Keterangan : Ho diterima atau H
1
ditolak berarti tidak ada pengaruh signifikan dari indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja terhadap produksi ternak kelinci.
Ho ditolak atau H
1
diterima berarti ada pengaruh signifikan dari indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja terhadap produksi ternak kelinci
Sudjana, 2005. Setelah dilakukan pengujian regresi, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi
inidimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier bergandadalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan.
Asumsiklasik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual dari model regresi yang dibangun mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika residual berasal dari
distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data pada grafik Normal PP Plot of Regression Standardized Residual akan terletak di sekitar garis diagonal atau
tidak terpencar jauh dari garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam
modelregresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. UjiMultikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilaiTolerance Value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada l0
makadapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas Santoso, 2002.
Universitas Sumatera Utara
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuahmodel regresi terjadi perbedaan varian residual dari suatu periode pengamatan
kepengamatan yang lain. Metode grafik menunjukkan penyebaran titik - titik varianresidual sebagai berikut :
a. Titik -titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik - titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik tidak berpola. Untuk identifikasi masalah yang ketiga 3 metode analisis data yang
dipergunakan yaitu rumus analisis pendapatan dan kelayakan. Untuk analisis pendapatan usaha, digunakan rumus:
Pd = TR – TC
Dimana : Pd
= Pendapatan usaha ternak Rp TR = Total PenerimaanRp
TC = Total Biaya Rp Untuk kelayakan usaha ternak kelinci dianalisis dengan menggunakan metode
analisis Return Cost Ratio Rasio RC, Return on Investment ROI dan Break event Point BEP. Analisis Return Cost Ratioatau yang dikenal dengan
perbandingan nisbah antara penerimaan dengan biaya, secara matematis dapat dituliskan :
a = RC R = Py.Y
C = FC + VC a = Py.YFC + VC
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
R = Penerimaan Rp C = Biaya Rp
Py = Harga Output Rp Y = Output Kg
FC= Biaya Tetap Rp VC = Biaya Variabel Rp
Kriteria Uji : - RC 1 maka usaha ternak layak diusahakan - RC = 1 maka usaha ternak berada di titik impas
- RC 1 maka usaha ternak tidak layak diusahakan Untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan, serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan Analisa
Return On Investment ROI, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 Total Aktiva
Sedangkan untuk melihat pada tingkat produksi dan pada harga berapa usaha ternak kelinci dikatakan mengalami titik impas keadaan tidak untung dan tidak
rugi atau Break Even Point BEP dilihat dari total biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam proses produksinya tersebut dapat di hitung dengan menggunakan
rumus:
BEP Produksi = Total Biaya TC
Harga Penjualan Py
Untuk menghitung BEP Harga digunakan rumus sebagai berikut:
BEP Harga = Total Biaya TC
Harga Produksi y
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
BEP Produksi = Titik impas produksi Kg BEP Harga
= Titik impas harga Rp TC
= Total biaya Rp Py
= Harga penjualan Rp Q atau y
= Jumlah ternak kelinci yang diproduksi Kg Fauzi, 2002.
Untuk identifikasi masalah yang keempat 4 dianalisis dengan menggunakan 2 cara. Pertama dengan metode analisis deskriptif yaitu mengamati saluran yang
dilalui produsen ke konsumen akhir tataniaga ternak kelinci, kedua dianalisis dengan melihat margin pemasaran yang didapatkan setiap pedagang perantara:
MP = Pr-Pf atau
mm
MP =
∑
Bi +
∑
Ki
i = 1i = 1
Keterangan:
MP
= Margin Pemasaran
Pr = Harga ditingkat pengecer Rp
Pf = Harga ditingkat produsen Rp
m
∑
Bi = Jumlah biaya tiap lembaga ke-i
i = 1 m
∑
Ki = Jumlah keuntungan tiap lembaga perantara ke-i
i = 1
share biaya SB
i
masing-masing lembaga menggunakan model :
SB
i =
B
i
x 100 Pr-P
f
Share keuntungan SK
i
masing-masing :
SK
i =
K
i
x 100 Pr-P
f
Universitas Sumatera Utara
Share petani produsen S masing-masing :
S
r
= P f100
Pr
Untuk analisis nisbah margin keuntungan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
I bti
keterangan : I
= Keuntungan masing-masing lembaga tataniaga Rp Bti
= Biaya masing - masing lembaga Rp Sihombing, 2010.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional