I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Analisis data kualitatif disertakan juga untuk mengetahui perbaikan- perbaikan kualitas model pembelajaran IPS berbasis multikultur dan perangkat
pembelajarannya serta pola hubungan antara perbaikan kualitas pembelajaran dengan peningkatan kualitas hasil belajar siswa baik dari segi pengetahuan
multikultur, nilai-nilaisikap multikultur dan keterampilan multikulturnya.
3.7.3. Analisis Data Fase Uji Coba Luas
3.7.3.1. Deskripsi Data
Sebelum diadakan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu akan dideskripsikan mengenai skor pengetahuan multikultur, skor sikap multikultural
dan skor keterampilan multikultur dengan analisis deskriptif. Masing-masing dideskripsikan dengan tabel distribusi frekuensi dan histogram. Disamping itu
akan dicari gambaran umum kualifikasi pengetahuan multikultur, sikap multikultural dan keterampilan multikultur siswa.
Untuk menentukan tingkat kualifikasi pengetahuan multikultur, sikap multikultural dan keterampilan multikultur siswa dianalisis secara deskriptif atas
dasar rerata skor ideal Mi dan simpangan baku ideal SDi, dengan menggunakan lima jenjang kualifikasi seperti pada fase uji coba terbatas.
3.7.3.2. Uji Prasyaran Analisis Data
Pengujian persyaratan analisis dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memenuhi syarat-syarat penggunaan dari uji statistik yang akan
digunakan. Berkaitan dengan uji statistik yang digunakan untuk analisis data penelitian adalah MANOVA multivariate analisis of variance dengan satu
variabel bebas dan tiga variabel terikat. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah uji normalitas, dan uji homogenitas.
Uji normalitas dilakukan pada data pengetahuan multikultur, sikap multikultur dan keterampilan multikultur siswa untuk kelompok eksperimen dan
kontrol. Uji homogenitas varian dilakukan pada data pengetahuan multikultur antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, homogenitas varian data
sikap multikultural untuk kelompok eksperimen dan kontrol, serta homogenitas
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
varian data keterampilan multikultur untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Semua pengujian persyaratan analisis ditetapkan pada tingkat kesalahan α = 0,05.
3.7.3.2.1. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis
dapat dilakukan. Normalitas sebaran data diuji dengan Chi-kuadrat dengan rumus halaman berikut:
e e
o
f f
f
2
Koyan, 2007 : 80
Keterangan: χ
2
: Chi Kuadrat f
o
: frekuensi observasi f
e
: frekuensi harapan Kriteria pengujian normalitas data adalah data berdistribusi normal jika χ
2 hitung
≤ χ
2 tabel
dengan derajat bebas n - 1 dan taraf signifikansi α = 0,05. Dalam
hal lain yaitu χ
2 hitung
χ
2 tabel
maka data tidak berdistribusi normal.
3.7.3.2.2. Pengujian Homogenitas Varian
Pengujian homogenitas varian dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya
perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat dari perbedaan dalam kelompok. Untuk menguji homogenitas antar kelompok digunakan uji Bartlett Dantes,
2007. Uji Bartlett digunakan statistik Chi-kuadrat dengan rumus:
2 2
log 10
ln s
dk B
dk
s dk
gab s
.
2
gab s
dk B
2
. log
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Keterangan:
2
= Chi-kuadrat
B = Nilai Bartlett dk = derajat kebebasan
s
2
gab = Varians gabungan Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett
lebih baik disusun dalam tabel berikut: Tabel 3.10. Harga-Harga yang Diperlukan dalam Uji Bartlett
Sampel ke Dk
1dk S
2
Log s
2
dk Log s
2
1 .
K n
i
-1 n
k
-1 1n
i
-1 1n
k
-1 s
i 2
s
k 2
Log s
i 2
Log s
k 2
ni-1 log s
i 2
nk-1 log s
k 2
Kriteria pengujian: varians homogen jika
2 2
tabel hitung
pada taraf signifikansi 5
=0,05 dengan derajat kebebasan k-1.
3.7.3.3. Pengujian Hipotesis
Dalam fase uji coba luas diuji tiga hipotesis yaitu : 1 Terdapat perbedaan pengetahuan multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran berbasis multikultural dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SD di kota
Singaraja, 2 Terdapat perbedaan sikap multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja, 3 Terdapat perbedaan keterampilan multikultur yang
signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja, dan 3 Secara bersama-sama, terdapat perbedaan pengetahuan multikultur, sikap multikultural dan keterampilan
multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan kelompok siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja.
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, ketiga hipotesis dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif H
1
. Pernyataan Ho dan H
1
dari penelitian ini dinyatakan seperti berikut:
Ho :
1. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan multikultur yang signifikan antara
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja. 2.
Tidak terdapat perbedaan sikap multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur
dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja.
3. Tidak terdapat perbedaan keterampilan multikultur yang signifikan antara
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siswa SD di kota Singaraja 4.
Tidak terdapat perbedaan pengetahuan multikultur, sikap multikultural dan keterampilan multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
siswa SD di kota Singaraja.
