terima dan di hargai oleh teman-temannya, semakin mereka menghargai keanggotaan di kelompok
“dalam” dan sedih masuk atau tidak tim sepak bola sekolah bukan masalah besar, namun bagi seorang remaja yang kehidupannya
berputar disekitar sepak bola, masuk tim atau tidak mungkin merupakan konsekuensi yang sangat penting baginya.
6. Motivasi Sering Meningkatkan Performa
Pengaruh-pengaruh lain yang baru saja di identifikasi perilaku yang terarah pada tujuan, usaha dan energi, prakarsa dan kegigihan, pemprosesan
kognitif, dan dampak konsekuensi motivasi sering menghasilkan peningkatan performa. Peserta didik yang paling termotivasi untuk belajar dan unggul
diberbagai aktifitas kelas cenderung menjadi peserta didik yang paling sukses. Sebaliknya, peserta didik yang tidak begitu tertarik dalam prestasi akademik
paling beresiko putus sekolah sebelum mereka lulus SMA.
13
Hakikat dalam motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi: 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4 Adanya penghargaan dalam belajar 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.
14
13
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Peserta didik Tumbuh Dan Berkembang
,PT Gelora Aksara Pratama,2008,h. 59.
14
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara,2012,h. 31
7. Teori Atribusi
Menurut
Jeanne Ellis Ormrod
“faktor lainnya yang sangat penting dalam motivasi adalah sejauh mana peserta didik membuat hubungan mental antara
hal-hal yang mereka lakukan dan hal-hal terjadi pada mereka. Kepercayaan peserta didik tentang perilaku dan faktor-faktor lain apa yang memengaruhi
berbagai peristiwa dalam kehidupan mereka dikenal sebagai atribusi”.
15
Atribusi peserta didik memengaruhi sejumlah faktor yang secara langsung atau tidak secara langsung memengaruhi performa mereka di masa
mendatang:
1. Reaksi emosional terhadap kesuksesan dan kegagalan
Peserta didik senang ketika mereka berhasil. Namun mereka juga memiliki rasa bangga dan puas jika mereka mengatribusikan
kesuksesan mereka dengan penyebab-penyebab internal misalnya, dengan sesuatu yang telah mereka lakukan sendiri. Jika mereka
mengaitkan kesuksesan mereka dengan tindakan orang lain atau kekuatan-kekuatan eksternal lainnya, mereka cenderung merasa
bersyukur daripada bangga. Demikian pula, peserta didik biasanya merasa sedih dalam kadar tertentu setelah mengalami kegagalan. Jika
mereka percaya bahwa mereka bertanggung jawab secara pribadi atas kegagalan tersebut, mereka mungkin juga merasa bersalah atau malu,
dan perasaan tersebut mungkin memacu mereka untuk mengatsai kekurangan mereka. Jika menurut mereka orang lainlah yang bersalah,
15
Op.Cit , h. 118
mereka lebih cenderung marah, suatu emosi yang cenderung kurang mengakibatkan perilaku lanjutan yang produktif.
16
2. Ekspektasi Akan Kesuksesan atau Kegagalan di masa Mendatang