commit to user
82 Momen bersejarah bagi terwujudnya niat mewakafkan Pondok kepada
Ummat Islam terjadi pada Peringatan Empat Windu Pondok Modern Darussalam Gontor, 11-17 Oktober 1958. Pada saat itu, 12 Oktober 1958, Trimurti K.H.
Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannani, dan K.H. Imam Zarkarsyi sebagai pendiri Pondok mewakafkan Pondok Modern Darussalam Gontor kepada IKPM
yang diwakili oleh 15 orang. Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor ketika itu terdiri dari tanah kering seluas 1,740 ha Kampus Pondok, tanah basah seluas
16,851 ha, dan gedung sebanyak 12 buah; Masjid, Madrasah, Indonesia I, Indonesia II, Indonesia III, Tunis, Gedung Baru, Abadi, Asia Baru, PSA, BPPM,
dan Darul Kutub.
6. Pembukaan Perguruan Tinggi Pesantren
Setelah seperempat abad KMI berdiri dibukalah Perguruan Tinggi di Gontor dengan nama Perguruan Tinggi Darussalam PTD, tanggal 17 Nopember
1963. Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam IPD yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam ISID.
Saat ISID memiliki tiga Fakultas: Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab, Fakultas Ushuluddin dengan jurusan
Perbandingan Agama dan Akidah dan Pemikiran Islam Filsafat, dan Fakultas Syariah dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum dan jurusan Ekonomi
Islam. Sejak tahun 1996 ISID telah memiliki kampus tersendiri di Demangan, Siman, Ponorogo.
commit to user
83
7. Peringatan Lima Windu dan Peristiwa Sembilan Belas Maret
Pada Tahun 1967 diadakan Peringatan Lima Windu Pondok Modern Darussalam Gontor. Di antara acara penting dalam peringatan ini adalah wisuda
perdana sarjana PerguruanTinggi Darussalam. Pada tahun ini juga terjadi tragedi yang disebut Persemar Peristiwa Sembilan belas Maret. Sekelompok guru dan
santri yang terprovokasi berusaha mengubah haluan Pondok dengan ide yang mereka sebut sendiri sebagai ide gila. Mereka berniat membunuh dan
menyingkirkan pendiri dan sekaligus Pimpinan Pondok, kemudian memilih pimpinan yang mereka kehendaki dari para tokoh pembuat makar itu. Rupanya
Allah tidak meridhoi usaha mereka dan mereka pun gagal. Persemar tampaknya menjadi pupuk bagi perjalanan sejarah Pondok
kemudian. Setelah peristiwa itu Pondok berkembang dengan pesat dan minat masyarakat untuk belajar di Gontor semakin tinggi.
8. Kesyukuran Setengah Abad dan Peresmian Masjid Jami’
Pesatnya perkembangan Pondok ini kemudian disyukuri dengan Perayaan Kesyukuran Setangah Abad, berlangsung tanggal 2-4 Maret 1978. Acara ini
dihadiri oleh Presiden R.I. Soeharto yang sekaligus meresmikan Masji Jami’ Pondok.
Trimurti Wafat, Tahun 1967 K.H. Zainuddin Fanani, salah seorang dari Trimurti Pendiri Pondok wafat. Kemudian disusul oleh K.H. Ahmad Sahal yang
wafat tahun 1977. Delapan tahun berikutnya, 1985, K.H. Imam Zarkasyi pun pergi menghadap Ilahi menyusul kedua kakaknya. Sepeninggal Trimurti tongkat
commit to user
84 estafet kepemimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor diserahkan kepada
generasi kedua.
35
E. Kepemimpinan Generasi Kedua
Dalam sidang pertamanya, sepeninggal Trimurti, Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor menetapkan tiga Pimpinan Pondok untuk memimpin
Gontor paska Trimurti. Ketiga Pimpinan itu adalah K.H. Shoiman Luqmanul Hakim, K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA., dan K.H. Hasan Abdullah Sahal.
Untuk menangani KMI, Badan Wakaf menetapkan K.H. Imam Badri sebagai Direktur KMI. Awal kepemimpinan Generasi Kedua diliputi oleh kekhawatiran
dan keraguan akan nasib Pondok Modern Darussalam Gontor sepeninggal Generasi Pertama.
Tetapi berkat tekad yang bulat, niat yang mantap, dan perjuangan yang tak kenal menyerah; dengan semboyan Labuh bondo, bahu, pikir, lek perlu sak
nyawane serta tawakkal kepada Allah SWT; Generasi Kedua berhasil melalui segala ujian dan rintangan untuk mempertahankan, mengembangkan, dan
memajukan Pondok Modern Darussalam Gontor. Banyak kemajuan yang telah dicapai oleh Pimpinan Pondok dari Generasi Kedua ini; baik fisik maupun non
fisik.
35
di akses di http:id.wikipedia.org; Trimurti menerapkan format baru dan mendirikan Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode
pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan massal dan sorogan individu diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Pada awalnya Pondok Gontor hanya memiliki
Tarbiyatul Atfhfal setingkat taman kanak-kanak lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mualimin Al-Islamiah KMI yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963
Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam ISID.
commit to user
85
1. Pembentukan PLMPM