Biodegradasi Polimer TINJAUAN PUSTAKA

satu pada reaksi yang ada pada dasarnya merupakan reaksi kebalikan dari polimerisasi. Polimerisasi Monomer Polimer Depolimerisasi Pengguraian polimer oleh energi bahan biasanya terabaikan pada suhu normal karena energi pengaktifan bagi depolimerisasi sangat tinggi dibandingkan dengan polimerisasinya. Namun pada suhu tinggi laju depolimerisasi menjadi sama. Kemerosotan mutu polimer sering kali terjadi karena pengaruh gabungan dari sinar matahari dan oksigen. Pengaruh gabungan ini mengeraskan permukaan polimer sehingga polimer menjadi rapuh. Adakalanya bahan bening menjadi berwarna gelap kerena atom hidrogen berlepasan dari rantai sebagai radikal, membentuk gas hidrogen atau air, akibat oksidasi menghasilkan sederetan ikatan ganda yang terberbentuk dalam polimer Cowd, 1991.

2.6 Biodegradasi Polimer

Polimer terbiodegradasikan bila ditempatkan di lingkungan bioaktif, seperti kompos, akan pecah menjadi gas karbon dioksida dan air di bawah aksi bakteri dan jamur. Ada dua langkah utama didalam proses biodegradasi, pertama melibatkan depolimerisasi atau pemutusan rantai polimer menjadi oligometer, dan yang kedua adalah mineralisasi dari oligomer yang dihasilkan. Langkah depolimerisasi secara normal terjadi diluar mikroorganisme dan melibatkan endo dan ekso enzim.endo enzim menyebabkan pemelahan acak di rantai utama, sementara eksso enzim menyebabkan pemutusan urutan dari terminal monomer dalam rantai polimer utama. Begitu depolimerisasi terjadi, fragmen oligomer ukuran kecil terbentuk. Fragmen ini diangkut ke dalam sel dimana mineralisasi terjadi. Mineralisasi digambarkan sebagai konversi polimer ke dalam biomassa, mineral, air, CO 2 , CH 4 , dan N 2 . Langakh mineralisasinya biasanya terjadi secara intraseluler. Abubakar, 2009 Universita Sumatera Utara Persyaratan yang utama untuk memulai proses biodegradasi adalah bahwa rantai polimer harus berisi ikatan kimia yang bersifat rentan terhadap hidrolisis atau oksidasi yang enzimatik. Gugus fungsi kimia yang paling umum dengan sifat ini adalah ester. Ikatan peptida didalam protein dapat juga dihidrolisis secara enzimatis. Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan degradasi adalah percabangan, hidrofilisitas hidrofobisitas, berat molekul, kristalinitas, stereokimia, kelenturan rantai, dan morfologi. Polisakarida dan protein adalah substrat yang baik untuk serangan enzimatik karena sifatnya yang hidrofilik. Ketiadaan pencabangan dan menurunnya kristalinitas juga meningkatka biodegradabilitas. Persyaratan berikutnya untuk biodegradasi adalah keberadaan dari mikroorganisme yang ssuai untuk menyatukan enzim spesifik yang diperlukan untuk depolimerisasi dan mineralisasi polimer target. Dua langkah ini dalam proses biodegradasi mungkin tidak melibatkan mikroorganisme yang sama. Poliemer alami, seperti polisakarida, protein, dan selulosa, dengan mudah terbiodegradasi karena banyak mikroorganisme menghassilkan enzim yang diperlukan untuk metabolisme senyawa ini tersedia secara alami. Persyaratan terakhir untuk proses biodegradasi adalah suatu lingkungan yang dengan baik diatur dimana mikroorganisme yang diinginkan dapat tumbuh dengan subur. Plastik sampai ketanah dengan dua cara yaitu secara sengaja pengkomposan dan keperluan pertanian dan secara tidak sengaja pembuangan. Faktor lingkungan pada tanah dibagi menjadi dua kelas, yaitu: a. Faktor permukaan sinar matahari : efek irradiasi UV, dan efek panas, curah hujan dan irigasi, makrorganisme. b. Faktor bawah tanah struktur tanah : tekstur, sifat kimia-fisika tanah : temperatur, mimeral, dan kapasitas penukar kation, bahan organik, air, pH, kandungan gas, sifat biologi tanah Degradasi mengubah kimia poliemer sehingga meterial yang aman sebelumnya bisa bersifat racun setelah biodegradasi. Produk intermediet dapat berupa monomer, oligomer, turunan metabolik dan dapat berinteraksi dengan organisme Universita Sumatera Utara hidup. Sehingga penting untuk mengetahui pengaruh ekotoksik polimer terhadap tanah. Metode yang dapat dilakukan adalah : a. Keracunan pada hewan nematoda, oligovhaeta, anthropoda, dan gastropoda. b. Keracunan pada tumbuhan. c. Keracunan pada mikroba metabolisme, jumlah, pertumbuhan, kelakuan. Bastioli, 2005 Prosedur analitik untuk mengamati biodegradasi antara lain dengan : pengamatan visual, perubahan sifat mekanik dan massa molar, pengukuran pengurangan berat penentuan polimer residu, konsumsi O 2 perubahan CO 2 , penentuan biogas, pelabelan radio aktif, pembentukan daerah nyata pada cawan agar, pengukuran DOC, penurunan densitass optik, penurunan ukuran partikel, dan penentuan asam bebas. Standardisasi uji biodegradasi berdasarkan lingkungan uji yakni pengujian kompos, pengujian biodegradasi anaerobik, dan pengujian biodegradasi tanah Abubakar, 2009.

2.7 Kekuatan Tarik UTS Ultimate Tensile Strength

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

17 142 134

PEMBUATAN MIKROKRISTAL SELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

6 43 55

KEMAMPUAN ALFA SELULOSA DARI SABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BIOADSORBEN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd).

0 2 13

Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit menjadi Selulosa Mikrokristal dan Aplikasi sebagai Pengisi pada Komposit Polimer Termoplastik Pati Singkong

0 0 20

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

0 1 7

PEMANFAATAN MIKROKRISTAL SELULOSA LIMBAH TANDAN KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM FILM LAYAK MAKAN PATI TAPIOKA DENGAN GLISEROL SEBAGAI PLASTISISER

0 0 18

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 1 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) - Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 0 36

PEMANFAATAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI TANDAN KELAPA (Cocos Nucifera L) SEBAGAI PENGISI PLASTIK POLIPROPILENA YANG TERBIODEGRADASIKAN

0 0 18