Common Effects Model dengan Fixed Effects Model Fixed Effects Model dengan Random Effects Model Hasil Estimasi Fixed Effect Model

commit to user 68 bukan berarti bahwa dapat dibiarkan begitu saja. Pemerintah tetap melakukan kajian ulang terhadap perencanaan pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini dan melakukan perencanaan yang lebih baik sehingga tingkat ketimpangan tidak semakin melebar dan konsekuensi dari ketimpangan tersebut dapat dihindari.

2. Hasil Estimasi Model

Dalam panel data terdapat tiga model, yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model , dan Random Effect model. Ketiga model tersebut akan dipilih satu yang terbaik untuk dijadikan model dalam penelitian ini. Sehingga diharapkan akan mengetahui perubahan pembentukan variabel dependen tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi sebagai akibat perubahan variabel – variabel independen yang mempengaruhinya, yaitu Proporsi Dana Alokasi Umum DAU, Rasio Belanja Modal provinsi dengan pengeluaran pemerintah pusat RBM dan Rasio Pengeluaran Pemerintah Provinsi dengan pengeluaran pemerintah pusat RPP. Pengujian dalam memilih model, dilakukan berikut ini:

a. Common Effects Model dengan Fixed Effects Model

CEM dengan FEM diuji dengan menggunakan Uji Chow. Uji Chow digunakan untuk mendapatkan model terbaik antara FEM dengan CEM. Hasil dari Uji Chow, sebagai berikut: commit to user 69 F hitung = [3,713261-0,34531633-1][0,345316132-33-4] = [3,36794532][0,34531696] = 0,1052480,003597 = 29,25968 F tabel = 1,55 Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa Fhitung Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang sebaiknya digunakan adalah Fixed Effects Model FEM.

b. Fixed Effects Model dengan Random Effects Model

Jumlah data cross section N dalam penelitian ini sebanyak 33, dan jumlah data time series t sebanyak 4 tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak diambil secara random tetapi digunakan seluruhnya untuk penelitian yaitu 33 provinsi. Sesuai dengan point ketiga menurut Judge dalam Aisyah, 2007, yang menyatakan bahwa Jika N besar dan t kecil, digunakan FEM jika unit tidak random dari sampel yang besar dan digunakan REM jika unit diambil secara random. Maka model yang sebaiknya digunakan dalam menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi tingkat ketimpangan pembangunan antar provinsi di Indonesia pada tahun 2006 – 2009 adalah Fixed Effects Model FEM.

