commit to user 80
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel di atas, ternyata harga X
2 obs
dari kelas yang diberi perlakuan model mengajar dan gaya belajar siswa kurang dari X
2 0,05;n
sehingga Ho diterima. Ini berarti populasi yang dikenai perlakuan model pembelajaran dan gaya belajar
siswa berasal dari populasi homogen. Lampiran 32 dan Lampiran 33.
D. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan dalam tabel sebagai berikut: Perhitungan uji hipotesis selengkapnya disajikan pada
Lampiran 34.
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber varian JK
dK RK
F
obs
F
Keputusan
Model Pembelajaran A
2501,8446 1
2501,8446 27,7811
3,8815 H
OA
ditolak Gaya Belajar B
2397,1469 2
1198,5735 13,3093
3,0344 H
OB
ditolak Interaksi AB
1087,6230 2
543,8115 6,0386
3,0344 H
OAB
ditolak Galat
21073,0229S 234
90,0557 Total
27059,6374 239
Keterangan: F
di dapat dengan perhitungan MINITAB Sampel
k 캈
쀰ǴǑ
캈
渰,渰B,
Keputusan Kesimpulan
Model Pembelajaran
2 0,5473
3,8410 Ho diterima Homogen
Gaya Belajar 3
0,6284 5,9910 Ho diterima
Homogen
commit to user 81
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain kedua model pembelajaran memberikan pengaruh yang tidak sama
terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
b. Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain ketiga kategori gayabelajar matematika siswa memberikan pengaruh
yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung..
c. Terdapat interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu antara penggunaan model pembelajaran dan gaya belajar matematika siswa terhadap
prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
2. Uji Lanjut Pasca Anava
Uji lanjut pasca anava dilakukan dengan menggunakan model Scheffe. Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama telah diperoleh
keputusan uji bahwa H
OA
, H
OB
, dan H
OA
B
tidak diterima, maka perlu dilakukan uji komparasi rataan antar kolom gaya belajar siswa.
Pada antar baris tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda karena variabel model pembelajaran hanya ada dua nilai model pembelajaran TPS dan model
pembelajaran STAD. Sehingga dilihat dari rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi model pembelajaran TPS memiliki
commit to user 82
prestasi yang berbeda daripada siswa-siswa yang diberi model pembelajaran STAD. Hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8. Rataan Marginal Gaya Belajar
Model Mengajar Visual
Auditorial Kinestetik Rataan
Marginal Model pembelajaran TPS
63,8892 66,5859
72,9460 68,0559
Model Pembelajaran STAD
56,4046 65,7727
61,8298 61,5042
Rataan Marginal 60,0956
66,1793 67,4533
Dari hasil perhitungan anava diperoleh bahwa H
0A
ditolak, tetapi karena model pembelajaran hanya memiliki dua kategori maka untuk antar baris tak
perlu dilakukan uji komparasi ganda. Kalaupun dilakukan komparasi ganda, dapat dipastikan bahwa hipotesis nolnya juga akan ditolak. Komparasi ganda tersebut
menjadi tidak berguna, karena anava telah menunjukkan bahwa H
0A
ditolak. Dari rataan marginalnya X
1.
= 68,0559 61.5042 =
2.
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TPS menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan,
model pembelajaran STAD H
OB
ditolak sehingga dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan model Scheffe dan dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi
2
RKG F
obs
Kritik Keputusan
µ.
1 VS
µ.
2
37,0108 0,0259
90,0557 15,8717
6,06882 Ho ditolak
µ.
1 VS
µ.
3
54,1354 0,0255
90,0557 23,6078
6,06882 Ho ditolak
µ.
2 VS
µ.
3
1,6231 0,0240
90,0557 0,7522
6,06882 Ho diterima
commit to user 83
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35. Keterangan :
µ.
1
= rataan siswa yang mempunyai gaya belajar visual µ.
2
= rataan siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial µ.
3
= rataan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Ada perbedaan rataan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual dan kelompok siswa dengan gaya belajar
auditorial. Untuk
.
= 60,0956 66,1793 =X
.
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar auditorial prestasi belajarnya lebih baik
dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual. b. Ada perbedaan rataan antara prestasi belajar matematika pada kelompok
siswa dengan gaya belajar visual dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik. Untuk
.
