Analisa Sifat Thermal dengan Uji DTA Differential Thermal Analysis Analisa Kristalinitas dengan Uji XRD X-Ray Diffraction

dalam tanah adalah bakteri pseudomous dan bacillus yang memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Hasil laju persentase ini lebih baik dibandingkan dengan laju persentase biodegradasi dengan bahan pengisis α-selulosa dari ampas tebu yang hanya memberikan laju persentase biodgradasi sebanyak 0,0846 Hidayani, 2012. Penguburan spesiman dilakukan pada beberapa jenis tanah selama 30 hari dengan pengamatan setiap 10 hari. Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan laju pengurangan massa yang tidak begitu besar. Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Forensic Science Researches Northrop and Rowe 1987 dalam jurnal Springer oleh Juergen Puls et al 2010 yang mempelajari efek lingkungan tanah terhadap biodegradasi selulosa menyatakan bahwa selulosa akan menunjukkan hasil yang signifikan selama 2 bulan dalam tanah yang basah lembab dan akan hancur seluruhnya dalam waktu 4 – 9 bulan. Namun demikian, besarnya penurunan massa spesimen matriks polimer komposit sejalan dengan lamanya waktu penguburan. Harga penurunan massa komposit biodegradabel yang terbesar adalah pada penguburan dalam tanah sampah lalu tanah kebun kemudian tanah pasir. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah nutrisi dalam tanah sampah lebih banyak dibandingkan tanah lainnya sehingga jumlah dan jenis mikrobanya juga lebih banyak. Oleh karena itu, terjadi kinerja yang sinergis antara kegiatan beberapa mikroba Basuki Wirjosentono, 1998.

4.3.1 Analisa Sifat Thermal dengan Uji DTA Differential Thermal Analysis

Hasil analisis data termocouple dari polipropilena dan komposit biodegradabel dapat dilihat pada tabel 4.7 Universita Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji DTA Setelah Uji Biodegradasi No. Spesimen Temperatur Leleh °C Temperatur Dekomposisi °C 1. PP 165 350 2. MCC 60 320 3. 4. PP-g-MA MCC 80:20 80:20 setelah biodegradasi PP-g-MA MCC 70:30 70:30 setelah biodegradasi 62.85 150 342.67 370

4.3.2 Analisa Kristalinitas dengan Uji XRD X-Ray Diffraction

Hasil analisis difraksi Sinar – X dari PP:MCC 80:20 setelah biodegradasi memberikan puncak-puncak yang tajam dari difraktogram yang dapat dilihat pada Gambar. 4.1.3 dibawah ini : Gambar 4.1.3 Hasil Uji XRD PPMCC 80:20 Setelah Biodegradasi Universita Sumatera Utara Dari gambar difraktogram diatas untuk spesimen PP : MCC 80 : 20 setelah mengalami biodegradasi diperoleh puncak yang tajam dan maksimum berada pada angle ø2é : 18, 1759 d–value: à1 = 4,87685 dan 21,4896 d-value: à1 = 4,

13174. Sedangkan pada difraktogram untuk spesimen PP : MCC 80 : 20 sebelum

mengalami biodegradasai diperoleh puncak yang tajam dan maksimum berada pada angle ø2é : 18, 2620 d–value: à1 = 4,85405 dan 21,5868 d-value: à1 = 4, 11339. Dari kedua data perbandingan spesimen pada saat sebelum mengalami biodegradasi dan sesudah mengalami biodegradasi terlihat bahwa angle ø2é mengalami penurunan , sedangkan d–value nya mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa pada komposit yang pertama mengalami penguraian adalah mikrokristal selulosa nya.

4.3.3 Analisa Sifat Morfologi dengan Uji SEM Spectra Electro magnetic

Gambar 4.1.4 Hasil Uji SEM PP:MCC 80:20 Sesudah Biodegradasi Dari gambar foto SEM komposit setelah mengalami biodegradasi terlihat permukaan tang lebih kasar dan pori-pori yang sudah kosong, hal ini menandakan bahwa mikrokristal dri komposit tersebut sudah terbiodegradaasi. Universita Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. Dari 600 gram serat tandan kelapa yang digunakan dihasilkan 44 gram mikrokristal selulosa atau sekitar 7,33.

