Pedoman Observasi Keterampilan Multikultur

I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Pada siklus I, dari 19 butir instrumen sikap multikultural 17 butir valid dan sisanya 2 butir gugur, yakni butir nomor 7 dan 12. Siklus II, dari 19 butir instrumen sikap multikultural 17 diantaranya valid dan sisanya 2 butir gugur yaitu butir nomor 8 dan 12. Sedangkan pada siklus III, dari 19 butir instrumen sikap multikultural 16 diantaranya valid dan sisanya 3 butir diantaranya gugur, yakni butir nomor 3, 5 dan 16. Hasil selengkapnya hasil perhitungan validitas instrumen sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 4.h.i.j.

3.6.2.1.2. Reliabilitas

Reliabilitas butir observasi diukur dengan menggunakan rumus Alpa- Cronbach : 2 2 2 1 t i t SD SD SD k k r           Aplikasi Komputer UNJ, 2003 Keterangan: K = banyakanya butir tes SDt 2 = varians skor total SDt 2 = varians skor butir ke-i Dengan menggunakan program excel diperoleh koefisien reliabilitas untuk lembar adalah 0,91. Berdasarkan dari kriteria penggolongan di atas maka reliabilitasnya tergolong sangat tinggi. Hasil selengkapnya mengenai perhitungan reliabilitas instrumen sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 4.k.

3.6.3. Pedoman Observasi Keterampilan Multikultur

Pedoman observasi tingkah laku multikultur yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Pedoman observasi yang dikembangkan dan digunakan adalah pedoman observasi yang mengandung keterampilan multikultur yang ditunjukkan siswa di lingkungan sekolah dengan 5 pilihan dari selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Kemudian diberi skor sesuai dengan intensitas perilaku yang muncul pada diri siswa setiap proses pembelajaran terjadi. Pedoman observasi ini dikembangkan melalui prosedur: penyusunan kisi-kisi, pembuatan butir-butir pedoman observasi, uji I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu validasi ahli dan praktisi, revisi pedoman observasi, uji coba, analisis hasil uji coba, dan penulisan akhir untuk menemukan instrumen observasi keterampilan multikultur yang valid dan reliabel. Kisi-kisi pedoman observasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.8. Kisi-kisi Pedoman Observasi Keterampilan Multikultur NO INDIKATOR NOMOR SOAL JUMLAH BUTIR 1 Keterampilan Mengkomunikasikan IdePikiran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 9 2 Keterampilan Bekerjasama 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 9 3 Keterampilan Memecahkan Masalah 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 10 Jumlah Butir 27 Butir-butir pedoman observasi yang dihasilkan dari pengembangan kisi- kisi di atas kemudian dinilai oleh dua orang pakar dan praktisi guru IPS-SD untuk mengetahui tingkat validitas isi instrumen yang dianalisis dengan teknik analisis Gregory. Berdasarkan uji judges diperoleh koefisien validitas isi instrumen keterampilan multikultur adalah 0,85. Berdasarkan kriteria di atas maka validitas isi instrumen keterampilan multikultur tergolong sangat tinggi. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.c. Sama halnya dengan instrumen sikap multikultural selain validitas isi, validitas butir instrumen keterampilan multikultur juga dicari secara empiris. Validitas butir instrumen keterampilan multikultural ditentukan melalui analisis butir berdasarkan koefisien korelasi product moment. Berdasarkan analisis butir korelasi product moment diperoleh dari 27 butir instrumen keterampilan multikultur semuanya tergolong valid. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.l. Reliabilitas instrumen keterampilan multikultur sama dengan instrumen sikap multikultural dicari dengan menggunakan rumus Alpa- Cronbach. Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0,87 dan berdasarkan kriteria di atas maka reliabilitas instrumen keterampilan multikultur tergolong tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.m. I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1. Analisis Data Tahap Define dan Design Analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis sumber dan data yang diperoleh. Untuk analisis data tahap define dan design dilakukan secara kualitatif, yaitu mengkatagori dan mengklasifikasi data secara menyeluruh berdasarkan kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan dalam keseluruhan konteks penelitian, sehingga dapat diambil kesimpulan sesuai dengan makna yang sebenarnya. Peneliti dalam kegiatan ini, akan berusaha memunculkan makna dari setiap data yang ada, sehingga tidak hanya bersifat deskriptif melainkan menyentuh dimensi transenden atau menemukan makna dibalik data yang tampak dalam proses penelitian. Untuk mencapai hal itu, maka peneliti berusaha berpikir secara “divergen yang kreatif tetapi kritis” Lincoln, 2009: 232, sehingga subjektivitas pemaknaan terhadap keseluruhan data dapat dieliminir. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Haberman, 1992: 74 dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 3.3. Komponen dalam analisis data Kualitatif Secara rinci langkah-langkah pengolahan dan analisis data pada tahap define dan design ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 koleksi data, yaitu proses pengumpulan data dari subyek penelitian, baik yang berupa dokumen, kata-kata, tindakan dan pristiwa, 2 reduksi data, dalam tahap ini data yang telah terkumpul akan direduksi, dipilah, dipilih dan dirangkum hal-hal yang penting dan Data Collection Data Disply Data Reduction Conclusion DrawingVerification