= 60,0956 67,4533 = X
.
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar belajar kinestetik prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki
gaya belajar visual. c. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada
kelompok siswa dengan gaya belajar Auditorial dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar tipe kinestetik. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar belajar Auditorial prestasi belajarnya sama baiknya siswa yang memiliki gaya belajar belajar
Kinestetik.
commit to user 84
Tabel 4.10. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel pada kolom yang sama Komparasi
-
2
+ RKG
F Kritik
Keputusan
µ
11
vs µ
21
56,0188 0,0548
90,0557 11,3502
11.2631 Ho ditolak
µ
12
vs µ
22
0,6612 0,0488
90,0557 0,1505
11.2631 Ho diterima
µ
13
vs µ
23
123,5718 0,0471
90,0557 29,1546
11.2631 Ho ditolak
Tabel 4.11 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel pada baris yang sama
Komparasi -
2
+ RKG
F Kritik
Keputusan
µ
11
vs µ
12
7,2721 0,0514
90,0557 1,5705
11.2631 Ho diterima
µ
11
vs µ
13
82,0271 0,0508
90,0557 17,9172
11.2631 Ho ditolak
µ
12
vs µ
13
40,4521 0,0482
90,0557 9,3193
11.2631 Ho diterima
µ
21
vs µ
22
87,7611 0,0522
90,0557 18,6804
11.2631 Ho ditolak
µ
21
vs µ
23
29,4324 0,0510
90,0557 6,4041
11.2631 Ho diterima
µ
22
vs µ
23
15,5466 0,0476
90,0557 3,6232
11.2631 Ho diterima
Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan 1. Terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang dikenakan pembelajaran TPS
dan pembelajaran STAD pada gaya belajar visual. Jika dilihat dari rataan marginal yaitu
, ss µ
µ
, o berarti prestasi
siswa dengan gaya belajar visual pada pembelajaran TPS lebih baik dari prestasi siswa pada pembelajaran STAD , pada materi pokok bangun ruang
sisi lengkung. 2. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang dikenakan pembelajaran
TPS dan pembelajaran STAD pada gaya belajar auditorial. Hal ini berarti prestasi belajar siswa dengan gaya auditorial pada pembelajaran TPS sama
commit to user 85
baiknya dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran STAD, pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
3. Terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang dikenakan pembelajaran TPS
dan pembelajaran STAD pada gaya belajar kinestetik. Jika dilihat dari rataan marginal yaitu X
72,9460 X 61,8298 hal ini berarti prestasi siswa
dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran TPS lebih baik dari prestasi siswa pada pembelajaran STAD, pada materi pokok bangun ruang sisi
lengkung.
4. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan belajar visual dan siswa
dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran TPS. Hal ini berarti pada pembelajaran TPS, prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual sama
baiknya dengan prestasi siswa dengan gaya belajar auditorial pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
5. Terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan belajar visual dan siswa
dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran TPS. Jika dilihat dari rataan marginal yaitu X
63,8892 X 72,9460 hal ini berarti pada
pembelajaran TPS prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual pada materi
pokok bangun ruang sisi lengkung.
6. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan belajar auditorial dan
siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran TPS. Hal ini berarti pada pembelajaran TPS prestasi belajar siswa dengan gaya belajar auditorial
commit to user 86
sama baiknya dengan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.
7. Terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan belajar visual dan siswa
dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran STAD Jika dilihat dari rataan marginal yaitu X
56,4046 X 65,7727 hal ini berarti pada
pembelajaran STAD prestasi belajar siswa dengan gaya belajar auditorial lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual pada
materi pokok bangun ruang sisi lengkung
8. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan gaya belajar visual dan
siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Hal ini berarti pada pembelajaran STAD prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual
sama baiknya dengan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik materi pokok bangun ruang sisi lengkung
9. Tidak terdapat perbedaan prestasi antara siswa dengan gaya belajar auditorial
dan siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran STAD. Hal ini berarti pada pembelajaran STAD prestasi siswa dengan gaya belajar
auditorial sama baiknya dengan prestasi siswa dengan gaya belajar kinestetik pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung
E. Pembahasan Hasil Analisis