Pendidikan Pondok Pesantren MEDIA DAN WACANA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

commit to user 37 nilai-nilai sosial yang membuat perspektif secara potensial dalam peristiwa atau ide. 67 Fowler dkk menjelaskan bahwa ideologi dan kekuasaan tercermin dan terekspresikan dari teks, sementara dalam model Fairclough antara teks di satu sisi dengan masyarakat atau kekuasaan disisi lain, tidak bekerja secara langsung tetapi melalui mediasi. Fowler berpandangan ideologi tercermin dari pemakaian kata, kalimat dan pemakaian bahasa yang dipakai. Pemakaian kata, kalimat atau bahasa tertentu menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain yang secara langsung menggambarkan pertarungan sosial diantara pihak-pihak yang terlibat didalam masyarakat. Atau dalam bahasa yang sering dipakai Fowler, bahasa adalah ideologi itu sendiri. 68 Seperti dalam penelitian ini, Model ini menghubungan antara analisis linguistik dengan analisis sosial yang melihat bagaimana realitas tergambar, dimengerti, dan dimaknai lewat bahasa yang tercermin pada pemakaian kata dan kalimat.

9. Pendidikan Pondok Pesantren

Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan membentuk manusia yang berkarakter, yang pertama berkepribadian Islam dimana merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim. Yang intinya seorang muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu 67 dalam tesis Tripambudi. Sigit, Representasi Akuntabilitas Presiden Megawati di dalam Media Cetak, tesis Universitas Negeri Surakarta, 2004. lihat Flowler. Roger, Language in the press. London: Routledge,1998, hal 25 68 Lihat John B. Thompsom, Studies in the Theories of Ideology, berkeley; University of California Press, hal.125 dalam Eriyanto, Analisis Teks Media. Yogyakarta; Lkis.hal.347 commit to user 38 pola pikir aqiliyyah dan pola jiwa nafsiyyah yang berpijak pada akidah Islam. Kedua, menguasai tsaqafah Islam. Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali ilmu di bagi dalam dua kategori, yaitu ilmu yang termasuk fardu ’ain kewajiban individual yang terdiri dari konsep diri, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi Saw, Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, Ulumul hadis, ushul fikih,dll. Yang kedua ilmu yang dalam kategori fadhu kifayah kewajiban kolektif biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapan-ketrampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll. 69 Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita melihat makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri 70 . Maka pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para santri. Menurut Wahid 71 , “pondok pesantren mirip dengan akademi militer atau biara monestory, convent dalam arti bahwa mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi totalitas.” Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di 69 Lihat di Al-jawi, M.Shiddiq, Pendidikan di Indonesia:Masalah dan Solusinya, di Journal The house of Khilafah. Bulan september, 2006 hal.7-9. 70 Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1985 .hl.18 71 Wahid, Abdurrahman. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta :LkiS.2001, hl.171 commit to user 39 Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa 72 . Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis. Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur- unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kya, masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik atau kitab kuning. Adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya. a.Kyai: Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren 73 . Istilah kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa 74 . Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda, yaitu: 1.sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutkan kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta; 2. gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya; 3.gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama Islam yang 72 Azra, Prof.Dr.Azyumardi, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Penerbit . Jakarta :Kalimah. 2001hl. 70 73 Hasbullah, Ibid hl.144 74 Ziemek, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta: 1986.hal.130 commit to user 40 memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya 75 . b.Masjid: Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial dan politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai “tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.” 76 . Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid. Masjid itu terletak dekat atau di belakang rumah kyai. c. Santri: Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya. Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok 75 Dhofier,Ibid.hl. 55 76 Dhofier,Ibid.hl. 49 commit to user 41 tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus penuh dengan cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di pesantren 77 . d. Pondok: Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya 78 . Di Jawa, besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki. Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian danatau lahan pertenakan. Kadang- kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang-kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan. Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk 77 Dhofier,Ibid.hl. 52 78 Hasbullah, Ibid hl.142 commit to user 42 mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok. Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang disebut surau atau sistem yang digunakan di Afghanistan 79 . e. Kitab-Kitab Islam Klasik: Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning. Menurut Dhofier 80 “pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren.” Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan. 81 . Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan dalam kitab-kitab Islam klasik, termasuk: 1.nahwu dan saraf morfologi; 2.fiqh; 3.usul fiqh; 79 Dhofier,Ibid.hal. 45 80 Dhofier,Ibid.hl. 50 81 Hasbullah, Ibid hl.144 commit to user 43 4.hadis; 5.tafsir; 6.tauhid; 7.tasawwuf dan etika; dan 8. cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam kelompok menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan lanjut. Kitab yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya sama 82 . Setiap Pesantren memiliki aturan yang berbeda-beda, kebanyakan pesantren berkembang di jawa. Mereka memiliki cara sendiri-sendiri dalam mendidik para santri nya dengan pandangan dan tujuan yang jadi pedoman didalam Pesantren. Yang pada intinya setiap pesantren dan lembaga pendidikan mempunyai tujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa serta berilmu dan berakal. Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid- murid yang telah menguasai pembacaan Qurán dan kenyataan merupakan bagian yang paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren 83 . Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem bandongan atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam 82 Dhofier,Ibid.hl. 51 83 Dhofier,Ibid.hal. 28 commit to user 44 dalam bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqah yang artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang guru. Sistem sorogan juga digunakan di pondok pesantren tetapi biasanya hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual. Pesantren sekarang ini dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal seperti madrasah. Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk: mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan di luar dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat 84 . 84 Hasbullah, Ibid hl.155 commit to user 45

F. Kerangka Kerja Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai kerangka kerja penelitian research framework, sebagai berikut: BAGAN 5 Kerangka Kerja Penelitian research framework Teks-teks Novel Negeri 5 Menara oleh Ahmad Fuadi CDA Critical Lingiustics model Halliday dan Roger Fowler yang menitikberatkan pada struktur dan fungsi bahasa yaitu kata dan kalimat, sebagai upaya untuk mengetahui praktek ideologi Hasil: Bagaimana Wacana wacana pendidikan di pondok Pesantren Gontor, menunjukkan praktek ideologi Ahmad Fuadi Faktor Internal: ideologi, ltr. blkg. pendidikan, pengalaman pribadi, buku-buku referensi, dll Faktor Eksternal: Ideologi kolektif yang berkembang, sistem sosial, historis, dll. commit to user 46

G. Konsep 1.

Pendidikan Pendidikan adalah Suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik dan tahu banyak hal melalui lembaga dengan bimbingan tenaga ahli dan orang yang berkompeten di dalam bidangnya.

2. Pondok pesantren