commit to user 86
sama baiknya dengan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
7. Terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan belajar visual dan siswa
dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran STAD Jika dilihat dari rataan marginal yaitu X
56,4046 X 65,7727 hal ini berarti pada
pembelajaran STAD prestasi belajar siswa dengan gaya belajar auditorial lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual pada
materi pokok bangun ruang sisi lengkung
8. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan gaya belajar visual dan
siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Hal ini berarti pada pembelajaran STAD prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual
sama baiknya dengan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik materi pokok bangun ruang sisi lengkung
9. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan gaya belajar auditorial
dan siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Hal ini berarti pada pembelajaran STAD prestasi siswa dengan gaya belajar
auditorial sama baiknya dengan prestasi siswa dengan gaya belajar kinestetik pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung
E. Pembahasan Hasil Analisis
Pada pembahasan hasil analisis, yang dimaksud dengan hipotesis adalah hipotesis pada penelitian.
commit to user 87
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh F
a
= 27,7811 3,8815 = F sehingga F
a
merupakan anggota Daerah Kritik. Karena F
a
merupakan anggota daerah kritik maka H
A
ditolak, ini berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi perlakuan
pembelajaran TPS dan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran STAD. Berdasarkan rataan marginal pada siswa-siswa yang diberi pembelajaran TPS
adalah 68,0559 dan pembelajaran STAD adalah 61,5042 jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TPS menghasilkan prestasi belajar lebih
baik dibandingkan pembelajaran STAD, sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi pembelajaran TPS memiliki prestasi
yang lebih baik daripada siswa-siswa yang diberi pembelajaran STAD. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran TPS, interaksi antara siswa melalui
diskusi untuk menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan ketrampilan siswa dan juga baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai
sama-sama memperoleh manfaat melalui gaya belajar. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan
pembelajaran TPS menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada pembelajaran STAD pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung
2. Hipotesis Kedua Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
b
= 13,3093 3,0344 = F , sehingga F
b
anggota daerah kritik. Karena F , anggota daerah
commit to user 88
kritik maka H
O
B
di tolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F | F 6.0688 } dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. F
1
-
2
= 15,8717 DK Hal ini berarti, ada perbedaan rataan antara prestasi belajar matematika
pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar auditorial
b. F
1-3
= 23,6078 DK Hal ini berarti, ada perbedaan rataan antara prestasi belajar matematika
pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik.
c. F
2-3
= 0,7522 Ï DK Tidak terdapat perbedaan rataan antara prestasi belajar matematika pada
kelompok siswa dengan gaya belajar auditorial dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik.
Berdasarkan rataan marginal, uji anava dua jalan sel tak sama dan uji lanjut pasca anava dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
matematika siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih baik dari prestasi siswa yang memiliki gaya belajar visual, siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik lebih baik dari prestasi siswa yang memiliki gaya belajar visual, dan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial sama
baiknya dengan prestasi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
commit to user 89
3. Hipotesis ketiga Hasil analisis uji hipotesis F
ab
= 6,0386 lebih dari F = 3,0344 menunjukkan bahwa H
O AB
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kategori gaya
belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung
Karena H
O AB
ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 32
bahwa F
11-21
F . Dari hasil ini maka keputusan ujinya adalah terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar visual pada
pembelajaran TPS dan gaya belajar visual pada pembelajaran STAD. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar visual pada pembelajaran TPS
lebih baik dari prestasi siswa kelompok gaya belajar visual pada pembelajaran STAD materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
Pada gaya belajar visual, pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pembelajaran STAD.
4. Hipotesis Keempat Hasil analisis uji hipotesis F
ab
= 6,0386 lebih dari F = 3,0344 menunjukkan bahwa H
O AB
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kategori
gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung
commit to user 90
Karena H
O AB
ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 32 bahwa baik F
12-22
F . Dari hasil ini maka keputusan ujinya adalah tidak terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada pembelajaran
TPS dan gaya belajar auditorial pada pembelajaran STAD Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada pembelajaran TPS sama baiknya
dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada pembelajaran STAD materi pokok bangun ruang sisi lengkung
Pada gaya belajar auditorial, pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika sama baiknya dengan pembelajaran STAD
5. Hipotesis Kelima Hasil analisis uji hipotesis F
ab
= 6,0386 lebih dari F
=
3,0344 menunjukkan bahwa H
O AB
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kategori
gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung..
Karena H
O AB
ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 32
bahwa baik F
13-23
F . Dari hasil ini maka keputusan ujinya adalah terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada
pembelajaran TPS dan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran
commit to user 91
TPS lebih baik dari prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
Pada gaya belajar kinestetik, model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika lebih baik dari model pembelajaran STAD
6. Hipotesis Keenam Hasil analisis uji hipotesis F
ab
= 6,0386 3,0344 =
F menunjukkan bahwa H
O AB
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kategori gaya
belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
Karena H
O AB
ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 33
bahwa F
11-12
F , F
12-13
F , F
11-13
F Dari hasil ini maka keputusan ujinya adalah :
.a. Tidak terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar visual dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada
pembelajaran TPS. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar visual sama baiknya dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial
pada pembelajaran TPS materi pokok bangun ruang sisi lengkung. b. Tidak terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar
auditorial dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran TPS. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar
auditorial sama baiknya dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar
commit to user 92
kinestetik pada pembelajaran TPS materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
c. Terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar visual dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran
TPS. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik lebih baik dari prestasi siswa kelompok gaya belajar visual pada pembelajaran TPS
materi pokok bangun ruang sisi lengkung. Pada pembelajaran TPS prestasi belajar matematika siswa
kelompok gaya belajar visual sama baiknya dengan prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar auditorial, prestasi belajar
matematika siswa kelompok gaya belajar auditorial sama baiknya dengan prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar kinestetik, dan
prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar kinestetik lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar visual.
7. Hipotesis Ketujuh Hasil analisis uji hipotesis F
ab
= 6,0386 lebih dari F = 3,0344 menunjukkan bahwa H
O AB
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kategori
gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
Karena H
O AB
ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 33
commit to user 93
bahwa F
21-22
F , F
22-23
F , F
21-23
, F Dari hasil ini maka Keputusan ujinya adalah :
a. Terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar visual dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada pembelajaran
STAD. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial lebih baik dari prestasi siswa kelompok gaya belajar visual pada pembelajaran
STAD materi pokok bangun ruang sisi lengkung. b. Tidak terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar
auditorial dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar
kinestetik sama baiknya dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar auditorial pada pembelajaran STAD materi pokok bangun ruang sisi
lengkung. c. Tidak terdapat perbedaan antara prestasi siswa kelompok gaya belajar
visual dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Sehingga prestasi siswa kelompok gaya belajar
visual sama baiknya dengan prestasi siswa kelompok gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD materi pokok bangu ruang sisi
lengkung. Pada pembelajaran STAD, prestasi belajar matematika siswa kelompok
gaya belajar audiorial lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar visual, prestasi belajar matematika siswa kelompok
gaya belajar auditorial sama baiknya dengan prestasi belajar matematika
commit to user 94
siswa kelompok gaya belajar kinestetik, dan prestasi belajar matematika siswa kelompok gaya belajar visual sama baiknya dengan prestasi belajar
matematika siswa kelompok gaya belajar kinestetik.
F. Keterbatasan Penelitian