2. Penambahan komposisi mikrokristal selulosa dari tandan kelapa akan

menghasilkan suatu komposit polimer yang bersifat biodegradabel. Semakin banyak bahan pengisi yang dalam hal ini adalah mikrokristal selulosa dari tandan kelapa akan lebih memudahkan proses biodegradasi dari komposit polimer yang dihasilkan. Namun penambahan mikrokristal selulosa yang terlalu banyak akan mengakibatkan penurunan sifat plastisitas komposit biodegradabel yang dihasilkan. Dari penelitian yang dihasilkan dengan membandingkan berbagai sifat kimia dan fisika dari komposit biodegradabel yang dihasilkan, didapatkan komposisi optimum campuran dengan hasil yang paling optimum yaitu pada campuran PP-g-MA dan MCC dengan perbandingan 80 : 20.

3. Penambahan agen pengikat silang maleat anhidrida terhadap morfologi sifat

komposit biodegradabel dari polipropilena dan mikrokristal selulosa adalah dapat terbentuknya suatu struktur kimia yang kuat antara polipropilena matriks komposit dengan mikrokristal selulosa bahan pengisi sehingga komposit biodegradabel yang dihasilkan bersifat baik secara fisika maupun kimia.

4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa

komposit biodegradable PP dan MCC pada perbandingan 80 : 20 mempunyai sifat mekanis yang paling maksimum .Hal ini dapat dibuktikan dengan: Universita Sumatera Utara 1. Dari analisa kemampuannya terurai di alam dengan uji biodegradabel menunjukan laju persentase biodegradasi dari komposit biodegradabel PP dan MCC pada perbandingan 70 : 30 ini adalah paling tinggi yakni 9,032 dalam tanah kompos, dan komposit PP dan MCC pada perbandingan 80 : 20 sebesar 2,668 yang didukung data spektra FTIR setelah biodegradasi yang menunjukan melemahnya ikatan kimia yang ada pada komposit biodegradabel ini. 2. Dari analisa sifat mekaniknya diperoleh nilai tegangan kekuatan tarik kondisi optimum komposit plastik biodegradabel yang dihasilkan dari PP dan MCC ada pada perbandingan 80 : 20 dimana mempunyai sifat mekanis yang paling maksimum dimana harga kekuatan tarik 25,722 Nm 2 3. Dari analisa morfologinya diperoleh hasil uji SEM yang menunjukan bentuk campuran yang rata dan berpori. dan kemuluran 5,292. 4. Dari analisa hasil FTIR menunjukan interaksi kimia yang baik dimana ditemukan perubahan intensitas peak dari setiap perbandingan komposisi PP dan MCC yang divariasikan. Terutama pada hasil spektrum exposed 80:20 terlihat peak dengan intensitas yang sangat kuat pada bilangan gelombang 3445 cm -1 p ad a gugu s δO-H dan peak dengan intenitas sedang pada bilangan gelombang 1730 cm -1 5. Dari gambar difraktogram XRD untuk spesimen PP : MCC 80 : 20 setelah mengalami biodegradasi diperoleh puncak yang tajam dan maksimum. Hasil XRD pada saat sebelum mengalami biodegradasi dan sesudah mengalami biodegradasi terlihat bahwa angle ø2é mengalami penurunan , sedangkan d–value nya mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa pada komposit yang pertama mengalami penguraian adalah mikrokristal selulosa nya pada gugus δC=O. Hal ini menunjukkan bahwa spesimen komposit sudah terbiodegradasi Universita Sumatera Utara

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

17 142 134

PEMBUATAN MIKROKRISTAL SELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

6 43 55

KEMAMPUAN ALFA SELULOSA DARI SABUT KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BIOADSORBEN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd).

0 2 13

Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit menjadi Selulosa Mikrokristal dan Aplikasi sebagai Pengisi pada Komposit Polimer Termoplastik Pati Singkong

0 0 20

Pemanfaatan Mikrokristal Selulosa Limbah Tandan Kelapa Mudan Cocos nucifera Linn) sebagai Bahan Pengisi dalam Film layak Makan Pati Tapioka dengan Gliserol sebagai Plastisiser

0 1 7

PEMANFAATAN MIKROKRISTAL SELULOSA LIMBAH TANDAN KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM FILM LAYAK MAKAN PATI TAPIOKA DENGAN GLISEROL SEBAGAI PLASTISISER

0 0 18

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 1 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) - Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Dari Tandan Kelapa (Cocos Nucifera L) Sebagai Pengisi Plastik Polipropilena Yang Terbiodegradasikan

0 0 36

PEMANFAATAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI TANDAN KELAPA (Cocos Nucifera L) SEBAGAI PENGISI PLASTIK POLIPROPILENA YANG TERBIODEGRADASIKAN

0 0 18