, lebih mementingkan proses daripada hasil. Keenam, analisa data bersifat terbuka, open ended, induktif. Dikatakan terbuka karena terbuka untuk perubahan, perbaikan, atau penyempurnaan berdasarkan data baru yang masuk 86 . Mengacu pada apa yang dikemukakan oleh Madison, dikutip Kasiyanto, bahwa metode penelitian ini termasuk metode normatif, di mana individu dan subjektivitas dianjurkan atau dihalalkan, tidak seperti metode abstrak formal. 85 Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong, 1989. hal. 27-30 86 Marhaeni. Dian dalam Lincoln, Yvonna S Egon G. Guba.. Naturalistic Inquiry. California: Sage. hal. 39-44 . 1985 commit to user 49 Dikarenakan metode ini bersifat 1 keputusan-keputusan atau pertimbangan- pertimbangannya bersifat rasional, 2 norma yang dipakai sebagai dasar metode juga norma etika. 3 tidak bisa diterapkan dalam situasi konkret tapi hanya sebagai petunjuk dalam memberi pilihan, 4 hasilnya interpretasi tidak dapat diuji secara empiris tapi dievaluasi sebab metode ini memunyai logika sendiri logika argumentasi bukan logika validitas. 87 Oleh karena itu, hasil dari interpretasi teks ditegaskan Triyuwono, memiliki kepentingan sejajar yaitu tidak ada superioritas antara satu dengan lainnya. Artinya bukan benar dan tidaknya tafsiran yang diberikan, tapi argumentasi yang dijadikan landasan dalam memberikan penafsiran serta kedekatannya dengan fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan teks tersebut yang menjadi titik perhatian interpretasi. 88 Dalam penelitian Critical Discourse Analysis CDA terdapat beberapa pendekatan, penelitian ini menggunakan pendekatan yang dipakai Roger Fowler dkk. yaitu Analisis Bahasa Kritis Critical Lingusitics. Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh teori sistematik tentang bahasa yang diperkenalkan Halliday. Critical Linguistics memusatkan analisis wacana pada bahasa dan menghubungkannya dengan ideologi. Intinya di sini adalah Critical Linguistics melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu. Aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai. Bahasa, baik pilihan kata maupun struktur gramatika 87 Kasiyanto, Op.cit.,hal.148-149 88 Kasiyanto, Op.cit., hal. 149 commit to user 50 dipahami sebagai pilihan, mana yang dipilih oleh seseorang diungkapkan membawa makna ideologi tertentu. 89 Menurut Halliday, setiap bahasa yang muncul sebagai sebuah teks teks adalah sebutan yang sering digunakan Halliday sebagai pengganti istilah tanda dalam kajian semiotik harus diinterpretasi dalam konteks ruang dan waktu. Fungsi konteks situasi dan konteks budaya menurut Halliday selain dapat mengungkap representasi pengalaman, hubungan peran role relationships, juga dapat berperan sebagai alat simbol symbolic channels dalam pengungkapan makna teks . Aspek konteks situasi diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai. Bahasa, baik pilihan kata maupun struktur gramatika dipahami sebagai pilihan, mana yang dipilih oleh seseorang diungkapkan membawa makna ideologi tertentu. 90 Sebagai realitas semiotik, bahasa merupakan simbol yang merealisasikan realitas dan realitas sosial di atas di dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu pula. 91 Penelitian ini menganalisis wacana-wacana mengenai pendidikan yang dikemas ke dalam novel Negeri 5 Menara yang ditulis Ahmad Fuadi, yang mengandung signifikasi dengan wacana pendidikan di pesantren Gontor, serta bagaimana wacana-wacana itu disuguhkan. Data pada penelitian ini terutama adalah data kualitatif, yaitu data yang kurang bersifat kuantum bilangan melainkan lebih bersifat kategori substantif yang kemudian diintepretasikan dengan rujukan, acuan atau referensi secara ilmiah. Hal tersebut dilakukan sebab 89 Eriyanto b, Op. cit., hal. 14-15 90 Eriyanto b, Op. cit., hal. 14-15 91 Santosa, Riyadi, Semiotika Sosial;Pandangan Terhadap Bahasa, Surabaya: Pustaka Eureka, 2003,hal. 6 commit to user 51 tujuan penelitian kualitatif adalah berupaya memahami situasi tertentu, dan bukan untuk mencari sebab akibat sesuatu. 92

2. Paradigma Penelitian