H
1
:
1. Terdapat perbedaan pengetahuan multikultur yang signifikan antara
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja. 2.
Terdapat perbedaan sikap multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SD di kota Singaraja.
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Terdapat perbedaan keterampilan multikultur yang signifikan antara
kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siswa SD di kota Singaraja 4.
Terdapat perbedaan pengetahuan multikultur, sikap multikultural dan keterampilan multikultur yang signifikan antara kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran berbasis multikultur dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
siswa SD di kota Singaraja.
Hipotesis Statistik
Hipotesis I H
: μ
A1 =
μ
A2
H
1
: μ
A1
≠ μ
A2
Hipotesis II H
: μ
B1 =
μ
B2
H
1
: μ
B1
≠ μ
B2
Hipotesis III H
: μ
C1 =
μ
C2
H
1
: μ
C1
≠ μ
C2
Hipotesis IV H
: μ
A1B1 =
μ
A2B2=
μ
C1
μ
C2
H
1
: μ
A1B1
≠ μ
A2B2 ≠
μ
C1
μ
C2
Keterangan : H
: Hipotesis nol
H
1
: Hipotesis alternatif
μ
A
: Rerata skor pengetahuan multikultur
μ
B
: Rerata skor sikap multikultur
μ
C
: Rerata skor Keterampilan multikultur
μ
A1
: Rerata skor pengetahuan multikultur siswa yang diajar dengan
model pembelajaran berbasis multikultur μ
A2
: Rerata skor pengetahuan multikultur siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD μ
B1
: Rerata skor sikap multicultural siswa yang diajar dengan
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
model pembelajaran berbasis multikultur μ
B2
: Rerata skor sikap multicultural siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD μc
1
: Rerata skor keterampilan multikultur siswa yang diajar dengan
model pembelajaran berbasis multikultur μc
2
: Rerata skor keterampilan multikultur siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Untuk menguji keempat hipotesis di atas digunakan analisis statistik yang sesuai. Yang digunakan adalah uji MANOVA multivariate analisis of variance
dengan mencari koefisien A dengan menggunakan rumus berikut:
W B
W A
Candiasa, 2007: 37 Distribusi A
yang lebih teliti untuk pengujian H dapat dijabarkan seperti
tabel berikut: Tabel 3.11. Perhitungan Nilai F
Banyak variabel Banyak
kelompok Sampling distribusi
Harga F tabel
P = 2 G = 2
1 1
1 A
A g
g n
i
F
2g- 1, 2∑ni - g -
1
Taraf signifikansi pengujian ditetapkan sebesar 5 dengan kriteria pengujian adalah tolak hipotesis nol H
jika F hitung F tabel db
2g- 1, 2∑ni - g -1
. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17.0 for
Windows.
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
I Nengah Suastika, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Ips Berbasis Multikultur Di Sekolah Dasar Studi
Pengembangan Model Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Singaraja Provinsi Bali Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. Kesimpulan
Pengembangan model pembelajaran IPS berbasis multikultural sangat dibutuhkan dalam dalam mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan multikultur siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kota Singaraja-Bali. Ada beberapa rasional pentingnya pengembangan model pembelajaran IPS
berbasis multikultural, yaitu: Pertama, keberagaman merupakan sebuah fakta yang tidak bisa terbantahkan atau realitas hidup yang empirik dan tampil dalam
kehidupan manusia. Kedua, manusia merupakan mahluk individual dan sosial sekaligus yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, namun tetap tidak bisa
hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Ketiga, globalisasi dengan segala pengaruhnya mengharuskan setiap manusia yang berasal dari beragam warna,
etnis, agama, budaya dan daerah untuk bisa bekejasama membangun peradaban manusia yang lebih humanis. Keempat, keberagaman merupakan kehendak dari
Tuhan atau Sang Pencipta untuk saling mengenali satu sama lain dan menjadikannya sebagai sebuah kekayaan dan anugrah yang mesti disyukuri,
Kelima, hampir semua negara di dunia saat ini merupakan negara yang multikultural, termasuk Indonesia dan masyarakat Bali. Keenam, humanisme
merupakan nilai dasar yang mesti dipegang teguh oleh setiap orang untuk dapat mengatakan dirinya sebagai manusia yang beradab dan bermartabat. Ketujuh,
sering terjadi konflik yang bernuansa SARA yang diakibatkan karena kurangnya kesadaran multikultural. Kedelapan, pembelajaran yang bersifat demokratis dan
menjembatani ekspresi aktual keberagaman etnis, ras, agama dan budaya siswa belum mampu dikembangkan oleh guru Sekolah Dasar di Kota Singaraja.
Pengembangan model pembelajaran IPS berbasis multikultural mesti disesuaikan dengan nilai-nilai budaya di mana proses pendidikan dilangsungkan.
Secara filosofis nilai-nilai budaya Bali dikembangkan berdasarakan konsep tri hita karana, yaitu tiga sumber penyebab adanya kesejahteraan dan kebahagiaan