Variabel Indeks
Gingiva Indeks
Debris Indeks
Kalkulus Indeks
OHIS IPPD
Fosfor 0,613
0,184 0,469
0,223 0,522
P0,05 = bermakna
Hasil uji korelasi kadar Hb dengan indeks gingiva, indeks debris, indeks kalkulus, indeks OHIS dan indeks perdarahan papila dimodifikasi tidak menunjukkan ada korelasi
antara kadar fosfor dengan variabel kondisi higiene oral tersebut.
5.8.4 Korelasi antara Kadar Kreatinin dengan Hasil Pemeriksaan 11111i
Kondisi Higiene Oral
Tabel 22: Korelasi Kadar Kreatinin dengan Hasil Pemeriksaan Kondisi Higiene Oral Variabel
Indeks Gingiva
Indeks Debris
Indeks Kalkulus
Indeks OHIS
IPPD Kreatinin
0,567 0,320
0,177 0,169
0,646
P0,05 = bermakna
Hasil uji korelasi antara kadar Hb dengan indeks gingiva, indeks debris, indeks kalkulus, indeks OHIS dan indeks perdarahan papila dimodifikasi menunjukkan nilai p0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi bermakna antara kadar Hb dengan parameter kondisi higiene oral yang diteliti.
5.8.5 Korelasi antara Kadar Ureum dengan Hasil Pemeriksaan 11111ii
Kondisi Higiene Oral
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23: Korelasi Kadar Ureum dengan Hasil Pemeriksaan Kondisi Higiene Oral Variabel
Indeks Gingiva
Indeks Debris
Indeks Kalkulus
Indeks OHIS
IPPD Ureum
0,073 0,388
0,528 0,895
0,481
P0,05 = bermakna
Hasil uji korelasi pada tabel 23 menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar ureum dengan indeks gingiva, indeks debris, indeks kalkulus, indeks OHIS, dan indeks perdarahan
papila dimodifikasi.
5.8.6 Korelasi antara Kadar Hematokrit dengan Hasil Pemeriksaan 11111i
Kondisi Higiene Oral
Tabel 24: Korelasi Kadar Hematokrit dengan Hasil Pemeriksaan Kondisi Higiene Oral Variabel
Indeks Gingiva
Indeks Debris
Indeks Kalkulus
Indeks OHIS
IPPD Hematokrit
0,596 0,964
0,221 0,491
0,382
P0,05 = bermakna
Hasil uji korelasi antara kadar ureum dengan indeks gingiva, indeks debris, indeks kalkulus, indeks OHIS, dan indeks perdarahan papila dimodifikasi menunjukkan tidak ada
korelasi yang bermakna karena memiliki signifikasi p0,05. Hasil uji korelasi kondisi higiene oral dengan kadar hemoglobin, kalsium, fosfor,
kreatinin, urea darah dan hematokrit menunjukkan tidak ada hubungan bermakna p 0,05 antara kadar hemoglobin, kalsium, fosfor, kreatinin, ureum dan hematokrit. Peneliti
berpendapat walaupun penyakit ginjal kronis memperburuk kondisi higiene oral, namun nilai uji laboratorium tidak dipengaruhi karena tahap kadar variabel yang dicatat belum sampai
Universitas Sumatera Utara
tahap yang kritis sehingga dapat memberi pengaruh yang langsung terhadap kondisi higiene oral. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar hemoglobin, kalsium,
fosfor, kreatinin, ureum dan hematokrit tidak berhubungan dengan kondisi higiene oral pada penderita penyakit ginjal kronis.
---000---
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
Penderita penyakit ginjal kronis sering mengalami masalah higiene oral seperti timbulnya serostomia, uremia halitus, gingiva yang berwarna merah pucat, timbulnya
perdarahan gingiva dan peningkatan kalkulus. Hal ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh DeRossi dkk dan Proctor dkk. Pada penderita yang menjalani hemodialisis
sering disertai dengan peningkatan karies, peningkatan kalkulus serta penurunan aliran saliva di mana hal ini sesuai dengan hasil penelitian Atassi F dkk, Gavalda C dkk, dan Naugle K dkk
yang menyatakan bahwa penderita penyakit ginjal kronis lebih sering memperhatikan kesehatan umumnya dibandingkan dari kesehatan rongga mulut sehingga kondisi ini menjadi
sebab semakin memburuknya kesehatan rongga mulut pada penderita penyakit ginjal kronis. Hal ini seiring dengan penelitian Davidovich E dkk dan Marinho J dkk yang menemukan
bahwa terdapat hubungan antara penyakit ginjal kronis dengan kondisi higiene oral dan juga sejalan dengan hasil penelitian ini. Namun, hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bayraktar dkk dan Bots dkk yang menyatakan bahwa indeks karies pada penderita penyakit ginjal kronis lebih rendah pada kelompok yang tidak menderita penyakit
ginjal kronis dibandingkan dengan kelompok yang menderita penyakit ginjal kronis.
1,4,19,30, 37
Universitas Sumatera Utara
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian