Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan

commit to user 39 39 Agustiani 2009 menjelaskan bahwa konsep diri berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan sejak dini dalam kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di masa depan. Sobur 2003 menyebutkan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, dirinya mulai belajar berpikir dan merasakan seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya. Apabila seorang guru mengatakan secara terus menerus pada seorang muridnya bahwa dirinya kurang mampu, maka anak akan mempunyai konsep diri seperti yang dikatakan oleh gurunya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir. Konsep diri terbentuk secara bertahap dan berkembang seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Terbentuknya konsep diri merupakan hasil refleksi diri serta hasil cerminan dari berbagai tanggapan yang diperoleh dari keluarga maupun lingkungan.

D. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan

Kematangan Karir pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK Hurlock 2004 menjelaskan bahwa tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak- kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Havighurst 1974, dalam Monks,dkk, 2006 berpendapat bahwa persiapan mandiri secara commit to user 40 40 ekonomis, pemilihan dan latihan jabatan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilalui selama masa remaja. Pada masa remaja seorang anak membebaskan diri dari perlindungan orang tua. Anak dalam usahanya untuk berdiri sendiri, mencoba membebaskan dirinya dari pengaruh kekuasaan orang tua baik segi afektif maupun dalam segi ekonomi seperti halnya remaja yang bekerja. Dalam masa remaja ini pula minat yang dibawa dari kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang Monks,dkk, 2006. Hurlock 2004 berpendapat bahwa minat yang pada awal masa remaja dianggap penting, seperti minat pada pakaian, serta penampilan, mulai beralih pada minat karir. Pada masa remaja, minat kepada karir sering menjadi sumber pikiran. Remaja akan membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan. Menurut teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super 1984, dalam Winkel, 1997 individu dengan umur 15-24 tahun masuk dalam fase kedua yaitu fase eksplorasi exploration dimana pada tahap ini individu mulai memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. Kaitannya dengan remaja, pada tahap ini remaja mulai mengidentifikasi kesempatan serta jenis pekerjaan yang sesuai dengan diri remaja. Monks, dkk 2006 menjelaskan bahwa pada anak-anak dan remaja, unsur subjektif masih menguasai sehingga dalam membuat pilihan tidak terlalu realistik. Pemilihan karir yang dibuat oleh seseorang erat kaitannya dengan kematangan karir. Bagi remaja yang memiliki kematangan karir telah dapat melihat dan commit to user 41 41 mempertimbangkan alternatif karir yang tersedia. Komandyahrini 2008 menyebutkan bahwa kualitas pemilihan karir ditentukan oleh tingkat kematangan karir seseorang. Keputusan yang tepat mengenai masa depan baik untuk melanjutkan pendidikan maupun karir akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat kematangan karir. Super 1977, dalam CoertseSchepers, 2004 mendefinisikan kematangan karir sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas bagi tiap tahap perkembangan tertentu. YostCorbishly 1987, dalam Safitri, dkk, 2009 menjelaskan bahwa kematangan karir adalah kemampuan seseorang untuk berhasil menyelesaikan tugas dalam proses pengembangan karir serta kesiapan seseorang untuk membuat keputusan karir yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Siswa dalam proses mencapai kematangan karir tidak lepas dari berbagai kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam proses mencapai kematangan karir. Locus of control merupakan salah satu kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam kematangan karir. Naidoo 1998, dalam Kerka, 1998 menjelaskan bahwa umur, ras, etnis, locus of control, status sosial ekonomi, work salience, dan gender dimungkinkan mempengaruhi tingkat kematangan karir seseorang. DuffyAtwater 2005, dalam Safitri, dkk 2009 memberikan definisi locus of control sebagai sumber keyakinan yang dimiliki individu dalam mengendalikan peristiwa yang terjadi dipersepsikan berasal dari dirinya sendiri ataupun dari luar dirinya. Sedangkan locus of control internal ditunjukkan dengan adanya commit to user 42 42 keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil dari perilakunya sendiri DillonKaur, 2005. CoertseSchepers 2004 menjelaskan bahwa siswa dengan locus of control internal mempunyai gambaran yang lebih realistik dengan bakat serta kemampuan berinteraksi dengan lingkungan. Pemahaman mengenai bakat yang dimiliki serta kemampuan yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungan memungkinkan seorang siswa dalam mencapai kematangan karir. Pendapat ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dillon dan Kaur 2005 yang menyebutkan bahwa locus of control internal dan motivasi berprestasi secara signifikan berhubungan dengan kematangan karir. Kondisi lain yang dimungkinkan turut berpengaruh dalam kematangan karir individu adalah konsep diri. Super 1967, dalam Santrock, 2003 menjelaskan bahwa konsep diri memainkan peran utama dalam kematangan karir. Konsep diri melibatkan kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran seseorang tentang pribadinya Meece, 1997. Konsep diri meliputi keseluruhan konsep, asumsi, dan prinsip selama kehidupan dan menjadi suatu pegangan bagi individu Berzonsky, 1981. Raskin 1985, dalam Santrock, 2003 menjelaskan bahwa remaja yang ikut terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup dalam mengartikulasi pilihan karir dan menentukan langkah berikutnya untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hasan 2006 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kelompok dengan skor konsep diri tinggi menghasilkan skor yang tinggi pula pada kematangan karirnya. Individu yang memelihara dan meningkatkan commit to user 43 43 konsep diri akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir, mencari berbagai informasi mengenai karir, dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam menghadapi karir. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat keterkaitan antara locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada remaja. Remaja dengan locus of control internal memiliki gambaran diri yang realistik serta mudah dalam berinteraksi dengan lingkungan. Selanjutnya, remaja dengan locus of control internal mempunyai kematangan karir tinggi. Sedangkan, dengan konsep diri yang tinggi dapat lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir. Sehingga remaja dengan konsep diri tinggi akan diikuti dengan kematangan karir yang tinggi.

E. Hubungan antara Locus of Control Internal dengan Kematangan Karir