c. Hasil Estimasi Fixed Effect Model

Hasil pengolahan data menggunakan program Eviews 3.0, dengan fixed effects Model , adalah sebagai berikut: commit to user 70 Tabel 4.7 Hasil Fixed Effect Models Dependent Variable: IW? Method: GLS Cross Section Weights Date: 022511 Time: 07:49 Sample: 2006 2009 Included observations: 4 Total panel observations 132 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors Covariance Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DAU? -1.64E-05 0.000632 -0.025988 0.9793 RBM? -0.004399 0.002053 -2.142510 0.0336 RPP? 0.007776 0.001423 5.462710 0.0000 Fixed Effects _NAD—C 0.830430 _SUMUT—C 0.593656 _SUBAR—C 0.382474 _RIAU—C 0.699584 _KEPRI—C 0.692310 _JAMBI—C 0.385700 _SUMSEL—C 0.673727 _KEPBABEL--C 0.305257 _BENGKULU--C 0.393382 _LAMPUNG--C 0.230554 _DKI—C 0.460870 _JABAR—C 0.636743 _BANTEN—C 0.685277 _JATENG—C 0.592049 _DIY—C 0.378764 _JATIM—C 1.022969 _BALI—C 0.410232 _NTB—C 0.861417 _NTT—C 0.516300 _KALBAR—C 0.394574 _KALTENG--C 0.222294 _KALSEL—C 0.437263 _KALTIM—C 0.834014 _SULSEL—C 0.704066 _GTALO—C 0.269191 _SULUT—C 0.372640 _SULBAR—C 0.108537 _SULTENGH--C 0.281150 _SULTENGG--C 0.507372 _MALUKU—C 0.554048 _MALKUT—C 0.251569 _PAPBAR—C 0.467122 _PAPUA—C 0.577598 Weighted Statistics R-squared 0.999190 Mean dependent var 1.271097 Adjusted R-squared 0.998895 S.D. dependent var 1.803981 S.E. of regression 0.059975 Sum squared resid 0.345316 F-statistic 59211.75 Durbin-Watson stat 2.079038 ProbF-statistic 0.000000 Lanjutan ... commit to user 71 Lanjutan … Unweighted Statistics R-squared 0.944029 Mean dependent var 0.527467 Adjusted R-squared 0.923623 S.D. dependent var 0.227282 S.E. of regression 0.062813 Sum squared resid 0.378759 Durbin-Watson stat 1.891451 Sumber: Print out komputer Lihat Lampiran Persamaan regresi yang dihasilkan berikut ini: IW_X= C_X – 1.64E-05 DAU_X – 0.0043 RBM_X + 0.0077 RPP_X + µ it t-stat -0.025988 -2.142510 5.462710 Prob t-stat 0.9793 0.0336 0.0000 R squared = 0.999190 F-stat = 59211.75 Prob F-stat = 0.0000 D-W stat = 2.079038 dimana, IW_X = Indeks Williamson provinsi x. C_X = Konstanta provinsi x. DAU_X = Proporsi Dana Alokasi Umum provinsi x. RBM_X = Rasio Belanja Modal Provinsi x dengan Pengeluaran Pemerintah Pusat. RPP_X = Rasio Pengeluaran Pemerintah Provinsi x dengan Pengeluaran Pemerintah Pusat. µ it = Kombinasi komponen error cross section dan time series commit to user 72 TABEL 4.8 Hasil Konstanta Dummy variable Dengan Fixed Effects Model Provinsi Konstanta C_X Provinsi Konstanta C_X _NAD—C 0.830430 _NTB--C 0.861417 _SUMUT--C 0.593656 _NTT--C 0.516300 _SUBAR--C 0.382474 _KALBAR--C 0.394574 _RIAU—C 0.699584 _KALTENG--C 0.222294 _KEPRI—C 0.692310 _KALSEL--C 0.437263 _JAMBI--C 0.385700 _KALTIM--C 0.834014 _SUMSEL--C 0.673727 _SULSEL--C 0.704066 _KEPBABEL--C 0.305257 _GTALO--C 0.269191 _BENGKULU--C 0.393382 _SULUT--C 0.372640 _LAMPUNG--C 0.230554 _SULBAR--C 0.108537 _DKI—C 0.460870 _SULTENGH--C 0.281150 _JABAR--C 0.636743 _SULTENGG--C 0.507372 _BANTEN--C 0.685277 _MALUKU--C 0.554048 _JATENG--C 0.592049 _MALKUT--C 0.251569 _DIY—C 0.378764 _PAPBAR--C 0.467122 _JATIM—C 1.022969 _PAPUA--C 0.577598 _BALI—C 0.410232 Sumber: Hasil estimasi model analisis dengan program computer Eviews 3.0 Dummy variable dalam penelitian ini terdiri dari 33 provinsi di Indonesia. Konstanta yang dihasilkan dari hasil regresi menunjukkan bahwa 33 provinsi di Indonesia memiliki tingkat ketimpangan tinggi tanpa pengaruh dari DAU, RBM, dan RPP DAU = RPP = RBM = 0 . Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki konstanta tertinggi yaitu sebesar 1,0229. Hal ini berarti bahwa apabila variabel DAU, RBM dan RPP adalah nol maka tingkat ketimpangan di Jawa Timur sebesar 1,0229. Sedangkan, provinsi yang memiliki konstanta terkecil adalah Sulawesi Barat yaitu besar 0,1085. Hal ini berarti bahwa apabila variabel DAU, RBM dan RPP adalah nol, maka tingkat ketimpangan Sulawesi Barat yaitu sebesar 0,1085. commit to user 73 3. Uji Asumsi Klasik d. Uji Multikolinier Uji Multikolinieritas dilakukan guna mengetahui apakah dalam penelitan ini terdapat hubungan korelasi sempurna diantara variabel- variabel yang terdapat dalam model. Uji Multikolinier dalam penelitian ini tidak dilakukan karena penelitian ini sudah menggunakan metode Generalized Least Square GLS Samanhudi, 2009. e. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan guna mengetahui ada tidaknya kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya Hanke Reitsch, 1998: 259 dalam Mudrajad Kuncoro, 2004: 96. Dalam penelitian menggunakan data cross section , memungkinkan kecenderungan terdapat heteroskedastisitas. Maka penelitian menggunakan teknik estimasi Fixed Effects Method dengan Weight Least Square atau yang biasa disebut metode Generalized Least Square GLS. Teknik estimasi ini diharapkan dapat menghilangkan atau memperbaiki heteroskedastisitas. f. Uji Autokorelasi uji Autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan Durbin-Watson test yang bertujuan untuk mengetahui apakah diantara kesalahan pengganggu yang saling berurutan terjadi autokorelasi atau tidak. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson stat sebesar 2,0790. Sedangkan nilai Durbin-Watson tabel pada α=5 N=132;k=3 diperoleh nilai d L = 1,61 dan d U =1,74. Berarti D-W stat commit to user 74 terletak diantara Jika d U dan 4 – d U d U d 4 – d U , yaitu 1,742,07902,39. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan model yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi, baik positif maupun negatif.

4. Uji Statistik

a. Uji t t Test Hasil uji t yang didapat dari pengolahan data menggunakan Eviews 3.0 , berikut ini: 1 Variabel proporsi dana alokasi umum DAU secara sendiri – sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas dari DAU lebih besar dari tingkat signifikan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu 5. Nilai probabilitas dari DAU sebesar 0,9793. 2 Variabel Rasio Belanja Modal Provinsi dengan Pengeluaran Pemerintah Pusat berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas dari variabel RBM, yaitu 0,0336 yang nilainya lebih kecil dari tingkat signifikansinya yaitu 5. 3 Variabel rasio pengeluaran pemerintah provinsi dengan pengeluaran pemerintah pusat RPP berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan commit to user 75 oleh nilai probabilitas RPP yang nilainya lebih besar dari 5, yaitu 0,0000. TABEL 4.9 Hasil Uji t Variabel Probabilitas α ket DAU 0,9793 0,0500 tidak signifikan RBM 0,0336 0,0500 signifikan RPP 0,0000 0,0500 signifikan Sumber: Data diolah b. Uji F F Test Hasil olah data dengan menggunakan program Eviews 3.0 menunjukkan bahwa nilai F stat F tabel, yaitu 59211,7519,50 artinya Ho ditolak dan Ha diterima atau tidak sama dengan nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 5 secara bersama – sama variabel Proporsi Dana Alokasi Umum DAU, Rasio Belanja Modal Provinsi dengan Pengeluaran Pemerintah Pusat RBM dan Rasio Pengeluaran Pemerintah Provinsi dengan Pengeluran Pemerintah Pusat berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Ketimpangan Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Tabel 4.10 Hasil Uji F F stat tanda F tabel ket 59211,75 19,50 signifikan Sumber: Data diolah

5. Koefisien Determinasi R