Nilai Ekuitas Merek Brand Equity

c. Asosiasi Merek Brand Association Segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga menbentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. d. Loyalitas Merek Brand Loyalty Ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.

2. Nilai Ekuitas Merek Brand Equity

Apabila merupakan suatu nilai, berarti ekuitas merek brand equity dapat diukur. Young dan Rubicam Y R dalam Simamora, 2003:51, sebuah agen iklan global ternama mengembangkan metode untuk mengukur ekuitas merek brand equity yang dinamakan Brand Asset Valuator. Mereka mengatakan bahwa untuk mengetahui nilai ekuitas merek brand equity, ada empat hal utama yang diukur, yaitu: a. Diferensiasi Differentiation, yaitu ukuran seberapa berbeda distinctive suatu merek dibanding merek lainnya. b. Relevansi Relevance, yaitu relevansi merek dengan konsumen. Apakah merek memiliki arti?. Apakah merek cocok secara personal?. Universitas Sumatera Utara c. Kebanggaan Esteem, yaitu ukuran tentang apakah merek memperoleh penghargaan yang tinggi dan dianggap sebagai yang terbaik di kelasnya. d. Pengetahuan Knowledge, yaitu ukuran tentang pemahaman mengenai merek Total Research, perusahaan layanan riset di Amerika, mengembangkan metode mengukur ekuitas merek brand equity yang dinamakan EquiTrend. Mereka mengekspos komponen-komponen yang diukur dalam Simamora, 2003:52, yaitu: a. Salience, yaitu persentase responden yang memiliki opini tentang merek. b. Perceived Quality. Ini merupakan inti EquiTrend. Di dalamnya sudah tercermin kesukaan terhadap merek, kepercayaan, kebanggaan dan keinginan untuk merekomendasikan merek. c. Kepuasan Pemakai Merek. Ekuitas merek brand equity yang tinggi didukung oleh brand value yang bersifat khusus serta sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan Rangkuti, 2004:222. Brand value terkait dengan seberapa jauh konsumen mengerti dan mempunyai asosiasi positif terhadap merek. Asosiasi dapat dibentuk melalui pendekatan kinerja produk layanan brand performance, pendekatan emosi atau personifikasi brand imagery. Brand performance terkait dengan atribut intrinsik atribut yang melekat pada produk layanan, sedangkan brand imagery terkait dengan atribut ekstrinsik atribut yang tidak terkait secara langsung dengan produk layanan Soehadi, 2005: 15. Rangkuti 2004:220 mengungkapkan cara menganalisis brand value, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Memperhatikan dimensi nilai-nilai apa saja yang relevan dari sisi konsumen yang harus tedapat pada suatu merek. Contohnya, untuk produk makanan yang paling mendasar adalah nilai aman dan rasanya enak. 2 Menentukan Unique Selling Proposition USP yang berkaitan dengan merek tertentu secara spesifik. Nilai ini harus spesifik dan tidak boleh terdapat pada nilai yang melekat pada merek pesaing distinctive value. 2 Membuat strategi untuk pengembangan merek tersebut. Caranya adalah secara konsisten dan terus-menerus berupaya mengelola ekuitas merek brand equity serta USP dalam satu kesatuan yang terintegrasi. 3 Mengusahakan untuk tidak membuat bingung pelanggan dengan memberikan banyak nilai pada suatu merek. 4 Merek yang berhasil memiliki nilai yang spesifik, unik, tidak mudah ditiru, sehingga dapat menciptakan superior customer value, distinctive customer satisfaction, dan superior market position.

3. Manfaat Ekuitas Merek Brand Equity