commit to user
33
9. Indeks Williamson
Indeks Williamson pertama kali digunaan oleh Jeffrey G. Williamson.
Indeks ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah. Rumus yang digunakan,
sebagai berikut:
dimana, Y
i
= PDRB per kapita di Kabupaten i Y = PDRB per kapita rata – rata di Provinsi
F
i
= jumlah penduduk di Kabupaten i N = jumlah penduduk di provinsi
Kriteria yang digunakan dalam penelitian yaitu apabila nilai Indeks Williamson
kurang dari 0,30 termasuk ketimpangan rendah, dan apabila Indeks Williamson berada diantara 0,30 – 0,50 termasuk ketimpangan
sedang. Sedangkan, apabila Indeks Williamson lebih dari 0,50 termasuk ketimpangan tinggi Nuraini, 2000.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Joko Waluyo pada tahun 2007, berjudul “Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan
Pendapatan Antar Daerah di Indonesia ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar daerah. Metode penelitian yang digunakan adalah
commit to user
34 model ekonometrika persamaan simultan dengan menggunakan data panel antar
propinsi. Asumsi utama yang digunakan dalam model penelitian adalah tidak ada keterkaitan antar daerah tak ada migrasi penduduk antardaerah, pergerakan
modal dan barang antar daerah. Teknik estimasi yang digunakan adalah Two Stage Least Square TSLS
. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data atas dasar harga konstan tahun 2003 dan berupa data level pada tingkat propinsi.
Hasil menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal berdampak pertumbuhan ekonomi tinggi yang relatif terjadi di daerah pusat bisnis dan daerah yang kaya
sumberdaya alam daripada daerah bukan pusat bisnis dan miskin sumberdaya alam. Mekanisme alokasi dana bagi hasil SDA untuk investasi sektor kunci dalam
perekonomian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, desentralisasi fiskal akan berdampak mengurangi ketimpangan pendapatan antar
daerah terutama antara daerah – daerah di Pulau Jawa dengan Luar Pulau Jawa dan antara Kawasan Barat Indonesia KBI dengan Kawasan Timur Indonesia
KTI. Penelitian yang dilakukan Charlos Chrisyanto pada tahun 2006, berjudul
“Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Perekonomian Antar Daerah Di Indonesia
”. Terjadinya perbedaan dari distribusi pendapatan antar daerah dan distribusi pengeluaran pemerintah pusat dan daerah merupakan suatu
permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. Perbedaan tersebut terjadi selama bertahun – tahun lamanya sehingga
menyebabkan terjadinya ketimpangan daerah satu dengan daerah yang lain. Penelitian bertujuan untuk menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi
ketimpangan ekonomi daerah melalui Indeks Williamson, faktor – faktor yang
commit to user
35 dianalisa adalah PDRB, pendapatan per kapita dan pengeluaran daerah untuk
pembangunan selama masa dan sebelum krisis ekonomi. Metode analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan data 30 provinsi di
Indonesia tahun 1989 – 2003, dengan variabel terikat adalah ketimpangan daerah yang diukur dengan Indeks Williamson, dan variabel bebas adalah pendapatan
per kapita, pengeluaran pembangunan dan dummy krisis untuk pembangunan. Pendugaan dilakukan dengan Metode Ordinary Least Square OLS.
Hasil analisa Christianto menunjukkan bahwa terjadinya ketimpangan ekonomi antar daerah disebabkan oleh tingginya pendapatan per kapita DKI
Jakarta yang menyebabkan ketimpangan di Pulau Jawa dan tingginya pendapatan di Kalimantan Timur yang menyebabkan ketimpangan di Luar Pulau Jawa.
Interpretasi analisa model regresi menunjukkan bahwa ketimpangan daerah dengan melihat faktor migas dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah daerah
pada saat dua tahun sebelumnya dan terjadinya krisis ekonomi. Sedangkan ketimpangan daerah tanpa melihat faktor migas dipengaruhi oleh pendapatan per
kapita daerah dan pengeluaran pemerintah. Pada tahun 2009, Purwanto melakukan penelitian yang diberi judul
“Pembiayaan Pembangunan Daerah Dalam Perekonomian Regional Di Indonesia
”. Analisis dilakukan di tingkat regional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran belanja modal pemerintah daerah terhadap
kinerja perekonomian daerah. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kuantitatif. Model regresi dalam bentuk analisis cross section dengan periode analisis tahun
2007. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan pendapatan per kapita regional dan variabel bebas yang diambil adalah belanja modal CXP,
commit to user
36 proporsi usia produktif PAG, angka tidak melek huruf ILI, dan dummy
variabel DUMM. Standar prosedur untuk tes statistic dari model akan dihitung
dengan menggunakan standar asumsi klasik regresi yang kemudian dilakukan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian Purwanto menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh positif dan signifikan, proporsi usia produktif berpengaruh positif dan signifikan,
angka tidak melek huruf berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita regional. Koefisien determinasi yang
dihasilkan sebesar 0,59. Sedangkan, uji F yang dihasilkan adalah bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
C. Kerangka Pemikiran