9
2.1.5 Antioksidan
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek negatif radikal bebas dalam tubuh dengan memberikan satu elektronnya kepada senyawa
radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan cara mencegah dan menghambatterbentuknya radikal bebas baru, menangkap radikal bebas,
pemutusan rantaian dengan memotong propagasi dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Secara umum antioksidan digolongkan menjadi 2
yaitu :
Antioksidan enzimatis: enzim superoksida dismutase SOD, katalase dan glutation peroksidase
Antioksidan non-enzimatis
-Larut lemak: tokoferol, karatenoid, flavonoid dan quinon -Larut air: asam askorbat Vitamin C, asam urat, protein pengikat logam
dan aprotein pengikat heme
1
Selain itu, antioksidan juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya menjadi 3 kelompok, yaitu :
Antioksidan Primer
Antioksidan primer adalah senyawa yang mampu dengan cepat memberikan atom hidrogen kepada senyawa radikal bebas sehingga berubah
menjadi senyawa stabil dan mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai polimerasi. Antioksidan primer disebut
juga antioksidan enzimatis.
Antioksidan Sekunder Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogen atau non-
enzimatis. Mekanisme kerjanya dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai radikal bebas atau dengan menangkapnya, sehingga efek negatif
radikal bebas bisa dicegah. Sumber makanan yang mengandung antioksidan tersier contohnya adalah sayuran, buah-buahan dan daging merah.
10
Antioksidan Tersier Enzim DNA repair dan metionin sulfoksida reduktase merupakan
kelompok antioksidan tersier. Enzim-enzim ini berfungsi sebagai perbaikan biomolekuler sel yang rusak akibat efek radikal bebas.
1
Ada juga yang menggolongkan antioksidan berdasarkan sumbernya :
Antioksidan Alami Antioksidan yang berasal dari alam didapatkan dari tumbuhan dan telah
diisolasi seperti Vitamin C, vitamin E, karoten, polienol bioflavonoid dan katekin.
Antioksidan Sintetik
Antioksidan Sintetik digunakan untuk memelihara kualitas makanan karena proses oksidasi terutama pada saat penyimpanan. Contohnya BHA
Butylated Hidroxyanisol, BHT Butylated Hydroxytoluene, TBHQ TertierButyl Hidroxy Quinon.
18
2.1.5.1 Vitamin C
Vitamin C atau L-asam askorbat termasuk antioksidan yang larut dalam air. Pada keadaan murni, vitamin C C
6
H
6
O
6
berbentuk kristal putih dan mempunyai berat molekul 176,13. Antioksidan vitamin C dapat bereaksi dengan
radikal bebas dengan memindahkan satu elektron dan menghasilkan radikal askorbil. Kemudian, radikal askorbil akan berubah menjadi askorbat dan
dehidroaskorbat.
1
2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan 2.1.6.1 Metode DPPH
DPPH 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl merupakan radikal bebas dengan massa molar relatif 394.33 M
r
C
18
H
12
N
5
O
6
= 394.33, bersifat stabil pada suhu kamar dan mempunyai panjang gelombang maksimum 515-517 nm.
19,20,21
Antioksidan akan memberikan sebagian atom hidrogen ke radikal bebas DPPH agar menjadi lebih stabil DPPH-H.
19
Salah satu senyawa bioaktif yang dapat
11
diisolasi dan bersifat antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid akan menangkap radikal bebas DPPH. Radikal bebas DPPH akan mengoksidasi flavonoid sehingga
terbentuk radikal dengan kereaktifan yang rendah. Flavonoid mendonorkan radikal hidrogen dari cincin aromatik dan menghasilkan radikal flavonoid yang
bersifat tidak toksik.
22
Berikut ini mekanisme penangkapan aktivitas DPPH oleh antioksidan:
Gambar 2.3 Mekanisme DPPH menjadi DPPH stabil DPPH-H
Sumber :EkstrakMethanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. makara sains
Prinsipnya pada metode DPPH melihat perubahan warna DPPH dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas sampel yang
mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam, warna larutan semakin berubah
menjadi pucat. Perubahan warna selain dapat dilihat secara kualitatif juga bisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis spektrofotometer ultraviolet visibel dan
dinilai absorbansinya. Pada spektrofotometer akan dilihat perubahan serapan warna nilai absorbansi. Absorbansi yang baik untuk larutan DPPH adalah
kurang dari 1. Tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada sampel dilihat dari nilai efficient concentration EC
50
atau Inhibition Contentration IC
50
yaitu nilai dimana 50 DPPH kehilangan sifat radikal bebasnya. Semakin kecil nilai IC
50
semakin tinggi aktivitas antioksidan pada sampel.
19,23
Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul DPPH mudah terdegradasi oleh
cahaya dan oksigen. Namun, metode DPPH lebih sederhana, akurat, cepat dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.
10
12
2.1.6.2 Metode ABTS
Metode ABTS2,2-Azinobis3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic aciduntuk mengetahui aktivitas antioksidan pada makanan atau minuman. Secara kimia,
reagen ABTS bersifat stabil, larut dalam air dan lipid. ABTS yang merupakan subtrat peroksidase dapat dioksidasi oleh H
2
O
2
peroksida membentuk radikal kation. Radikal ABTS stabil dapat dibentuk dengan oksidasi kalium persulfat
ABTS. Aktivitas penghambatan oleh antioksidan terlihat dari semakin hilang warna ABTS yang diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.
24
2.1.6.3 Metode Deoksiribosa
Deoksiribosa bila terdegradasi akan menghasilkan produk karbonil dan dikarbonil seperti MDA atau malondialdehid. Dalam suasana asam MDA dengan
Thiobarbituric acid TBA menghasilkan kromagen berwarna merah muda. Semakin banyak deoksiribosa yang terdegradasi maka semakin tinggi kromogen
MDA-TBA.
25
2.1.6.4 Xantin Oksidase
Uji aktivitas antioksidan metode xantin oksidase menggunakan enzim superoksida dismutase SOD. Enzim SOD adalah salah satu dari antioksidan
endogen yang bekerja dengan mengkatalis radikal O
2
superoksida menjadi H
2
O
2.
Larutan hasil pencampuran antara larutan ekstrak dengan enzim SOD dan xantin diukur absorbansinya.
26
2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang biasa digunakan untuk analisa kuantitatif dan semikualitatif pada laboratorium biokimia. Prinsip kerjanya adalah
interaksi cahaya dan materi yaitu adanya penyerapan ultraviolet atau sinar tampak oleh molekul sehingga terjadi eksitasi elektron pada orbital molekul.
Spektrofotometer UV-Vis akan melewatkan sinar pada kuvet wadah berisi larutan, kemudian akan terbaca panjang gelombang larutan dalam satuan nm.
Daerah spektrofotometer dibagi menjadi tiga yaitu near UV, Visible dan Very