I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Bagan. 3.1. Tahapan Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran IPS Berbasis Multikultur
3.2. Lokasi dan Seting Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran dan model pembelajaran IPS berbasis multikultur pada siswa SD ini dirancang untuk dapat diterapkan pada
siswa sekolah dasar di Kota Singaraja. Untuk itu, penelitian pada tahap Define dan design ini dilakukan di Kota Singaraja pada setting penelitian: pendidik, kepala
sekolah, siswa dan perpustakaan atau pusat dokumentasi. Pertimbangan penentuan lokasi penelitian ini disebabkan karena; 1 Kota Singaraja merupakan salah satu
kota yang masyarakatnya sangat beragam dalam berbagai dimensi dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Provinsi Bali, 2 di sisi lain masyarakat Kota
Singaraja sebagai masyarakat yang multikultural memiliki nilai-nilai budaya Bali yang kuat yang digunakan sebagai pengangan dan pedoman hidup oleh semua
masyarakatnya, 3 siswa yang ada di Kota Singaraja, khususnya siswa SD berasal dari beragam budaya, agama, etnis, bahasa, daerah, kondisi sosial ekonomi,
politik, dan ras, dan 4 Kota Singaraja saat ini merupakan salah satu kota yang mencoba mengembangkan diri menjadi center of excelent dalam bidang
pendidikan, sehingga sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan inovasi dalam pengembangan pendidikan yang lebih berkualitas dan berdaya saing. Tempat dan
partisipan penelitian ini dipilih secara purpossive sesuai dengan jenis informasi yang dikumpulkan.
Sedangkan pada tahap development, yaitu uji coba melalui classroom action research sesuai dengan desainnya dilakukan di Sekolah Dasar
Laboratorium Undiksha Singaraja-Bali dengan menggunakan setting kelas pembelajaran IPS. Kelas IPS yang dilibatkan dipilih secara purpossive
bertujuan. Adapun rasional pemilihan Sekolah Dasar Laboratorium Undiksha Singaraja sebagai lokasi penelitian, didasarkan atas pertimbangan bahwa: 1
siswa Sekolah Dasar Laboratorium Undiksha Singaraja sangat heterogen berasal dari beragam agama, suku, ras, golongan, daerah dan budaya, 2 Sekolah Dasar
Laboratorium Undiksha Singaraja saat ini dikembangkan menjadi salah satu
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sekolah dasar yang berstandar internasional, dan 3 Sekolah Dasar Laboratorium Undiksha Singaraja merupakan sekolah binaan Universitas Pendidikan Ganesha,
sehingga sangat memungkinkan untuk diajak bekerjasama dalam mengembangkan inovasi model pembelajaran. Pada tahap development ini, dilibatkan 1 orang
partisipan guru Sekolah Dasar Laboratorium Undiksha Singaraja yang memenuhi persyaratan dan bersedia mengikuti kegitan penelitian sesuai dengan fungsinya.
Persyaratan yang dimaksudkan adalah guru yang dapat menguasai dan terampil dalam menggunakan model pembelajaran IPS berbasis multikultur. Untuk ini guru
yang menjadi partisipan diberikan diklat secara intensif terlebih dahulu selama 20 jam untuk meningkatkan keterampilannya dalam melangsungkan model
pembelajaran IPS berbasis multikultur. Sedangkan untuk uji coba luas dilakukan pada empat sekolah di Kota Singaraja-Bali. Penentuan sampel sekolah dalam
eksperimentasi model ini menggunakan cluster sampling multy stage sampling. Untuk tahap pertama melakukan random sekolah untuk mendapatkan 4 empat
sekolah sebagai sampel, yang terdiri dari 2 dua sekolah swasta dan 2 dua sekolah negeri. Tahap kedua melakukan random kelas untuk menentukan kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Adapun sekolah dan kelas yang menjadi sampel penelitian eksperiment model dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Sekolah Dasar yang Menjadi Sampel Penelitian untuk Eksperimentasi Model
No Nama Sekolah
Status dalam Eksperimen
Jumlah Kelas
1 SD K. Karya
Kelas Eksperimen 1 Kelas
2 SD 3 dan 4
Kelas Eksperimen 1 Kelas
3 SD Mutiara
Kelas Kontrol 1 Kelas
4 SD 1 Astina
Kelas Kontrol 1 Kelas
Jumlah 4 Kelas
Pada tahap development ini, dilibatkan empat orang partisipan guru Sekolah Dasar di Kota Singaraja yang memenuhi persyaratan dan bersedia
mengikuti kegitan penelitian sesuai dengan fungsinya sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Persyaratan yang dimaksudkan adalah guru-guru yang dapat
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
menguasai dan terampil dalam penggunaan model pembelajaran IPS berbasis multikultur dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk itu guru-guru
yang menjadi partisipan diberikan diklat secara intensif terlebih dahulu selama 20 jam.
3.3. Subjek dan Objek Penelitian