Teknik Pengumpul Data EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN “THINK PAIR SHARE” PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS IX SMP DI KOTA PALANGKA RAYA KALIMANTAN TENGAH

commit to user 49 tiap SMP yang terpilih, secara acak dipilih dua kelas untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga sebagai sampel penelitian terdapat 6 kelas yang terdiri dari 3 kelas sebagai kelompok eksprimen dan 3 kelas sebagai kelas kontrol. Uji coba instrumen penelitian diambil secara acak dari sekolah peringkat menengah dan terpilih SMP Negeri 2 Palangka Raya dengan jumlah siswa 90 orang 2 kelas Data jumlah sampel pada masing-masing sekolah seperti pada tabel berikut: Tabel 3.3 Data Sampel Pada Masing-masing Sekolah NO KELOMPOK NAMA SEKOLAH KELAS JUMLAH EKSP KONTROL 1 ATAS SMP NUSANTARA IX-1 43 IX-2 45 88 Orang 2 MENENGAH SMP MUH IX-3 38 IX-1 37 75 Orang 3 BAWAH SMPN-1 IX-1 39 IX-4 38 77 Orang JUMLAH 120 Orang 120 Orang 240 Orang

D. Teknik Pengumpul Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu: a. Variabel Terikat 1. Definisi operasional: prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam proses belajar matematika yang commit to user 50 mengakibatkan perubahan pada diri siswa berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil yang berupa nilai. 2. Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung. 3. Skala pengukuran: skala interval 4. Simbol: AB b. Variabel bebas 1 Model Pembelajaran a Definisi operasional: model pembelajaran adalah bagian dari proses pembelajaran yang merupkan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif TPS dan STAD. b Indikator: model pembelajaran yang akan digunakan untuk kelas eksperimen diberikan kooperatif TPS dan kelas kontrol diberika kooperatif STAD, dalam proses belajar mengajar pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Lengkung. c Skala pengukuran: skala nominal dengan 2 kategori yaitu melalui model pembelajaran TPS dan model pembelajaran STAD d Simbol: A 1 model pembelajaran TPS A 1 2 model pembelajaran STAD A 2 2. Gaya Belajar commit to user 51 a Definisi operasional : Gaya belajar adalah cara khas yang bersifat konsisten yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi matematika yang datanya diperoleh dari angket gaya belajar matematika. b Skala pengukuran: skala nominal yang dibagi menjadi tiga tipe gaya belajar yaitu visual, auditorial , dan kinestetik. Penggolongan gaya belajar matematika siswa didasarkan pada kecenderungan skor siswa pada tipe yang sesuai. Siswa mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu menunjukkan siswa tergolong pada tipe tersebut. Apabila terdapat siswa memiliki skor tertinggi sama untuk dua atau tiga tipe gaya belajar, maka siswa tersebut diberikan angket kembali. c Indikator: skor angket gaya belajar matematika. d Simbol : B 1 Tipe Visual B 1 2 Tipe Auditorial B 2 3 Tipe Kinestetik B 3

2. Metode Pengumpulan data

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. a. Metode Dokumentasi commit to user 52 Menurut Budiyono 2003: 54 metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada. Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nilai prestasi awal siswa dan juga untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Pada penelitian ini, data nilai prestasi siswa diambil dari nilai hasil Ulangan Umum Bersama UUB Semester genap kelas VIII tahun pelajaran 20092010. b. Metode Angket Menurut Budiyono 2003: 47 metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pernyataan-pernyataan tertulis kepada subyek penelitian, responden, atau sumber data dan jawaban diberikan pula secara tertulis. Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa. Angket berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan gaya belajar siswa. Butir pernyataan angket mengacu pada gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Diberikan 2 pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. c. Metode Tes Menurut Budiyono 2003: 54 metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Tes dalam penelitian ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi materi-materi pokok bangun ruang sisi lengkung. Tes tersebut berupa tes obyektif atau pilihan ganda sebanyak tiga puluh lima butir soal untuk prestasi commit to user 53 belajar pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung. Setiap soal obyektif tersedia empat alternatif jawaban

3. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes untuk prestasi belajar matematika dan angket untuk mengetahui gaya belajar siswa. Sebelum digunakan, instrumen tes dan angket terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan analisis butir soal tes dan angket sebagai berikut:

a. Tes Prestasi Belajar Matematika

Tujuan diadakan tes pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran bangun ruang sisi lengkung. Untuk mendapatkan data yang akurat maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik. Prosedur penyusunan instrumen tes prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya. 2 Membuat kisi-kisi soal. 3 Menyusul soal tes. 4 Menelaah soal tes Sebelum instrumen tes dipergunakan, instrumen tes perlu di uji validitas,reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya.

