Analisa Gugus Fungsi dengan Uji FTIR Fourier Transform Infrared 4.2.6 4.2.8 4.2.10

4.2.5 Analisa Gugus Fungsi dengan Uji FTIR Fourier Transform Infrared

Spectroscopy Analisa dengan menggunakan spektrum infra merah ini dilakukan untuk menentukan perubahan gugus fungsi yang dialami oleh polipropilena murni dengan komposit biodegradabel yang dihasilkan. Terjadinya perubahan gugus fungsi yang dialami polipropilena menandakan bahwa terjadinya interaksi kimia antara polipropilena dengan pengisi komposit lainnya. Analisa dengan spectrum infra merah ini dilakukan dengan cara mengamati frekuensi-frekuenis yang khas dari gugus fungsi spektra FTIR masing-masing sampel. Tabel 4.5 Bilangan Gelombang Polipropilena Murni Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Polipropilena Murni 2924,09 2862,36 2723,40 1458,18 1165,00 CH 3 CH bending 2 C-CH bending 3 C-H bending bending -CH 2 -CH 2 - , CH 3 , CH 2 Bilangan gelombang 2924,09 cm -1 merupakan uluran C-H dari gugus CH 3 poliporpilena dan bilangan gelombang 1165 cm -1 merupakan pita serapan gugus - CH 2 -CH 2 - pada daerah sidik jari yang khas untuk polipropilena Yunus,2011. Universita Sumatera Utara Hasil spektrum FTIR PPMCC sebelum dan sesudah biodegradasi dapat dilihat pada gambar 4.1.1

4.2.5 4.2.6

4.2.7 4.2.8

4.2.9 4.2.10

Gambar 4.1.1 . Hasil spektrum FTIR PPMCC sebelum dan sesudah biodegradasi Dari grafik terlihat adanya perubahan intensitas peak dari setiap perbandingan komposisi PP dan MCC yang divariasikan. Terutama pada hasil spektrum exposed 80:20 terlihat peak dengan intensitas yang sangat kuat pada bilangan gelombang 3445 cm -1 pada gugus δO-H. Kenaikkan intensitas serapannya ini menandakan adanya mikroorganisme yang terlibat dalam proses biodegradasi komposit plastik biodegradabel yang dihasilkan. Dan peak dengan intenitas sedang pada bilangan gelombang 1730 cm -1 pada gugus δC=O. 1 2 3,4 5

1. 6040 2. 7030

3. 8020 4. 9010

5. Exposed 8020

3445 cm -1 v O-H 1730 cm -1 δ C=O Universita Sumatera Utara Tahap utama degradasi adalah pemutusan rantai utama membentuk fragmen- fragmen dengan berat molekul rendah oligomer yang dapat diasimilasi oleh mikroba. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat degradasi secara penanaman lebih cepat karena semua faktor yang memicu terjadinya degradasi terdapat di lingkungan luar. Penurunan berat molekul terutama disebabkan oleh pemutusan rantai secara hidrolisis atau oksidatif. Hidrolisis terjadi menggunakan lingkungan air dengan penambahan enzim atau pada kondisi non-enzimatis. Dalam hal ini, autokatalisis, panas, atau logam katalis juga menyebabkan hidrolisis. Pemutusan oksidatif terutama karena adanya oksigen, logam katalis, sinar UV, atau enzim.

4.2.6 Analisa Kristalinitas dengan Uji XRD X-Ray Diffraction

Hasil analisis difraksi Sinar – X dari PP:MCC 80:20 sebelum biodegradasi memberikan puncak-puncak yang tajam dari difraktogram yang dapat dilihat pada Gambar. 4.1.2 dibawah ini Gambar 4.1.2 Hasil Uji XRD PPMCC 80:20 Sebelum Biodegradasi Dari gambar difraktogram diatas diperoleh puncak yang tajam dan maksimum berada pada angle ø2é : 18, 2620 d–value: à1 = 4,85405 dan 21,5868 d-value: à1 = Universita Sumatera Utara 4,11339. Dan dari hasil XRD MCC menunjukkan puncak yang tajam dan maksimum berada pada angle ø2é : 19,880 d–value: à1 = 4,4625 dan à2 = 4,4735 dan 21,935 d-value: à1 = 4, 048 dan à2 = 4, 0588. Hal ini menyimpulkan bahwa puncak-puncak dari MCC dari spesimen komposit PP-g-MA MCC 100:0 mengalami penurunan .

4.3 Analisa Kemampuannya Terurai di Alam dengan Uji Biodegradasi

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

17 142 134

PEMBUATAN MIKROKRISTAL SELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

6 43 55

KEMAMPUAN ALFA SELULOSA DARI SABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BIOADSORBEN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd).

0 2 13

Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit menjadi Selulosa Mikrokristal dan Aplikasi sebagai Pengisi pada Komposit Polimer Termoplastik Pati Singkong

0 0 20

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

0 1 7

PEMANFAATAN MIKROKRISTAL SELULOSA LIMBAH TANDAN KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM FILM LAYAK MAKAN PATI TAPIOKA DENGAN GLISEROL SEBAGAI PLASTISISER

0 0 18

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 1 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) - Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 0 36

PEMANFAATAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI TANDAN KELAPA (Cocos Nucifera L) SEBAGAI PENGISI PLASTIK POLIPROPILENA YANG TERBIODEGRADASIKAN

0 0 18