Hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan Indeks Debris Hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan Indeks Kalkulus

6.3 Hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan Indeks Debris

Potter dan Wilson menyatakan bahwa tanpa penjagaan dan perawatan gigi yang rutin, kondisi higiene oral penderita akan bertambah buruk apabila kesehatan umumnya menurun. Hal ini dijelaskan oleh Naugle dkk bahwa penderita yang menjalani hemodialisis seringkali tidak memperhatikan kondisi kesehatan rongga mulutnya dan hal ini seiring dengan hasil penelitian ini di mana, terdapat penderita yang mengaku tidak pernah menyikat gigi atau berkunjung ke dokter gigi sejak terdiagnosis menderita penyakit ginjal kronis. Namun, prevalensi karies tidak meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan efek buffer dari peningkatan kalsium dan fosfat di dalam saliva. Pada penelitian ini didapati rerata indeks debris penderita penyakit ginjal lebih tinggi dari bukan penyakit ginjal kronis, namun tidak ada korelasi yang bermakna antara indeks debris dengan kadar hemoglobin, kalsium, fosfor, kreatinin, hematokrit dan ureum darah mungkin dapat dijelaskan dengan Penelitian Cohen S menjelaskan bahwa penderita yang menjalani hemodialisis kurang menjaga kondisi higiene oral karena lebih menumpu pada kesehatan tubuh. 1,10,27,35

6.4 Hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan Indeks Kalkulus

Secara teoris, kalkulus memainkan peranan yang penting terhadap gingiva dan risiko kondisi higiene oral yang parah. Pada mayoritas penderita penyakit ginjal kronis dijumpai peningkatan pembentukan kalkulus yang hebat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan menurut Souza dkk, Atassi F, Gavalda C dkk dan Naugle K dkk. Penelitian McDonald R menunjukkan bahwa prevalensi kalkulus pada individu normal hanya mencapai 40 dari prevalensi pada penderita penyakit ginjal kronis. Martins dalam laporannya mengatakan, pembentukan kalkulus dapat ditemukan pada 86,6 penderita penyakit ginjal Universitas Sumatera Utara kronis namun hanya 46,6 pada individu yang normal. Hal ini sejalan dengan pendapat McDonald R. Pembentukan kalkulus pada penderita penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis lebih cepat dibandingkan dengan individu normal hal ini karena kandungan fosfat dan urea saliva yang terbukti tinggi yang sesuai dengan pendapat Epstein S dkk. Jaffe dkk turut menunjukkan fakta ini dari hasil penelitiannya 6 tahun kemudian. Davidovich E dkk, menunjukkan ekuilbrium rongga mulut seperti kalsium, fosfat P, magnesium, oksalat dan lain lain terganggu, maka kalsium Ca yang terkandung dalam saliva akan mengalami presipitasi dan mineralisasi dan membentuk kalkulus. 27,31,33,38 Pada penelitian ini, peneliti turut mendapatkan nilai Ca dan P dari pemeriksaan laboratorium penderita di Rumah Sakit Umum H.Adam Malik menunjukkan fakta yang sama. Pada penderita penyakit ginjal kronis, proses ini terjadi dengan cepat akibat peningkatan pH yang disebabkan hidrolisis ammonia di dalam rongga mulut menjadi urea dan fosfat, fakta ini juga didukung penelitian Peterson S dkk turut mengatakan, fenomena peningkatan natrium, urea, kalium dan protein saliva dapat meningkatkan kapasitas buffer pH saliva sehingga menyebabkan tingkat karies yang rendah. Hasil dari penelitian ini mendukung teori di atas karena rerata indeks kalkulus pada penderita penyakit ginjal kronis lebih tinggi dibandingkan bukan penyakit ginjal kronis dan hal ini berlaku secara signifikan. Selain itu, konsumsi kalsium karbonat sebagai pengikat fosfat di dalam proses hemodialisis turut berperan sebagai faktor utama peningkatan kalkulus pada penderita penyakit ginjal kronis. Penelitian Gortner R pada tikus membuktikan oksalat mampu meningkatkan deposit kristal kalkulus sepuluh kali lebih efektif dibandingkan dengan kalsium, dan menurut penelitian yang sama, nilai oksalat pada penderita penyakit ginjal kronis jelas lebih tinggi akibat terjadinya penurunan glomerulus filtration rate dan kurangnya eksresi urin. Walaupun hubungan antara penyakit ginjal kronis Universitas Sumatera Utara dengan indeks kalkulus lemah dari hasil penelitian ini, peneliti tetap percaya efek peningkatan kalkulus mampu memparah kondisi higiene oral tetapi tetap diperlukan penelitian lanjutan di masa mendatang untuk membuktikan hal ini. 27,31,33,38

6.5 Hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan Kebersihan Rongga ooo