1. Uji Validitas Isi

Menurut Budiyono 2003:58 suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari commit to user 54 keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah isi tes sudah sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Agar tes hasil belajar mempunyai validitas isi, perlu diperhatikan hal-hal berikut Budiyono, 2003: 58: i. Bahan uji harus dapat mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai baik ditinjau dari materi maupun proses belajar. ii. Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang diajarkan. iii.Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak diajarkan untuk menjawab pertanyaan tes dengan benar. Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi, biasanya penilaian dilakukan oleh para pakar experts judgment. Dalam hal ini, para pakar menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pembuat tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur. Langkah selanjutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Validitas isi ditentukan dengan cara: a. Perangkat tes diberikan kepada 3 tiga orang validator b. Ketiga orang validator memberikan penilaian pada lembar validasi c. Jika sekurang-kurangnya 2 dua orang dari 3 tiga orang validator menyatakan instrumen valid maka instrumen tersebut dikatakan memenuhi validitas isi

2. Uji daya Pembeda

commit to user 55 Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari keompok siswa yang kurang pandai.Untuk mengetahiui daya pembeda dari tiap butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut: å å - å å - å å å - = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : r xy : indeks daya pembeda untuk butir ke-i n : cacah subjek yang dikenai tes instrumen X : skor untuk butir ke-i Y : skor total dari subyek uji coba Budiyono, 2003: 65 Butir ke-i dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika mempunyai indeks daya beda yang lebih besar dari 0,3. Jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang.

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: s J B P = dengan : P : Indeks kesukaran commit to user 56 B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar Js : Jumlah seluruh peserta tes Pada penelitian ini soal dianggap baik jika 0, 30 £ P 0, 70. Suharsimi Arikunto, 2005: 208

4. Uji Reliabilitas

Tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian adalah tes obyektif. yaitu untuk jawaban benar diberi skor 1 sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Untuk itu digunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20 untuk menghitung indek reliabilitas instrumen yakni: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 t i i t s q p s n n r dengan : r 11 : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen s t 2 : variansi total p i : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar : pada butir ke-i q i = 1 - p i , i = 1, 2, ..., n Budiyono, 2003: 69 Dalam penelitian ini insrumen disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0, 70 r 11 0, 70. commit to user 57

b. Angket

Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa. Sebelum angket disusun oleh peneliti, terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Instrumen angket sebelum digunakan perlu diuji validitas, konsistensi internal butir angket, dan reliabilitasnya terlebih dahulu.

a. Uji Validitas

Menurut Budiyono 2003: 58 suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah angket tersebut mampu mempresentasikan validitas seluruh isi hal yang akan diukur. Untuk analisis validitas angket harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: i Pernyataan harus representatif ditinjau dari materi yang akan dikaji. ii Titik berat pernyataan harus sesuai dengan tujuan iii Tidak terdapat pernyataan yang mempunyai makna ganda. iv Tidak diperlukan pengetahuan yang tidak atau belum diketahui untuk menjawab pernyataan Pada penelitian ini, untuk mendapatkan validitas isi angket dinilai validitasnya oleh pakar atau validator. Validator angket yang digunakan pada penelitian ini adalah ahli psikologi yang berkompeten pada gaya belajar siswa.

b. Konsistensi Internal

Menurut Budiyono 2003: 65 konsistensi internal pada angket menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir angket commit to user 58 tersebut, sehingga butir-butir tersebut mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitung konsistensi internal untuk butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut: å å - å å - å å å - = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : r xy : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n : cacah subjek yang dikenai tes instrumen X : skor untuk butir ke-i Y : skor total dari subyek uji coba Budiyono, 2003: 65 Butir ke-i dikatakan mempunyai konsistensi internal yang baik jika mempunyai indeks konsistensi internal yang lebih besar dari 0,3. Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang.

c. Reliabilitas

Menurut Budiyono 2003:65, suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. commit to user 59 Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha, adanya rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut : r 99 ꧈ n n 1 1 ∑ s s Dengan : 99 : indeks reliabilitas instrumen : banyaknya butir instrumen 䣐 : variansi butir ke-i, i= 1,2,3,4,…,n 䣐 : variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba. Instrumen dikatakan reliabel jika 99 0,7 Budoyono, 2003: 70

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

Eksperimentasi pembelajaran Matematika dengan menggunakan model struktural “Think Pair Share” pada materi pokok bentuk akar dan pangkat ditinjau dari gaya belajar Matematika siswa

0 3 121

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP N.1 SIEMPAT NEMPU T.A 2016/2017.

0 2 29

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 MOJOLABAN.

0 1 21

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (tps) dan tipe team assisted individualization (tai) dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi lengkung ditinjau dari kecerdasan spasial smp negeri se-kabupaten Groboga

0 0 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DAN TIPE ROUNDTABLE PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA SMP NEGERI KELAS VII DI KABUPATEN BREBES.

0 0 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEME

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING, PAIR CHECKS, DAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR | Muawanah | 6481 13764 1 SM

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN BEKERJA SAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR |

0 1 13

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING, PAIR CHECKS (PC), DAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 TESIS Disusun unt

0 0 16